Blogger Widgets
Powered By Blogger

Senin, 19 Mei 2014

laporan praktikum genetika "dominan tak penuh"



Laporan Praktikum Genetika
ACARA 7
DOMINAN TAK PENUH
http://nidahermina5.files.wordpress.com/2012/01/logo_unib.png?w=614
DISUSUN OLEH
     NAMA    : NICO DWI ARDIYANSAH
                                                        NPM        : E1J013079
                                                        DOSEN    : Ir.Dotti Suryati.M.Sc
                                                        Co- Ass    : Chrisman
                                                        Shift 1. Senin (10.00-12.00)
                                                               Kelompok 3

Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
     Suatu persilangan atau perkawinan tidak selamanya yang dominan menutupi yang resesif, hal ini dikarenakan karena terjadi dominan tak penuh (Anonim.2012). 
     Karena itu dominan suatu alel terhadap alel yang lain tidak selalu terjadi. Penampakan suatu gen dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan, umur, jenis kelamin, spesies, fisiologi, genetika dan faktor – faktor lainnya. Tidak adanya dominasi telah diketahui pada awal sejarah penelitian gen. Perubahan dominasi ini timbul karena interaksi alel, baik antar alel pada lokus yang sama maupun pada lokus yang berbeda.Dominan DUA alele menghasilkan hasil yang sama, kecuali dalam keadaan tertentu, allele resesip tidak manghasilkan sesuatu. Heterosigot menghasilkan jumlah yang lebih sedikit darupada homosigot dominan, tetapi lebih banyak dari pada homosigot resesif (Suryo.2001). 
     Dominan tak penuh disebut juga sebagai pastial dominan atau incomplete dominance. Pada acara 1 dan 2 (Mendel I dan Mendel II), prinsip Mendel dipraktekkan secara simulasi menggunakan kancing genetika dengan ekspresi gen dominan penuh (complete dominance). Incompolete atau partial dominan tak penuh yaitu ekspresi gen pada turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediat (antara) dari hasil silangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras (seperti panjang ; pendek, besar ; kecil, merah ; putih, dsb).
      Sebagai contoh bunga kembang pukul empat dan anyelir warna merah disilangkan dengan bunga warna putih, maka F1-nya akan berwarna merh muda (pink). Disini terlihat bahwa baik merah atau putih (tidak dominan). Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai warna merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Fenotip ini dikontrol oleh pasangan alel yang keduanya tidak dominan, maka F2 mempunyai ratio sama dengan ratio genotipenya ( 1 merah : 2 pink : 1 putih) (Dotti suryati.2012)
1.2  Tujuan Praktikum:
- Mengetahui ekspresi gen partial dominance atau dominan tak jenuh
-
Melihat langsung (melalui foto-foto) hasil silangan yang partial dominance.
  


BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Bahan dan Alat :
-
LCD atau Over head Projector (OHP)
- Transparansi
Prosedur Kerja :
- Mengamati dan mendiskusikan foto – foto hasil persilangan yang ditunjukkan melalui transparansi.
  













BAB III
Hasil Pengamatan



                                                   














BAB IV
  PEMBAHASAN
         Dominan tak penuh di sebut juga dominan suatu alel terhadap alel yang lain tidak selalu terjadi. Penampakan suatu gen dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan, umur, jenis kelamin, spesies, fisiologi, genetika dan faktor – faktor lainnya.
Dominan tak penuh disebut juga sebagai pastial dominan atau incomplete dominance. Incompolete atau partial dominan tak penuh yaitu ekspresi gen pada turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediat (antara) dari hasil silangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras (seperti panjang ; pendek, besar ; kecil, panjang ; pendek, dsb).
       Dari hasil pengamatan antara persilangan antara bunga Anyelir merah dan bunga anyelir putih, ditemukan bahwa hasil persilangan F1 semua bunga akan berwarna merah muda (pink). Disini terlihat bahwa baik merah maupun putih tidak ada yang dominan dan tidak ada yang resesif. Warna kedua parentalnya saling mempengaruhi. Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Oleh sebab itu pada F2 rasio fenotipenya .1:2:1.
       Disini terlihat bahwa baik merah atau putih (tidak dominan). Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai warna merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Fenotip ini dikontrol oleh pasangan alel yang keduanya tidak dominan, maka F2 mempunyai ratio sama dengan 1:2:1.
.
.














BAB V
  PENUTUP
Kesimpulan
 
Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:
 1. Suatu persilangan tidak selamanya dominan menutupi resesif, ada kalanya dominan dan resesif saling mempengaruhi dan menghasilkan anakan dengan jenis yang baru hal ini di karenakan dominan tak penuh. 2.Dominan tak penuh adalah ekspresi gen pada turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediat (antara) dari hasil silangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras.






















DAFTAR PUSTAKA
          Anonim.2014.Dominan Tak Penuh. http://www.wikipedia.com/dominan-tak-penuh.html (diakses 06-05-2014)
Suryati, Dotti. 2014. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Welsh, James R.. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA MENYUSUN SILSILAH KELUARGA



Laporan Praktikum Genetika
ACARA 8
MENYUSUN SILSILAH KELUARGA
http://nidahermina5.files.wordpress.com/2012/01/logo_unib.png?w=614
DISUSUN OLEH
     NAMA    : NICO DWI ARDIYANSAH
                                                        NPM        : E1J013079
                                                        DOSEN    : Ir.Dotti Suryati.M.Sc
                                                        Co- Ass    : Chrisman
                                                        Shift 1. Senin (10.00-12.00)
                                                               Kelompok 3

Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
     Genetika disebut juga ilmu keturunan. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat, bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan dari generasi ke generasi, serta variasi-variasi yang mungkin timbul di dalamnya atau yang menyertainya. Pewarisan sifat tersebut dapat terjadi melalui proses seksual. Genetika berusaha menjelaskan material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik), bagaimana informasi tersebut diekspresikan (ekspresi genetik), dan bagaimana informasi tersebut dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik) (Anonim.2012).
Adanya sifat – sifat yang ada pada tetua, menjadikan keturunannya memiliki sifat – sifat itu. Namun pada keturunannya merupakan perpaduan dari dua sifat yang berbeda. Adanya perkawinan membuat keanekaragaman tiap generasi. Pada praktikum ini, yang pertama dilakukan adalah survey tentang adanya gen botak pada seseorang. Menurut teori, sifat botak merupak sifat yang akan terus menurun dari generasi ke genarasi. Kebotakan dapat terjadi secara keseluruhan pada kepala atau juga hanya bagian tertentu saja yang botak. Namun bagaimana pun kedua hal tersebut merupakan sifat botak yang menurut teori adakn diwariskan pada generasi selanjutnya. Hal yang kedua akan disurvei adalah mengenai pewarisan golongan darah. Setiap perpaduan antara dua individu akan menghasilkan keturunan yang memiliki golongan darah yang sama atau perpaduan keduanya. Golongan darah yang dikenal saat ini adalah A, B, AB, dan O (Dimas.2010).
         Secara kebetulan, penyakit genetika yang diwariskan secara Mendelian pertama kali ditemukan pada keluarga kerajaan inggris, yaitu keluarga dari keturunan Ratu Victoria. Penyakit yang diturunkan oleh keluarga kerajaan ini adalah penyakit hemophilia, yaitu penyakit kelainan genetis yang disebabkan karena kegagalan system darah untuk membekukan darah pada waktu luka. Jika demikian maka akan terjadi pendarahan terus-menerus dan menyebabkan kematian karena penderita tersebut kehabisan darah. Asal usul penyakit ini diduga dari Ratu Victoria (Ratu Inggris abad ke 18) atau dari salah seorang ibu bapaknya. Kelainan mutasi ini kemudian diwariskan secara turun-temurun menurut garis ibu. Penderita dilarang keras untuk melakukan kegiatan yang menyebabkan luka, termasuk khitan (Suryati, Dotti. 2012).
1.2   Tujuan Praktikum

Mahasiswa diminta untuk membuat silsilah keluarga berdasarkan data mahasiswa masing-masing sebanyak-banyaknya.
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Bahan dan Alat :
-
Data genetis (golongan darah, batas rambut jidat, ujung lidah membulat atau tidak, cuping telinga) dari mahasiswa dan keluarganya.
Prosedur Kerja :
- Untuk praktikum ini Anda diminta untuk membuat silsilah keluarga berdasarkan data keluarga masing-masing (kakek/nenek, Ayah/Ibu, saudara sekandung, bila mungkin lebih lengkap). Setelah itu, Anda diminta untuk mengestimasikan genotype keluarga Anda. 














BAB III
Hasil Pengamatan
        Silsilah Golongan Darah (A,B,AB, dan O)
                                                                                                    
                                                               

                                                   

































 




Silsilah batas rambut jidat dominan membulat (WW) atau resesif (ww)
 


                                                   

































 







Silsilah Ujung lidah dominan membulat (RR) atau resesif (rr)
 


                                                   

































 



Silsilah bentuk cuping telinga dominan (EE) atau resesif (ee)
 


                                                   

































 







BAB IV
  PEMBAHASAN
Berdasarkan teori, bahwa sifat yang dominan seperti jidat yang membulat, cuping telinga tidak menempel, golongan darah dan sifat dominan lainnya selalu muncul lebih banyak di wariskan kepada keturunannya dan hal itu juga yang menyebabkan bahwa sifat dominan itu selalu muncul lebih besar daripada sifat yang resesif.
Pada praktikum mengenai silsilah keluarga, hal yang saya perhatikan adalah mengenai golongan darah, dimana golongan darah dari ayah saya adalah AB dan begitu juga ibu saya memiliki golongan darah B. Berdasarkan teori penggolongan darah berdasarkan silsilah bahwa semua keturunannya akan mempunyai darah AB dan B. Hal tersebut terbukti karena dari empat bersaudara, tiga mempunyai golongan darah AB dan satu anak bergolongan darah B
Bapak saya mempunyai batasan rambut bersifat Dominan (membulat) (ww) menikah dengan ibu yang mempunyai batasan rambut bersifat dominan (membulat) juga (WW) sehingga semua keturunannya mempunyai batasan rambut bersifat dominan (ww). Sehingga dapat diketahui bahwa sifat fisik tersebut diturunkan tetua kepada keturunannya.
Diketahui bahwa nenek dari pihak ayah mempunyai ujung lidah bersifat dominan (RR) menikah dengan kakek yang mempunyai ujung lidah bersifat dominan (RR), sehingga semua keturunannya mempunyai ujung lidah bisa membulat (dominan RR). Sehingga keturunannya yaitu saya dan ketiga saudara saya mempunyai ujung lidah yang bisa membulat (RR). Sehingga dapat diketahui bahwa sifat fisik tersebut diturunkan tetua kepada keturunannya, dan dapat pula diketahui silsilahnya.
Nenek dari pihak ayah mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan kakek yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE). Kemudian bapak yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan ibu yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE), sehingga semua keturunannya kepada saya beserta ke tiga saudara mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) pula.
                Dari data  diatas dapat dilihat bahwa pada proses ini terjadi pembelahan mitosis karena sifat dari induknya walaupun terjadinya adalah pembelahan meiosis ada yang membawa separuh sifat dari Ibu dan separuh sifat Ayah. Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut dapat meliputi fisik, fisiologis, dan psikologis.


BAB V
  PENUTUP
Kesimpulan
 
Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:
·         Dengan pola pewarisan tertentu telah di terlihat bahwa pola pewarisan sifat yang dominan selalu diturunkan kepada keturunan nya dan selalu lebih besar.
·           Sifat fisik yang dominan hampir selalu muncul pada keturunannya.
·         Kita mampu mengetahui dan menyusun silsilah sifat sifat fisik dari keluarga kita berdasarkan teori dari penuntun dan sifat dominan lah yang paling sering muncul, seperti yang jidat membulat, ujung lidah membulat, golongan darah dan lain lain.
·         Pada pengamatan golongan darah, golongan darah diturunkan juga oleh tetua kepada keturunannya sesuai dengan genotif-genotif yang dimiliki oleh kedua tetua yang menurunkannya.
·         Tetua yang memiliki suatu sifat tertentu yang diturunkan pada tetua sebelumnya, akan mewriskaknnya juga pada keturunannya.










DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Genetika.http://www.wikipedia.com/genetika.html (diakses pada 6 Mei 2014)
Dimas.2010.Silsilah. http://dimas.wordpres.com/silsilah.html (diakses pada 6 Mei 2014)
Suryati, Dotti. 2012. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.