Blogger Widgets
Powered By Blogger

Kamis, 21 Mei 2015

laporan praktikum pemuliaan tanaman keragaman dan heretabilitas


                   LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
ACARA VI
KERAGAMAN DAN HERITABILITAS

Disusun oleh :                
                                    Nama : Nico Dwi Ardiyansah
                                    NPM : E1J013079
                                    Shift   : A1 . Senin (08:00-10:00)
                                    Dosen : Dr.Ir.Catur Herison,M.Sc
                                    Coass : 1. Niko Dwitama
    2. Nora Okta
                         
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Heritabilitas merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui kemampuan tetua dalam menurunkan kesamaan sifat kepada keturunannya. Oleh karena itu heritabilitas perlu diketahui karena dapat membantu para pemulia untuk menghasilkan tanaman dengan sifat yang diinginkan. Pengetahuan tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu populasi merupakan modal penting dalam program pemuliaan tanaman, karena keragaman genotipe mencerminkan besarnya potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima perbaikan.
            Pengetahuan tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu populasi merupakan modal penting dalam program pemuliaan tanaman, karena keragaman genotipe mencerminkan besarnya potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima perbaikan. Populasi dengan keragaman genotipe rendah mencirikan bahwa anggota populasi tersebut secara genetis relatif homogen sehingga seleksi untuk mendapatkan tanaman unggul akan sulit dilakukan. Untuk dapat menentukan besarnya kergaman genotipe suatu populasi perlu diketahui komponen-komponen yng menyusun keragaan individu tanaman penyusun populasi. Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan seleksi, guna meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang bersegresi dapat berbeda karena perbedaan macam persilangan.








1.2 Tujuan Praktikum
Mempelajari cara penafsiran besarnya keragaman genotipe dan heritabilitas arti luas dari karakter-karakter tanaman.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan seleksi, guna meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang bersegresi dapat berbeda karena perbedaan macam persilangan. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman merupakan perwujudan dari faktor genetis yang menjadi ciri bawaan dari tanaman tersebut (genotipe) dan faktor lingkungan yang menjadi tempat tumbuhnya. Secara sederhana hubungan tersebut dapat dilambangkan sebagai berikut : P = G + E. Heritabilitas merupakan nilai relative yang menunjukkan besarnya sumbangan keragaman genotipe yang dinyatakan: H2=s2G/s2P x 100% (Tim Penyusun. 2015).
            Hubungan Heretabilitas dengan penentuan metode seleksi yang akan diterapkan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.    Bila nilai heritabilitas tinggi, maka metode seleksi yang paling tepat  digunakan adalah metode seleksi masssa, sebaliknya bila rendah digunakan metode silsilah. 2.    Bila ragam epistasi tinggi, maka metode yang tepat adalah metode seleksi di antara famili dan pemuliaan galur 3.    Bila peran gen dominant lebih menonjol maka program pemuliaan diarahkan untuk pembuatan galur silang-dalam untuk membentuk hibrida. 4.    Bila ragam interaksi genetic dan lingkungan, maka program pemulia diarahkan untuk mendapatkan varietas yang sesuai dengan wilayah ekologis tertentu. 5.    Heritabilitas dalam arti sempit dapat digunakan untuk menduga kemajuan genetic harapan akibat seleksi (Allard, R. W, 1995).
          Untuk dapat menaksir peran genotipa dan lingkungan ini dapat dihitung melalui keragaman fenotipa pada suatu populasi. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka keragaman fenotipa merupakan jumlah dari keragaman yang disebabkan genotipa dan keragaman yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan.oleh karena yang ingin diketahui terutama tentang pengaruh genotipa maka yang perlu dihitung hanya ratio keragaman genotipa terhadap keragaman fenotipa. (Johnson and Rendel, 1966).
            Metode seleksi merupakan proses yang efektif untuk memperoleh sifat–sifat yang dianggap sangat penting dan tingkat keberhasilannya tinggi (Kasno, 1992). Untuk mencapai tujuan seleksi, harus diketahui antar karakter agronomi, komponen hasil dan hasil, sehingga seleksi terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Zen, 1995).
      Menurut Poehlman (1983), keberhasilan suatu program pemuliaan tanaman pada hakekatnya sangat tergantung kepada adanya keragaman genetik dan nilai duga heritabilitas. Sementara itu Knight (1979) menyatakan bahwa pendugaan nilai keragaman genetik, dan nilai duga heritabilitas bervariasi tergantung kepada faktor lingkungan.

BAB III
    BAHAN DAN METODE
3.1 Bahan Dan Alat
Alat : Pengaris,Alat tulis,Buku catatan
Bahan : Tanaman cabe

3.2 Cara Kerja
Pengamatan dilakukan dengan mengukur indikator genotipe lebar daun, panjang daun, panjang tangkai, jumlah daun, sbb:
1.    Lebar daun diukur pada daun ketiga dari permukaan tanah hingga daun tertinggi,yaitu di daerah tengah daun mengunakan mistar.
2. Panjang daun diukur dari pangkal daun hingga ujung daun mengunakan mistar.
3.      Panjang tangkai daun diukur dari ketiak daun hingga helai daun muncul mengunakan mistar.
4.      Jumlah daun dihitung mulai dari daun pada tangkai ketiga hingga daun pada titik tumbuh tertinggi.



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Fk =
Fk =  = 3325,6
JK tot= 84,7
Jk gen= 67,4
Jk gal= 17,3
sk
db
jk
kt

genotipe
9
67,4
7,48
+
eror
10
17,3
1,73
total
19
84,7


         = 1,73
+
1,73+ 2 7,48
+
H  = =  X 100%= 62,3%
 nilai heritabilitas dikategorikan tinggi yang artinya tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik serta diwariskan
Tabel 1.Panjang Daun
GENOTIPE
PANJANG DAUN
Jumlah
I
II
9
12
11
23
10
13
15
28
G1
14,5
11
25,5
G2
12,1
10,1
22,2
G3
13,4
13,3
26,7
49
13,5
13
26,5
48
12,4
11,5
23,9
39
18
17,1
35,1
38
9,6
26
35,6
37
11,5
13,9
25,4
jumlah
257,9







      =  1,56 (sempit)
Kkg=   = 47,1 %(sangat luas)
Kkf =   = 59,6 %(agak luas)

 










Tabel Panjang Tangkai
GENOTIPE
PANJANG TANGKAI
Fk =
Fk =  = 644,11
JK tot= 45,6
Jk gen= 39,4
Jk gal= 6,23
sk
db
jk
kt

genotipe
9
39,4
4,37
+
eror
10
6,23
0,623
total
19
45,6


         =0,623
+
0,623+ 2  4,37
+
 2,49
H  = =  X 100%= 75,1 %
Nilai heritabilitas termasuk dalam kategori tinggi dan artinya tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik serta diwariskan.
Jumlah
I
II
9
4
5
9
10
6
7
13
G1
4
4
8
G2
5
4,5
9,5
G3
5
5,2
10,2
49
8,2
7,3
15,5
48
7,5
8,9
16,4
39
5,5
6,5
12
38
4,7
7,2
11,9
37
3,8
4,2
8
Jumlah
113,5











     = 0,90  (sempit)
Kkg=      = 57,3 %(sangat luas)
Kkf =     = 66 % ( agak luas)

 









Fk =
Fk =  = 614,94
JK tot= 102,88
Jk gen= 54,75
Jk gal= 48,13
sk
db
jk
kt

genotipe
9
54,75
6,08
+
eror
10
48,13
4,81
total
19
102,88


         = 4,81
+
4,81+ 2  6,08
+
5,44
H  = =  X 100%= 11,67%  nilai heritabilitas dikategorikan rendah artinya tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan tidak dapat diwariskan
Tabel lebar daun
GENOTIPE
LEBAR DAUN
Jumlah
I
II
9
5,5
4
9,5
10
8
9
17
G1
4,1
3,8
7,9
G2
4,8
4,4
9,2
G3
4,3
4,8
9,1
49
6
4,8
10,8
48
4,6
3,9
8,5
39
6,7
6,2
12,9
38
3,9
13,4
17,3
37
4,2
4,5
8,7
Jumlah
110,9








      = 1,58 (sempit)
Kkg=   = 33,7 % (luas)
Kkf =     =99 % (agak luas)


 









4.2  Pembahasan

Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan seleksi, guna meningkatkan sifat. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman merupakan perwujudan dari faktor genetis yang menjadi ciri bawaan dari tanaman tersebut (genotipe) dan faktor lingkungan yang menjadi tempat tumbuhnya.
Analisis ragam yang kami lakukan didasarkan pada beberapa variabel yang diamati lebar daun, panjang daun, dan panjang tangkai. Analisis yang didapat menunjukkan bahwa ragam lingkungan maka didapat nilai heritabilitas lebar daun tergolong rendah. variable panjang daun memiliki ragam tinggi, variabel panjang tangkai bernilai ragam sedang. Berdasarkan 3 variabel tersebut dapat dianalisis bahwa nilai ragam dan heritabilitas maka fenotipe yang muncul pada setiap indikator tersebut lebih cenderung dipengaruhi oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan. Dengan demikian apabila terjadi perbedaan penampilan antar genotipe cabe maka hal tersebut disebabkan perbedaan genotipe pada cabe tersebut.
Nilai koefisien genetik pada cabai pada lebar daun tergolong sempit dengan demikian cabe akan lebih cenderung sulit mempertahankan genotipe lebar daun dari generasi kegenerasi berikutnya karena dipengaruhi oleh lingkungan secara nyata. Standar deviasi indikator panjang daun berkriteria sempit, dengan demikian juga cabe akan lebih sulit mempertahankan genotipe panjang daun dari generasi kegenerasi berikutnya kaena dipengaruhi oleh lingkungan secara nyata. Standar deviasi panjang tangkai bernilai sempit yang berarti panjang tangkai ini akan bergantung dengan kondisi lingkungan sehingga pada keadaan lingkungan yang sama dimungkinkan terjadinya perbedaan fenotipe pada tangkai daun.
Koefisien Keragaman genetik pada indikator lebar daun yaitu luas, berdasarkan kriteria ini dapat dianalisis bahwa lebar daun cabe akan memiliki keseragaman walaupun cukup kecil  antar genotipe. Hal ini berarti dimungkinkan cabe memiliki lebar daun yang berbeda namun perbedaan tersebut tetap dipengaruhi oleh genotipe cabe tersebut. koefisien Keragaman indikator panjang daun juga sangat luas yang berarti keterkaitan panjang daun antar genotipe cukup beragam. Hal ini memungkinkan bahwa persebaran panjang daun cabe akan mmiliki rentang tinggi. Koefisien keragaman Indikator panjang tangkai berkriteria sangat luas, yang berarti bahwa genotipe yang diamati memiliki keberagaman yang cukup tinggi antar genotipe.
Koefisien Keragaman fenotipe atau penampilan yang dapat diamati pada indikator lebar daun bernilai agak luas. Hal ini berarti peran genotipe cukup sesuai dengan kenampakan fenotipe, dan rentang antar tanaman cukup berbeda-beda. Nilai keragaman panjang daun berkriteria agak luas yang berarti ada sedikit perbedaan kenampakan pada panjang daun disetiap tanaman cabe. Tangkai daun pada tanaman cabe memiliki keragaman fenotipe yang agak luas sehingga antar tanaman cabe pada tangkai daunnya dimungkinkan ada persamaan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa :
1.                 Heritabilitas merupakan nilai relative yang menunjukkan besarnya sumbangan keragaman genotip dan Fenotipe. Untuk dapat menaksir peran genotipe dan lingkungan ini dapat dihitung melalui keragaman fenotipa pada suatu populasi.        
2.                  Nilai heritabilitas pada tanaman cabe yang diamati meliputi panjang tangkai,lebar daun, dan panjang daun memiliki nilai heritabilitas yang dikategorikan tinggi . berarti tanaman cabe dipengaruhi oleh faktor genetik dan dapat diwariskan.
Nilai standar deviasi pada tanaman cabe yang diamati meliputi,panjang tangkai,lebar daun,dan panjang daun, rata-rata memiliki karakter yang sempit. Yang berarti tanaman cabe  bergantung dengan kondisi lingkungan sehingga pada keadaan lingkungan yang sama dimungkinkan terjadinya perbedaan fenotipe.
Nilai keragaman genetik yang meliputi panjang tangkai,panjang daun, dan lebar daun memiliki karakter sangat luas yang berarti keberagaman panjang tangkai,panjang daun dan lebar daun pada setiap tanaman cabe sangat tinggi.
Nilai koefisien keragaman fenotipik pada setiap indikator atau vaariabel yang diamati memiliki karakter agak luas, yang berarti fenotipe setiap yang meliputi tiap indikator pada tanaman cabe memungkinkan terjadinya persamaan fenotipe.











DAFTAR PUSTAKA
Allard, R. W, 1995. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta: Jakarta.
Johnson and Rendel, 1966. Nilai heritabilitas lima komponen hasil kedelai dengan tiga metode
                    pendugaan.
Bogor
Kasno, A., 1992. Pemuliaan Tanaman Kacang-kacangan. Hal 39-68 Dalam: Astanto Kasno,  Marsum
                  Dahlan, dan Hasnam (ed). Prosiding Simposium Pemuliaan Tanaman I.  Peripi. Komda Jawa
                  Timur. p.307-317.
Knight, R. 1979. Quantitative genetics, statistics and plant breeding. In G.M. Halloran, R. Knight, K.S.
                  Mc Whirter and D.H.B. Sparrow (ed.) Plant breeding. Australia Vice  Consellors Comite.
                   Brisbane. p. 41- 78.
Poelhman,J.M.1983. Crop breeding a hungry word,in: D.R. Wol(Ed.). Crop          

Tim Penyusun.2015.Penuntun Praktikum Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas
                Bengkulu: Bengkulu.
Zen, S. 1995. Heritabilitas, Korelasi Genotipik dan Fenotipik Karakter Padi Gogo. Zuriat 6 (1) : 25-31.