Blogger Widgets
Powered By Blogger

Senin, 21 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA HUKUM MENDEL II


Laporan Praktikum Genetika
ACARA 3
Hukum Mendel II

DISUSUN OLEH :
                  NAMA : NICO DWI ARDIYANSAH
                                                 NPM    : E1J013079
                                                 Dosen  : Ir.Dotti Suryati.M.Sc
                                                 Co-ass  : Chrisman
                                                  Shift 1. Senin (10.00-12.00)
                                                               Kelompok 3

Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
BAB I
PENDAHULUAN
Bila semua gamet individu diketahui, maka genotipe individu itu juga akan diketahui. Suatu uji silang monohibrida menghasilkan ratio fenotipe 1:1, menunjukkan bahwa ada satu pasang faktor yang memisah. Suatu uji silang dihibrida menghasilkan ratio 1:1:1:1, menunjukkan bahwa ada dua pasang faktor yang berpisah dan berpilih secara bebas (johnson , 1983: 98).
Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gen tunggal akan dimengerti mekanisme pewarisan suatu sifat dan bagaimana suatu sifat tetap ada dalam populasi. Demikian juga akan dimengerti bagaimana pewarisan dua sifat atau lebih Banyak sifat pada tanaman, binatang dan mikrobia yang diatur oleh satu gen. Gen-sgen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan masing-masing orang tua mewariskan satu alel dari satu pasangan gen tadi kepada keturunannya. Pewarisan sifat yang dapat dikenal dari orang tua kepada keturunannya secara genetik disebut hereditas  (Crowder, 1990).
           Dua sifat beda yang dipelajari Mendel yaitu bentuk dan warna kapri. Pada penelitian terdahulu diketahui bahwa biji bulat (W) dominan terhadap biji berkerut (w), dan menghasilkan nisbah 3:1. Pada keturunan F2, Mendel juga mendapatkan bahwa warna biji kuning (G) dominan terhadap biji hijau (g), dan segregasi dengan nisbah 3:1. Persilangan kapri dihibrida berbiji kuning bulat dan berbiji hijau berkerut menghasilkan nisbah fenotipe 9:3:3:1. Nisbah genotipenya dapat diperoleh dengan menjumlahkan genotipe-genotipe yang sama di antara 16 genotipe yang terlihat dalam segitiga Punnett (Crowder, 1999).
      Prinsip segregasi berlaku untuk kromosom homolog. Pasangan-pasangan kromosom homolog yang berbeda mengatur sendiri pada khatulistiwa metafase I dengan cara bebas dan tetap bebas selama meiosis. Sebagai akibatnya, gen-gen yang terletak pada kromosom nonhomolog, dengan kata lain, gen-gen yang tidak terpaut mengalami pemilihan bebas secara meiosis Pengamatan ini menghasilkan formulasi hukum genetika Mendel kedua, yaitu hukum pilihan acak, yang menyatakan bahwa gen-gen yang menentukan sifat-sifat yang berbeda dipindahkan secara bebas satu dengan yang lain, dan sebab itu akan timbul lagi secara pilihan acak pada keturunannya. Individu-individu demikian disebut dihibrida atau hibrida dengan 2 sifat beda .
Tujuan Praktikum:
-
 Menentukan dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut hukum mendel pada persilangan dengan dua sifat berbeda (dihibrid)
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Bahan:                 
-          Model Gen ( kancing Genetik) 4 warna.
-          2 buah stoples.
Prosedur Kerja :
1. diambil sepasang model gen merah,putih,kuning, dan hijau. dalam hal ini warna gen merah (B) pembawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dominan terhadap putih(b) pembawa sifat  untuk bentuk biji keriput. sedangkan warna gen kuning(K) adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau(k) pembawa sifat untuk warna  biji hijau.
2. dibukalah pasangan gen tersebut di atas. hal ini diumpamakan sebagai pemisah gen pada saat pembentukan gamet dari kedua induk. pada proses ini diasumsikan bahwa fertilisasi terjadi secara acak.
3.ditentukan kombinasi genotipe yang terbentuk pada F1.
4. di buatlah pasangan model gen untuk meneruskan macam gen yang terbentuk pada F1. harus ingat bahwa 1 pasang gen dianggap satu macam gamet.
5. dibuatlah model gamet yang sama seperti diatas (langkah 4). masing-masing 16.
6. delapan pasang dari masing-masing pasangan model gen(gamet) masukan ke dalam stoples 1 dan  
    8 pasangan lagi ke toples II. kocok atau aduk sehingga bercampur dengan baik.
7. secara serentak dan acak, ambil model gamet dari masing-masing stoples tersebut, lalu pasangkan guna menentukan kombinasi genotipenya.
8. dicatat hasil kombinasi yang didapatkan. bila stoples 1 terambil model gen(gamet) pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka kombinasi genotipenya adalah BbKk. demikian seterusnya.
9. pasangan yang terambil kembalikan ke stoples masing-masing dan lakukan pengambilan sebanyak 32 kali dan 64 kali.




BAB III
Hasil Pengamatan
Tabel 1: Nisbah Pengamatan Fenotipe
FENOTIPE
GENOTIPE
Frekuensi Genotipe
Rasio Fenotipe
32 x
64 x
32 x
64 x
Bulat-Kuning
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
1
3
5
9
3
5
10
20
18
38
Bulat-hijau
BBkk
Bbkk
1
2
3
7
3
10
keriput - Kuning
bbKK
bbKk
1
8
2
10
9
12
Keriput-hijau
bbkk
2
4
2
4
Total
9
32
64
32
64

Tabel 2. Perbandingan/nisbah fenotipe Pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected (E)
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Deviasi
32 x
64 x
32 x
64 x
32 x
64 x
Bulat-Kuning
18
38
18
36
0
2
Bulat-hijau
3
10
6
12
-3
-2
Keriput-Kuning
9
12
6
12
3
0
Keriput-hijau
2
4
2
4
0
0
Total
32
64
32
64
0
0

Fenotipe
Genotipe
Tab ijiran
Jumlah
Bulat-Kuning
      Toples I                      Toples II
Merah-kuning                Merah-kuning
Merah-kuning                Merah-hijau
Merah-Kuning               putih-Kuning

Merah-Kuning                putih-hijau
32 x
64 x
9
BBKK |
BBKk | | |

BbKK | | | |


BbKk  | | | |   | | | |


| | |
| | | |

 | | | |    | | | |

| | | |    | | | |   | | | |
| | | |
Bulat-hijau
Toples I                            Toples II
Merah-hijau                   Merah-hijau
Merah-hijau                   putih-hijau


BBkk |

Bbkk
| |


| | |

| | | |    | |
3
Keriput-Kuning
Toples I                             Toples II
putih-Kuning                  putih-Kuning
putih-Kuning                  putih-hijau


bbKK |

bbKk | | | |   | | |


| |

| | | |    | | | |
3
Keriput-hijau
Toples I                            Toples II
putih-hijau                      putih-hijau


Bbkk | |


| | | |
1




                                                   



                                                               BAB IV
                                                       PEMBAHASAN
    Dari hasil yang didapatkan pada persilangan dihibrid, yaitu persilangan dengan dua sifat berbeda yang menggunakan 4 macam kancing genetik yaitu warna, merah,putih,kuning dan hijau . warna merah sebagai pembawa sifat untuk biji bulat (B) dan dominan penuh terhadap putih yang dianggap sebagai pembawa sifat untuk biji keriput (b) sedangkan kancing kuning sebagai pembawa sifat untuk  warna biji kuning (K) dan dominan penuh terhadap hijau sebagai pembawa sifat untuk warna biji hijau (k).
-          setelah diambil secara acak sebanyak 32x didapatkan hasil berupa jumlah fenotip:
a)      Bulat-Kuning dengan Genotipe (BBKK) :
       (BBKK):1
       (BbKK):3
       (BBKk):5
       (BbKk):9
b)      Bulat-hijau dengan genotipe (BBkk) :
(BBkk) : 1
(Bbkk) : 2
c)      keriput-Kuning dengan genotipe (bbKK) :
(bbKK) : 1
(bbKk) : 8
d)     keriput-hijau dengan genotipe (bbkk):
(bbkk) : 2
       maka didapatkan rasio fenotipe nya yaitu 18:3:9:2 dengan total 32.

e)    Untuk pengambilan sebanyak 64 x didapatkan hasil berupa jumlah fenotipe:
        Bulat-Kuning dengan Genotipe (BBKK) :
       (BBKK):3
       (BbKK):5
       (BBKk):10
       (BbKk):20
e)      Bulat-hijau dengan genotipe (BBkk) :
(BBkk) : 3
(Bbkk) : 7
f)       keriput-Kuning dengan genotipe (bbKK) :
(bbKK) : 2
(bbKk) : 10
g)      keriput-hijau dengan genotipe (bbkk):
(bbkk) : 4
maka didapatkan rasio fenotipe nya yaitu 38:10:12:4  dengan total 64.

setelah semua hasil pengamatan telah didapatkan, sekarang saatnya melakukan pengujian terhadap hasil pengamatan tersebut, apakah percobaan baik atau buruk dengan berpatok pada materi dimana pada percobaan persilangan dua sifat beda, rasio fenotip nya adalah 9:3:3:1. Angka-angka hasil pengamatan yang telah lakukan diselisihkan dengan angka harapan(yaitu angka yang ada pada teori) pada tiap-tiap percobaan, yaitu masing-masing sebanyak 32 kali dan 64 kali, maka didapatlah hasil deviasi, yaitu nilai yang tidak sesuai dengan harapan, lalu ditotalkan.
Hasil rasio fenotipe/pengamatan yang telah didapatkan tadi secara berurutan, maka :
·         Untuk 32 kali pengambilan :
Fenotipe : Pengamatan – Harapan = Deviasi
Bulat-Kuning              : 18-18 = 0
Bulat-hijau                  : 3-6 = -3
keriput-Kuning            : 9-6 = 3
keriput- hijau               : 2-2 = 0
Totalnya didapatkan dengan cara menjumlahkan setiap hasil deviasi, dan total deviasi yang didapat pada percobaan ini yaitu 0+(-3)+3+0 = 0
·         Untuk 64 kali pengambilan
Fenotipe : Pengamatan – Harapan = Deviasi
Bulat-Kuning              : 38-36 = 2
Bulat-hijau                  : 10 – 12 = -2
keriput-Kuning            : 12 – 12 = 0
keriput- hijau               : 2 – 4 = 4
Totalnya didapatkan dengan cara menjumlahkan setiap hasil deviasi, yaitu 2+(-2)+0+4 = 0
Dari hasil percobaan tersebut di dapat bahwa rasio Fenotipe untuk percobaan dengan 32 kali pengambilan =18:3:9:2, dan untuk percobaan dengan 64 kali pengambilan = 38:10:12:4 mendekati angka rasio fenotipe hukum mandel 2 yaitu 9:3:3:1, dan masing-masing nilai deviasi tidak melebihi 3, maka dapat dianggap percobaan ini berhasil sesuai dengan ketentuan pada Hukum Mendel II.






















BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
    Dari praktikum mengenai persilangan dihibrid diperoleh kesimpulan seperti Persilangan dihibrid atau dihibridisasi adalah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda.Percobaan yang telah dilakukan adalah merpakan Hukum Pemilihan Bebas : Dimana segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas serta Persilangan dihibrid, selalu menghasilkan fenotip normal 9: 3: 3: 1.




        















Pertanyaan :
1. ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut.?
2. tulis perbandingan fenotipe yang diperoleh !
3. jelaskan prinsip persilangan yang dilakukan di atas dengan kejadian di alam nyata !
Jawab :
1) Jumlah kombinasi genotip yang muncul dalam percobaan ini adalah 9 macam, yaitu :
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
BBkk
Bbkk
bbKK
bbKk
bbkk

2) Perbandingan fenotip yang diperoleh :
fenotip yang diperoleh :
Pada 32 kali pengambilan :
Bulat-Kuning =18 Bulat-Hijau = 3
Keriput-Kuning = 9 Keriput-Hijau =2
Pada 64 kali pengambilan :
Bulat-Kuning = 38
Bulat-Hijau =10
 Keriput-Kuning =12
Keriput-Hijau = 4
Perbandingan :
Pada 32 kali pengambilan :
18 : 3 : 9 : 2
Pada 64 kali pengambilan :
38 : 10 : 12 : 4
3) Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan dua sifat beda. Tujuan dari persilangan ini adalah mempelajari dan memahami hubungan antara pasangan-pasangan alela dari karakter gen tersebut kemudian diterapkan dalam kehidupan. Dalam kehidupan, prinsip persilangan ini sangat berperan penting dalam kehidupan bahwa setiap individu yang memiliki dua pasang atau dua sifat, maka sifat tersebut dapat diturunkan secara bebas dan tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain dan ini membuktikan bahwa di dalam kehidupan, sifat-sifat pada satu makhluk hidup tak akan mempengaruhi sifat lainnya. Misalnya untuk memperoleh tanaman apel yang rasanya manis dan berbuah banyak, maka disilangkanlah tanaman yang rasanya asam dan berbuah lebat dengan tanaman yang rasanya manis dan berbuah sedikit. Sehingga F2 yang terbentuk diharapkan tanaman apel yang rasanya manis dan berbuah lebat. Ini membuktikan bahwa dua macam sifat itu tidak mengikat sifat yang lain, sehingga sifat lain bebas untuk berkombinasi dengan sifat dari pohon lain.
















DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L.V., 1999. Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh L. Kusdiarti. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Johnson, L.G., 1983. Biology. Wm. C. Brown Company Publishers, Iowa
Kimball, J.W., 1983. Biologi. Jilid I Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh S.S. Tjitrosomo dan N. Sugiri. Erlangga, Jakarta
Sumartono Adisoemarto. Erlangga, Jakarta
Suryati, Dotti. 2013. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu. (dikutip pada 17 maret 2014)
Suryo. 1990. Genetika. Yogyakarta: UGM Press





2 komentar:

  1. Assalamualaikum mas, izin copas bagian daftar pustaka sama tinjauan pustaka ya mas 🙏🙏

    BalasHapus