Laporan Praktikum Genetika
ACARA 7
DOMINAN TAK PENUH
DOMINAN TAK PENUH
DISUSUN OLEH
NAMA : NICO DWI ARDIYANSAH
NPM : E1J013079
DOSEN
: Ir.Dotti Suryati.M.Sc
Co-
Ass : Chrisman
Shift 1. Senin
(10.00-12.00)
Kelompok 3
Kelompok 3
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Dasar
Teori
Suatu
persilangan atau perkawinan tidak selamanya yang dominan menutupi yang resesif,
hal ini dikarenakan karena terjadi dominan tak penuh (Anonim.2012).
Karena itu dominan suatu alel
terhadap alel yang lain tidak selalu terjadi. Penampakan suatu gen dapat
dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan, umur, jenis kelamin, spesies,
fisiologi, genetika dan faktor – faktor lainnya. Tidak adanya dominasi telah
diketahui pada awal sejarah penelitian gen. Perubahan dominasi ini timbul
karena interaksi alel, baik antar alel pada lokus yang sama maupun pada lokus
yang berbeda.Dominan DUA alele menghasilkan hasil yang sama, kecuali dalam
keadaan tertentu, allele resesip tidak manghasilkan sesuatu. Heterosigot
menghasilkan jumlah yang lebih sedikit darupada homosigot dominan, tetapi lebih
banyak dari pada homosigot resesif (Suryo.2001).
Dominan tak penuh disebut
juga sebagai pastial dominan atau incomplete dominance. Pada acara 1 dan 2
(Mendel I dan Mendel II), prinsip Mendel dipraktekkan secara simulasi
menggunakan kancing genetika dengan ekspresi gen dominan penuh (complete
dominance). Incompolete atau partial dominan tak penuh yaitu ekspresi gen pada
turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediat (antara) dari hasil
silangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras (seperti panjang ;
pendek, besar ; kecil, merah ; putih, dsb).
Sebagai contoh bunga kembang pukul empat dan
anyelir warna merah disilangkan dengan bunga warna putih, maka F1-nya akan
berwarna merh muda (pink). Disini terlihat bahwa baik merah atau putih (tidak
dominan). Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai warna merah muda (pink)
pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Fenotip ini
dikontrol oleh pasangan alel yang keduanya tidak dominan, maka F2 mempunyai
ratio sama dengan ratio genotipenya ( 1 merah : 2 pink : 1 putih) (Dotti
suryati.2012)
1.2 Tujuan
Praktikum:
- Mengetahui ekspresi gen partial dominance atau dominan tak jenuh
- Melihat langsung (melalui foto-foto) hasil silangan yang partial dominance.
- Mengetahui ekspresi gen partial dominance atau dominan tak jenuh
- Melihat langsung (melalui foto-foto) hasil silangan yang partial dominance.
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Bahan dan Alat :
- LCD atau Over head Projector (OHP)
- Transparansi
- LCD atau Over head Projector (OHP)
- Transparansi
Prosedur Kerja :
- Mengamati dan mendiskusikan foto – foto hasil persilangan yang ditunjukkan melalui transparansi.
- Mengamati dan mendiskusikan foto – foto hasil persilangan yang ditunjukkan melalui transparansi.
BAB III
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Dominan tak
penuh di sebut juga dominan suatu alel terhadap alel yang lain tidak selalu
terjadi. Penampakan suatu gen dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor
lingkungan, umur, jenis kelamin, spesies, fisiologi, genetika dan faktor – faktor
lainnya.
Dominan tak penuh disebut juga
sebagai pastial dominan atau incomplete dominance. Incompolete atau partial
dominan tak penuh yaitu ekspresi gen pada turunan berdasarkan pengamatan
fenotip yang intermediat (antara) dari hasil silangan tetua dengan karakter
yang berbeda dan kontras (seperti panjang ; pendek, besar ; kecil, panjang ;
pendek, dsb).
Dari hasil pengamatan antara persilangan
antara bunga Anyelir merah dan bunga anyelir putih, ditemukan bahwa hasil
persilangan F1 semua bunga akan berwarna merah muda (pink). Disini terlihat
bahwa baik merah maupun putih tidak ada yang dominan dan tidak ada yang
resesif. Warna kedua parentalnya saling mempengaruhi. Oleh karena warna merah
diekspresikan sebagai merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai
partial atau tak penuh. Oleh sebab itu pada F2 rasio fenotipenya .1:2:1.
Disini terlihat bahwa baik merah atau putih (tidak dominan). Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai warna merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Fenotip ini dikontrol oleh pasangan alel yang keduanya tidak dominan, maka F2 mempunyai ratio sama dengan 1:2:1.
.
.
Disini terlihat bahwa baik merah atau putih (tidak dominan). Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai warna merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Fenotip ini dikontrol oleh pasangan alel yang keduanya tidak dominan, maka F2 mempunyai ratio sama dengan 1:2:1.
.
.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:
Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:
1. Suatu
persilangan tidak selamanya dominan menutupi resesif, ada kalanya dominan dan
resesif saling mempengaruhi dan menghasilkan anakan dengan jenis yang baru hal
ini di karenakan dominan tak penuh. 2.Dominan tak penuh adalah ekspresi gen
pada turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediat (antara) dari
hasil silangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2014.Dominan Tak Penuh.
http://www.wikipedia.com/dominan-tak-penuh.html (diakses
06-05-2014)
Suryati, Dotti. 2014. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Welsh, James R.. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga
Suryati, Dotti. 2014. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Welsh, James R.. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar