Laporan
Praktikum Genetika
ACARA 2
Hukum Mendel 1
DISUSUN
OLEH :
NAMA :
NICO DWI ARDIYANSAH
NPM : E1J013079
Dosen : Ir.Dotti Suryati.M.Sc
Co-ass : Chrisman
Shift 1. Senin (10.00-12.00)
Kelompok 3
Kelompok 3
Laboratorium
Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
BAB I
Pendahuluan
Pendahuluan
DasarTeori
Hukum Mendel I yang dikenal sebagai Hukum Pemisahan Gen Sealel (The law of Segregation of Allelic Genes Principles of Segregation) yang berbunyi : “semasa pembentukan gamet pasangan alel suatu gen terpisah dan terdapat dalam gamet yang berlainan.” Hukum Mendel I adalah perkawinan dua tetua yang memiliki satu sifat beda (monohibrid). Setiap individu yang berkembang biak secara seksual terbentuk dari peleburan dua gamet yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis Mendel setiap sifat/karakter ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Hukum Mendel I yang dikenal sebagai Hukum Pemisahan Gen Sealel (The law of Segregation of Allelic Genes Principles of Segregation) yang berbunyi : “semasa pembentukan gamet pasangan alel suatu gen terpisah dan terdapat dalam gamet yang berlainan.” Hukum Mendel I adalah perkawinan dua tetua yang memiliki satu sifat beda (monohibrid). Setiap individu yang berkembang biak secara seksual terbentuk dari peleburan dua gamet yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis Mendel setiap sifat/karakter ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
⦁ Gen
memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter
turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel: alel resisif (tidak
selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar
di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar,
misalnya A).
⦁ Setiap
individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar
di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
⦁ Jika
sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (As dan sA pada gambar 2),
alel dominan (S atau A) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari
luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan
diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.
Hukum Mendel I berlaku pada waktu gametogenesis F1.F1
itu memiliki genotip heterozigot. Dalam peristiwa meiosis, gen sealel akan
terpisah, masing-masing membentuk gamet. Baik pada bunga jantan maupun bunga
betina menjadi 2 macam gamet. Waktu terjadi penyerbukan sendiri (F1 X F1) dan
pada proses fertilisasi gamet-gamet yang mengandung gen itu akan melebur seara
acak dan terdapat 4 macam peleburan atau perkawinan.
Tujuan
Praktikum:
- Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan hukum mendel.
- Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
- Memahami Pengertian dominan,resesif,genotipe dan fenotipe.
- Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan hukum mendel.
- Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
- Memahami Pengertian dominan,resesif,genotipe dan fenotipe.
BAB II
Bahan Dan Metode Praktikum
Bahan:
-
Model Gen (
kancing Genetik) 2 warna.
-
2 buah stoples.
Cara Kerja :
1. Ambilah model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasangan atau 60 biji(30 jantan dan 30 betina).
2. sisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan. ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3. bukalah pasangan gen diatas(langkah 2), ini dimisalkan pemisahan gen pada pembentukan gamet, baik oleh individu merah atau individu putih,.
4. gabungkan model gen jantan merah dan merah model gen betina putih dan sebaliknya. ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah dan individu putih.
5. pisahkan kembali model gen jantan baik merah maupun putih. hal ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6. selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun putih masukan kedalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih kedalam stoples betina.
7. dengan tanpa melihat sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut ambillah secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples, kemudian pasangkan.
8. lakukan secara terus menerus pengambilan model gen sampai habis dan catat setiap pasangan gen yang terambil kedalam tabel pencatatan.
9. bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil (langkah 8) ke dalam stoples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil lagi. lakukan percobaan serupa untu pengambilan 20 x, 40 x, dan 60 x.
1. Ambilah model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasangan atau 60 biji(30 jantan dan 30 betina).
2. sisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan. ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3. bukalah pasangan gen diatas(langkah 2), ini dimisalkan pemisahan gen pada pembentukan gamet, baik oleh individu merah atau individu putih,.
4. gabungkan model gen jantan merah dan merah model gen betina putih dan sebaliknya. ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah dan individu putih.
5. pisahkan kembali model gen jantan baik merah maupun putih. hal ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6. selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun putih masukan kedalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih kedalam stoples betina.
7. dengan tanpa melihat sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut ambillah secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples, kemudian pasangkan.
8. lakukan secara terus menerus pengambilan model gen sampai habis dan catat setiap pasangan gen yang terambil kedalam tabel pencatatan.
9. bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil (langkah 8) ke dalam stoples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil lagi. lakukan percobaan serupa untu pengambilan 20 x, 40 x, dan 60 x.
BAB III
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Tabel 1: pencatatan untuk pengambilan 20 x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-merah
|
| | | |
|
4
|
2
|
Merah-putih
|
| | |
| | | |
|
8
|
3
|
Putih-putih
|
| | |
| | | |
|
8
|
Tabel 2 : pencatatan untuk pengambilan 40 x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-merah
|
| | | | | | | |
| | |
|
13
|
2
|
Merah-putih
|
| | |
| | | | | | | | |
|
|
16
|
3
|
Putih-putih
|
| | | | | | |
| |
|
11
|
Tabel 3 : pencatatan untuk pengambilan 60 x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-merah
|
| | | | | |
| | | | | |
|
14
|
2
|
Merah-putih
|
| | | | | | | |
| | | | | | | | | | | |
| | | | |
|
31
|
3
|
Putih-putih
|
| | |
| | | | |
| | | |
|
15
|
Tabel 4 : Perbandingan/nisbah fenotipe
pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/ expected (E) untuk
pengambilan 20 x
Fenotipe
|
Pengamatan
(Observasi = O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
Merah
|
12
|
15
|
-3
|
Putih
|
8
|
5
|
3
|
Total
|
20
|
20
|
0
|
Tabel 5 : Perbandingan/nisbah fenotipe
pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/ expected (E) untuk
pengambilan 40 x
Fenotipe
|
Pengamatan
(Observasi = O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
Merah
|
29
|
30
|
-1
|
Putih
|
11
|
10
|
1
|
Total
|
40
|
40
|
0
|
Tabel 6 : Perbandingan/nisbah fenotipe
pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/ expected (E) untuk
pengambilan 60 x
Fenotipe
|
Pengamatan
(Observasi = O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
Merah
|
45
|
45
|
0
|
Putih
|
15
|
15
|
0
|
Total
|
60
|
60
|
0
|
BAB IV
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan kancing genetic dengan dua perbedaan pada warna yaitu kancing gen yang berwarna merah dan kancing gen berwarna putih. Setelah dilakukan pemilihan secara acak dari dalam stoples, mulai dari pengambilan 20 x, 40 x, dan 60x dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Setiap pengambilan kancing genetic, maka dihitung dan di tulis pada table yang telah ditentukan pasangannya, yaitu merah-merah, merah-putih, dan putih-putih.
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan kancing genetic dengan dua perbedaan pada warna yaitu kancing gen yang berwarna merah dan kancing gen berwarna putih. Setelah dilakukan pemilihan secara acak dari dalam stoples, mulai dari pengambilan 20 x, 40 x, dan 60x dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Setiap pengambilan kancing genetic, maka dihitung dan di tulis pada table yang telah ditentukan pasangannya, yaitu merah-merah, merah-putih, dan putih-putih.
Pada
pengambilan pertama yang telah dilakukan yang diambil secara acak yaitu
pengambilan hingga 20 x, didapatkan jumlah tabulasi ijiran dengan pasangan
merah-merah berjumlah 4 pasang. Kemudian, didapatkan jumlah
tabulasi ijiran dengan pasangan merah-putih yang berjumlah 8 pasang. Dan
yang terakhir, didapatkan jumlah tabulasi ijiran dengan pasangan putih-putih
yang berjumlah 8 pasang.
Pada
pengambilan kedua yang telah dilakukan yang diambil secara acak yaitu
pengambilan hingga 40 x, didapatkan jumlah tabulasi ijiran dengan pasangan
merah-merah dengan jumlah 13 pasang. Selanjutnya didapatkan jumlah tabulasi
ijiran dengan pasangan merah-putih yang didapatkan dengan jumlah 16 pasang.
Terakhir, didapatkan jumlah tabulasi ijiran dengan pasangan putih-putih dengan
jumlah 11 pasang.
Pada
pengambilan ketiga yang telah dilakukan yang diambil secara acak yaitu
pengambilan hingga 60 x, didapatkan jumlah tabulasi ijiran dengan pasangan
merah-merah dengan jumlah 14 pasang. Selanjutnya, didapatkan jumlah tabulasi
ijiran dengan pasangan merah-putih dan mendapatkan kancing genetic dengan
jumlah 31 pasang. Terakhir, didapatkan jumlah tabulasi ijiran dengan pasangan
putih-putih yang berjumlah 15 pasang kancing genetik.
Setelah
hasil tabulasi ijiran telah didapatkan jumlahnya dari setiap pasang kancing
genetic yang dilakukan mulai dari 20 x, 40 x, dan 60x, maka setiap fenotipe
yaitu merah dan putih kita lakukan perbandingan/nisbah fenotipe
pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected (E) untuk
mendapatkan deviasi (O-E), artinya pengamatan-harapan.
Untuk
pengambilan 20 x, didapatkan bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 12 dalam
observasi (O) dan memiliki harapan (E) dengan jumlah 15, sehingga didapatkan
deviasinya yaitu (-3) Selanjutnya untuk fenotipe putih, memiliki observasi yang
berjumlah 8, dan memiliki harapan dengan jumlah 5, sehingga deviasi jumlahnya
(3). Total keseluruhan adalah observasi berjumlah 20, harapan 20, dan deviasi
total berjumlah 0.
Untuk
pengambilan 40 x, didapatkan bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 29 dalam
observasi dan memiliki harapan dengan jumlah 30, sehingga hasil deviasinya
adalah (-1). Kemudian untuk fenotipe putih, memiliki observasi yang berjumlah
11 dan memiliki harapan 10, sehingga hasil deviasinya adalah (1). Total
keseluruhan adalah observasi berjumlah 40, harapan berjumlah 40, dan total
deviasi berjumlah 0.
Untuk pengambilan 60 x, didapatkan bahwa fenotipe merah memiliki jumlah 45 dalam observasi dan memiliki harapan dengan jumlah 45, sehingga hasil deviasinya 0. Selanjutnya untuk fenotipe putih, memiliki observasi yang berjumlah 15 dan memiliki harapan 15, sehingga hasil deviasinya 0 Total keseluruhannya adalah observasi berjumlah 60, total harapan berjumlah 60, dan total deviasinya adalah 0.
Dengan
didapatnya hasil diatas, dinyatakan bahwa setiap hasil pengamatan yang kita
lakukan hasil dari pengamatan (observasi) dengan harapan sangat kecil
sekali perbedaannya, yaitu perbandingannya 1:2 dan begitupun sebaliknya yaitu
2:1. Untuk hasil fenotipe merah yang selalu unggul dalam jumlah observasi
maupun harapan dari fenotipe putih, deviasinya selalu sama angkanya, tetapi hanya
berbeda di tanda negative (yang berarti kurang/lebih sedikit) dan positif
(bertambah/lebih banyak). Hal ini berhubungan dengan Huokum Mendel I
bahwa gen memiliki bentuk alternative yang mengatur variasi pada keturunannya.
BAB V
Penutup
Penutup
kesimpulan:
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya percobaan ini :
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya percobaan ini :
- Untuk
mengetahui ketika terjadi pembentukan gamet pasangan alel suatu gen terpisah
dan terdapat dalam gen yang berlainan. Gen memiliki bentuk alternative yang
mengatur variasi pada karakter keturunannya. Setiap individu membawa sepasang
gen, baik dari tetua jantan maupun betina.
- Pada rasio genotip juga didapatkan bahwa genotipe merah-merah: merah-putih: putih-putih yaitu 1:2:1. Sepasang gen yang memiliki dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu nampak dari luarnya secara visual, sedangkan alel resesif tidak nampak tetapi akan diwariskan pada gamet yang dibentuknya.
- Pada rasio genotip juga didapatkan bahwa genotipe merah-merah: merah-putih: putih-putih yaitu 1:2:1. Sepasang gen yang memiliki dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu nampak dari luarnya secara visual, sedangkan alel resesif tidak nampak tetapi akan diwariskan pada gamet yang dibentuknya.
Pertanyaan :
1. berapa macam pasangan genotip yang anda peroleh?
2. berapa perbandinganya ?
3. jika model gen merah dominan , berapa perbandingan fenotip yang di peroleh.?
4. apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan model 2 ini?
1. berapa macam pasangan genotip yang anda peroleh?
2. berapa perbandinganya ?
3. jika model gen merah dominan , berapa perbandingan fenotip yang di peroleh.?
4. apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan model 2 ini?
Jawab :
Jawab
Jawab
1.
Ada tiga macam, yaitu merah-merah (MM), merah-putih (Mm), dan
putih-putih (mm).
2.
- Pengambilan
20 x :
Merah-merah
|
Merah-putih
|
Putih-putih
|
4
|
8
|
8
|
-
Pengambilan 40 x :
Merah-merah
|
Merah-putih
|
Putih-putih
|
13
|
16
|
11
|
-
pengambilan 60 x
Merah-merah
|
Merah-putih
|
Putih-putih
|
14
|
31
|
15
|
Jadi
memiliki perbandingan genotip yang mendekati perbandingan pada Hukum Mendel I,
yaitu 1:2:1.
3. Yaitu mendekati 3 dominan (MM
dan Mm) : 1 resesif (mm) atau 3 merah : 1 putih, atau 75% Merah : 25% Putih.
4. Pada percobaan ini, dimana pada
F2 terdapat 3 macam genotip yaitu merah-merah, merah-putih, dan putih-putih,
dan memiliki perbandingan MM:Mm:mm (1:2:1), sedangkan pada F1 semuanya
menghasilkan 100 % merah sehingga dapat disimpulkan bahwa gen merah dominan dan
gen putih adalah resesif. Perbandingan fenotipe untuk persilangan monohibrid
(F2) adalah 3:1 karena gen merah adalah dominan.
Daftar Pustaka
Suryati, Dotti. 2008. Penuntun Pratikum Genetika Dasar.
Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu. (dikutip pada 17 maret 2014)
Anonim.2013. http://kacangbuntung.blogspot.com/2013/08/laporan-praktikum-genetika-hukum-mendel.html.
(diakses pada 18 maret 2014).
Crowder, L. V. 1997.
Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk.
2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Laporan
Praktikum Mikrobiologi
DISUSUN
OLEH :
NAMA : NICO DWI ARDIYANSAH
NPM : E1J013079
Judul Praktikum : Pengenalan alat-alat laboratorium.
Kelompok : 2(dua)
Dosen
Pembimbing : Ir.Nadrawati, M.P
Co-Ass : Tanaka Linggawan A.A.
Laboratorium
Ilmu Hama Penyakit Tanaman
Fakultas
Pertanian
Universitas
Bengkulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar