LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN
TANAMAN
ACARA
VI
KERAGAMAN
DAN HERITABILITAS
Disusun
oleh :
Nama : Nico
Dwi Ardiyansah
NPM :
E1J013079
Shift : A1 . Senin (08:00-10:00)
Dosen :
Dr.Ir.Catur Herison,M.Sc
Coass : 1.
Niko Dwitama
2. Nora Okta
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Heritabilitas
merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui kemampuan tetua dalam menurunkan
kesamaan sifat kepada keturunannya. Oleh karena itu heritabilitas perlu diketahui
karena dapat membantu para pemulia untuk menghasilkan tanaman dengan sifat yang
diinginkan. Pengetahuan tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu
populasi merupakan modal penting dalam program pemuliaan tanaman, karena
keragaman genotipe mencerminkan besarnya potensi dan kecepatan dari populasi
tersebut untuk menerima perbaikan.
Pengetahuan tentang besarnya
keragaman genotipe dalam suatu populasi merupakan modal penting dalam program
pemuliaan tanaman, karena keragaman genotipe mencerminkan besarnya potensi dan
kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima perbaikan. Populasi dengan
keragaman genotipe rendah mencirikan bahwa anggota populasi tersebut secara
genetis relatif homogen sehingga seleksi untuk mendapatkan tanaman unggul akan
sulit dilakukan. Untuk dapat menentukan besarnya kergaman genotipe suatu
populasi perlu diketahui komponen-komponen yng menyusun keragaan individu
tanaman penyusun populasi. Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi
keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti ada perbedaan genetik
pada populasi, sehingga merupakan bahan seleksi, guna meningkatkan sifat.
Generasi keturunan yang bersegresi dapat berbeda karena perbedaan macam
persilangan.
1.2
Tujuan Praktikum
Mempelajari cara penafsiran besarnya keragaman
genotipe dan heritabilitas arti luas dari karakter-karakter tanaman.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Persilangan
akan mengakibatkan timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi. Adanya
segregasi ini berarti ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan
bahan seleksi, guna meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang bersegresi
dapat berbeda karena perbedaan macam persilangan. Keragaman yang dapat diamati
pada suatu individu tanaman merupakan perwujudan dari faktor genetis yang
menjadi ciri bawaan dari tanaman tersebut (genotipe) dan faktor lingkungan yang
menjadi tempat tumbuhnya. Secara sederhana hubungan tersebut dapat dilambangkan
sebagai berikut : P = G + E. Heritabilitas merupakan nilai relative yang
menunjukkan besarnya sumbangan keragaman genotipe yang dinyatakan: H2=s2G/s2P
x 100% (Tim Penyusun. 2015).
Hubungan
Heretabilitas dengan penentuan metode seleksi yang akan diterapkan dapat
dijelaskan sebagai berikut: 1. Bila nilai heritabilitas
tinggi, maka metode seleksi yang paling tepat digunakan adalah metode
seleksi masssa, sebaliknya bila rendah digunakan metode silsilah.
2. Bila ragam epistasi tinggi, maka metode yang tepat adalah
metode seleksi di antara famili dan pemuliaan galur 3. Bila
peran gen dominant lebih menonjol maka program pemuliaan diarahkan untuk
pembuatan galur silang-dalam untuk membentuk hibrida. 4. Bila
ragam interaksi genetic dan lingkungan, maka program pemulia diarahkan untuk
mendapatkan varietas yang sesuai dengan wilayah ekologis tertentu.
5. Heritabilitas dalam arti sempit dapat digunakan untuk
menduga kemajuan genetic harapan akibat seleksi (Allard, R. W, 1995).
Untuk dapat menaksir peran genotipa
dan lingkungan ini dapat dihitung melalui keragaman fenotipa pada suatu
populasi. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka keragaman fenotipa merupakan
jumlah dari keragaman yang disebabkan genotipa dan keragaman yang disebabkan
oleh pengaruh lingkungan.oleh karena yang ingin diketahui terutama tentang
pengaruh genotipa maka yang perlu dihitung hanya ratio keragaman genotipa
terhadap keragaman fenotipa. (Johnson
and Rendel, 1966).
Metode seleksi merupakan proses yang efektif untuk
memperoleh sifat–sifat yang dianggap sangat penting dan tingkat keberhasilannya
tinggi (Kasno, 1992). Untuk mencapai tujuan seleksi, harus diketahui antar
karakter agronomi, komponen hasil dan hasil, sehingga seleksi terhadap satu karakter
atau lebih dapat dilakukan (Zen, 1995).
Menurut Poehlman (1983), keberhasilan
suatu program pemuliaan tanaman pada hakekatnya sangat tergantung kepada adanya
keragaman genetik dan nilai duga heritabilitas. Sementara
itu Knight (1979) menyatakan bahwa pendugaan nilai keragaman genetik, dan nilai
duga heritabilitas bervariasi tergantung kepada faktor lingkungan.
BAB
III
BAHAN DAN METODE
BAHAN DAN METODE
3.1
Bahan Dan Alat
Alat : Pengaris,Alat tulis,Buku catatan
Bahan : Tanaman
cabe
3.2 Cara
Kerja
Pengamatan dilakukan
dengan mengukur indikator genotipe lebar daun, panjang daun, panjang tangkai,
jumlah daun, sbb:
1.
Lebar daun diukur pada daun ketiga dari
permukaan tanah hingga daun tertinggi,yaitu di daerah tengah daun mengunakan
mistar.
2.
Panjang daun diukur dari pangkal daun hingga ujung daun mengunakan mistar.
3.
Panjang tangkai daun diukur dari ketiak
daun hingga helai daun muncul mengunakan mistar.
4.
Jumlah daun dihitung mulai dari daun
pada tangkai ketiga hingga daun pada titik tumbuh tertinggi.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Fk =
Fk =
= 3325,6
JK tot= 84,7
Jk gen= 67,4
Jk gal= 17,3
= 1,73
+
1,73+ 2
7,48
+
H
=
=
X 100%= 62,3%
nilai heritabilitas dikategorikan tinggi
yang artinya tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik serta diwariskan
|
GENOTIPE
|
PANJANG DAUN
|
Jumlah
|
|
I
|
II
|
||
9
|
12
|
11
|
23
|
10
|
13
|
15
|
28
|
G1
|
14,5
|
11
|
25,5
|
G2
|
12,1
|
10,1
|
22,2
|
G3
|
13,4
|
13,3
|
26,7
|
49
|
13,5
|
13
|
26,5
|
48
|
12,4
|
11,5
|
23,9
|
39
|
18
|
17,1
|
35,1
|
38
|
9,6
|
26
|
35,6
|
37
|
11,5
|
13,9
|
25,4
|
jumlah
|
257,9
|
=
1,56
(sempit)
Kkg=
= 47,1 %(sangat luas)
Kkf =
= 59,6 %(agak luas)
|
Tabel Panjang
Tangkai
GENOTIPE
|
PANJANG TANGKAI
|
|
||||||||||||||||||||||
I
|
II
|
|||||||||||||||||||||||
9
|
4
|
5
|
9
|
|||||||||||||||||||||
10
|
6
|
7
|
13
|
|||||||||||||||||||||
G1
|
4
|
4
|
8
|
|||||||||||||||||||||
G2
|
5
|
4,5
|
9,5
|
|||||||||||||||||||||
G3
|
5
|
5,2
|
10,2
|
|||||||||||||||||||||
49
|
8,2
|
7,3
|
15,5
|
|||||||||||||||||||||
48
|
7,5
|
8,9
|
16,4
|
|||||||||||||||||||||
39
|
5,5
|
6,5
|
12
|
|||||||||||||||||||||
38
|
4,7
|
7,2
|
11,9
|
|||||||||||||||||||||
37
|
3,8
|
4,2
|
8
|
|||||||||||||||||||||
Jumlah
|
113,5
|
= 0,90 (sempit)
Kkg=
= 57,3 %(sangat luas)
Kkf =
= 66 % ( agak luas)
|
Fk =
Fk =
= 614,94
JK tot= 102,88
Jk gen= 54,75
Jk gal= 48,13
= 4,81
+
4,81+ 2
6,08
+
5,44
H =
=
X 100%= 11,67%
nilai heritabilitas dikategorikan rendah artinya tanaman dipengaruhi
oleh faktor lingkungan dan tidak dapat diwariskan
|
GENOTIPE
|
LEBAR DAUN
|
Jumlah
|
|
I
|
II
|
||
9
|
5,5
|
4
|
9,5
|
10
|
8
|
9
|
17
|
G1
|
4,1
|
3,8
|
7,9
|
G2
|
4,8
|
4,4
|
9,2
|
G3
|
4,3
|
4,8
|
9,1
|
49
|
6
|
4,8
|
10,8
|
48
|
4,6
|
3,9
|
8,5
|
39
|
6,7
|
6,2
|
12,9
|
38
|
3,9
|
13,4
|
17,3
|
37
|
4,2
|
4,5
|
8,7
|
Jumlah
|
110,9
|
=
1,58 (sempit)
Kkg=
= 33,7 % (luas)
Kkf =
=99 % (agak luas)
|
4.2 Pembahasan
Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi
keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti ada perbedaan genetik
pada populasi, sehingga merupakan bahan seleksi, guna meningkatkan sifat.
Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman merupakan perwujudan
dari faktor genetis yang menjadi ciri bawaan dari tanaman tersebut (genotipe)
dan faktor lingkungan yang menjadi tempat tumbuhnya.
Analisis ragam yang kami lakukan didasarkan
pada beberapa variabel yang diamati lebar daun, panjang daun, dan panjang
tangkai. Analisis yang didapat menunjukkan bahwa ragam lingkungan maka didapat
nilai heritabilitas lebar daun tergolong rendah. variable panjang daun memiliki
ragam tinggi, variabel panjang tangkai bernilai ragam sedang. Berdasarkan 3 variabel
tersebut dapat dianalisis bahwa nilai ragam dan heritabilitas maka fenotipe
yang muncul pada setiap indikator tersebut lebih cenderung dipengaruhi oleh
faktor genetik daripada faktor lingkungan. Dengan demikian apabila terjadi
perbedaan penampilan antar genotipe cabe maka hal tersebut disebabkan perbedaan
genotipe pada cabe tersebut.
Nilai koefisien genetik pada cabai pada
lebar daun tergolong sempit dengan demikian cabe akan lebih cenderung sulit
mempertahankan genotipe lebar daun dari generasi kegenerasi berikutnya karena dipengaruhi
oleh lingkungan secara nyata. Standar deviasi indikator panjang daun
berkriteria sempit, dengan demikian juga cabe akan lebih sulit mempertahankan
genotipe panjang daun dari generasi kegenerasi berikutnya kaena dipengaruhi
oleh lingkungan secara nyata. Standar deviasi panjang tangkai bernilai sempit
yang berarti panjang tangkai ini akan bergantung dengan kondisi lingkungan
sehingga pada keadaan lingkungan yang sama dimungkinkan terjadinya perbedaan
fenotipe pada tangkai daun.
Koefisien Keragaman genetik pada
indikator lebar daun yaitu luas, berdasarkan kriteria ini dapat dianalisis bahwa
lebar daun cabe akan memiliki keseragaman walaupun cukup kecil antar genotipe. Hal ini berarti dimungkinkan
cabe memiliki lebar daun yang berbeda namun perbedaan tersebut tetap
dipengaruhi oleh genotipe cabe tersebut. koefisien Keragaman indikator panjang
daun juga sangat luas yang berarti keterkaitan panjang daun antar genotipe
cukup beragam. Hal ini memungkinkan bahwa persebaran panjang daun cabe akan
mmiliki rentang tinggi. Koefisien keragaman Indikator panjang tangkai
berkriteria sangat luas, yang berarti bahwa genotipe yang diamati memiliki
keberagaman yang cukup tinggi antar genotipe.
Koefisien Keragaman fenotipe atau
penampilan yang dapat diamati pada indikator lebar daun bernilai agak luas. Hal
ini berarti peran genotipe cukup sesuai dengan kenampakan fenotipe, dan rentang
antar tanaman cukup berbeda-beda. Nilai keragaman panjang daun berkriteria agak
luas yang berarti ada sedikit perbedaan kenampakan pada panjang daun disetiap
tanaman cabe. Tangkai daun pada tanaman cabe memiliki keragaman fenotipe yang
agak luas sehingga antar tanaman cabe pada tangkai daunnya dimungkinkan ada
persamaan.
BAB
V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Heritabilitas merupakan nilai relative yang
menunjukkan besarnya sumbangan keragaman genotip dan Fenotipe.
Untuk dapat menaksir peran genotipe dan lingkungan ini dapat dihitung melalui
keragaman fenotipa pada suatu populasi.
2.
Nilai heritabilitas pada tanaman
cabe yang diamati meliputi panjang tangkai,lebar daun, dan panjang daun
memiliki nilai heritabilitas yang dikategorikan tinggi . berarti tanaman cabe
dipengaruhi oleh faktor genetik dan dapat diwariskan.
Nilai standar deviasi pada tanaman
cabe yang diamati meliputi,panjang tangkai,lebar daun,dan panjang daun,
rata-rata memiliki karakter yang sempit. Yang berarti tanaman cabe bergantung dengan kondisi lingkungan sehingga
pada keadaan lingkungan yang sama dimungkinkan terjadinya perbedaan fenotipe.
Nilai keragaman genetik yang
meliputi panjang tangkai,panjang daun, dan lebar daun memiliki karakter sangat
luas yang berarti keberagaman panjang tangkai,panjang daun dan lebar daun pada
setiap tanaman cabe sangat tinggi.
Nilai koefisien keragaman fenotipik pada
setiap indikator atau vaariabel yang diamati memiliki karakter agak luas, yang
berarti fenotipe setiap yang meliputi tiap indikator pada tanaman cabe
memungkinkan terjadinya persamaan fenotipe.
DAFTAR
PUSTAKA
Allard, R. W, 1995. Pemuliaan Tanaman. Rineka
Cipta: Jakarta.
Johnson
and Rendel, 1966. Nilai heritabilitas lima komponen hasil kedelai dengan
tiga metode
pendugaan. Bogor
pendugaan. Bogor
Kasno, A., 1992. Pemuliaan Tanaman Kacang-kacangan. Hal 39-68 Dalam: Astanto
Kasno, Marsum
Dahlan, dan Hasnam (ed). Prosiding Simposium Pemuliaan Tanaman I. Peripi. Komda Jawa
Timur. p.307-317.
Dahlan, dan Hasnam (ed). Prosiding Simposium Pemuliaan Tanaman I. Peripi. Komda Jawa
Timur. p.307-317.
Knight, R. 1979. Quantitative genetics, statistics and plant breeding. In G.M.
Halloran, R. Knight, K.S.
Mc Whirter and D.H.B. Sparrow (ed.) Plant breeding. Australia Vice Consellors Comite.
Brisbane. p. 41- 78.
Mc Whirter and D.H.B. Sparrow (ed.) Plant breeding. Australia Vice Consellors Comite.
Brisbane. p. 41- 78.
Poelhman,J.M.1983. Crop breeding a hungry word,in: D.R.
Wol(Ed.). Crop
Tim Penyusun.2015.Penuntun Praktikum
Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu: Bengkulu.
Bengkulu: Bengkulu.
Zen, S. 1995. Heritabilitas, Korelasi Genotipik dan Fenotipik Karakter Padi Gogo.
Zuriat 6 (1) : 25-31.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar