Blogger Widgets
Powered By Blogger

Sabtu, 13 Juni 2015

laporan irigasi dan drainase pengukuran debit air saluran terbuka dan menghitung lama waktu irigasi


LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE
Pengukuran Debit Air Saluran Terbuka Dan Menghitung Lama
Waktu Irigasi
Disusun Oleh :
                                      Nama   : Nico Dwi Ardiyansah
                                      NPM    : E1J013079
                                      Shift     : C1 Rabu Pukul 10:00 Wib
                                      Dosen   : Sigit Sudjatmiko Ph.D
                                      Coass    : 1. Debby Yuliani
                                                          2. Putri Mian H.
LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumberdaya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumberdaya air harus di tanamkan pada segenap pengguna air.

Ekosistem air yang terdapat di darat (inland water) secara umum di bagi atas 2 yaitu perairan lentik (lentik water), atau juga disebut sebagai perairan tenang, misalnya danau, rawa, waduk, situ, telaga dan sebagainya dan perairan lontik (lontic water), disebut juga sebagai perairan berarus deras, misalnya sungai, kali, kanal, parit dan sebagainya. Perbedaaan utama antara perairan lontik dan lentik adalah dalam kecepatan arus air.

Debit air adalah banyaknya air yang mengalir persatuan waktu.biasanya banyaknya air mengalir di ukur dengan satuan liter ata m3 dan satuan waktu pengaliran adalah detik,menit dan jam. Besarnya debit air yang mengalir terutama ditentukan oleh dua faktor yaitu : luas penampang lintang aliaran air dan kecepatan aliran air. Secara matematis  hal tersebut di atas dapat diformulasikan  sebagai berikut :

Q = A x V ....................................................................( 1 )

Keterangan :  Q = debit air , m3 /detik.  A = luas penampang lintang air mengalir ( m2  )
                  
V = kecepatan aliran air ,m/detik.

Nilai V yang di peroleh dengan metode pelampung masih merupakan nilai kasar  atau nilai yang mencerminkan nilai kecepatan aliran dipermukaan. Untuk memperoleh kecepatan aliran sesungguhnya nilai V yang diperoleh dapat menggunakan rumus yang telah dipelajari pada kegiatan Praktikum ke 8.             

1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui besar debit air yang mengalir disaluran irigasi kemumu serta menghitung waktu yang diperlukan untuk mengairi lahan sawah yang ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian debit adalah banyaknya air yang mengalir persatuan waktu. Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik (m3 / detik). Menurut Harsono B (2002), debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v (Harsoyo,2002).
Rapat massa dan kecepatan pada tiap titik dalam ruang berubah dengan waktu. Fluida sebagai medan rapat massa dan medan vektor kecepatan. Jika kecepatan (V) dari tiap partikel fluida pada satu titik tertentu adalah tetap, dikatakan bahwa aliran tersebut bersifat lunak. Pada suatu titik tertentu tiap partikel fluida akan mempunyai kecepatan (V) yang sama, baik besar maupun arahnya. Pada titik lain suatu partikel mungkin sekali mempunyai kecepatan yang berbeda, akan tetapi tiap partikel lain pada waktu sampai titik terakhir mempunyai kecepatan sama seperti partikel yang pertama. Aliran seperti ini terjadi pada air yang pelan (Kartasapoetra,1986).
                Pengertian debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik (m3 / detik). Menurut Asdak (2002), debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A adalah luas penampang (m2) dan V adalah kecepatan aliran (m/ detik).
      Pengukuran dengan Current meter
Pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dengan menggunakan sekat ukur, dan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan mengukur luas saluran dan mengatur aliran air. Kecepatan aliran air (V) dapat diukur dengan berbagai cara seperti menggunakan metode pelampung, current meter, atau dengan menggunakan persamaan (Hasibuan 2009).
Pengukuran luas penampang aliran dilakukan dengan membuat profil penampang melintangnya dengan cara mengadakan pengukuran kea rah horikzonta l(lebar aliran) dan ke arah vertical (kedalamam aliran).Luas aliran merupakan jumlah luas tiap bagian (segmen) dari profil yang terbuat pada tiap bagian tersebut di ukur kecepatan alirannya. Debit aliran di segmen = ( Qi ) = Ai  x  Vi. Keterangan : Qi  : Debit aliran segmen I, Ai : Luas aliran pada segmen I, Vi : Kecepatan aliran pada segmen i (Takeda 2007).











BAB III
    BAHAN DAN METODE

3.1. Bahan dan Alat :

1.Pelampung

2.Current meter

3.Stop watch

4. Meteran / alat pengukur panjang

 

3.2. Prosedur Kerja

1.    Dipilih bagian saluran irigasi di daerah kemumu yang sudah dekat dengan sawah. Dipilih lokasi yang lurus dengan perubahan lebar sungai ,dalam air dan gradien yang kecil.

2.    Ditetapkan dua buah titik ( patok ) tempat pengamatan dengan jarak 50-100 m.

3.    Pelampung dilemparkan kesungai dengan jarak 10-20 meter sebelah hulu titik pengamatan pertama.

4.    Waktu pelampung antara dua titik pengamatan tersebut diatas dicatat dengan menggunakan stop watch 5.    Kecepataan aliran dapat diperoleh dengan membagi jarak tempuh dengan waktu tempuh pelampung antara dua titik pengamatan.

6.    Selain dengan pelampung , Praktikan dapat mengukur dengan alat curentt meter yang disediakan.

7.    Dipilih kedalaman tertentu dari saluran irigasi, ukur kecepatan alirannya pada berbagai kedalaman sesuai dengan kondisi dilapang.

8.    Untuk mengukur luas penampang aliran air, maka bagian penampang aliran dibagi atas beberapa bagian ( sesuai dengan lebar kondisi dasar aliran air ).

9.    Jumlah luas dari bagian-bagian tersebut merupakan luas penampang lintang aliran.

10.  Pengukuran kecepatan aliran dilakukan sebanyak lima kali.

      11.  Dihitung waktu yang dibutuhkan untuk mengairi sawah (  luas diukur dilapangan) dengan volume 200 mm.


























BAB IV
        HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel pengamatan Laju Infiltrasi Tanah


















4.2 Pembahasan
      




















BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
        Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :


















DAFTAR PUSTAKA

 Harsoyo, Bangun. 2002. Pengelolaan Air Irigasi. Dinas Pertanian Jawa Timur.

Hasibuan, A 2009. Efisiensi Air Irigasi dan Drainase pada Tanaman Padi Sawah. Jurnal Agrikultura. 2 (4) : 22-34

Kartasapoetra, Ir. A.G. dan Sutedjo Mulyani. 1986. Teknologi Pengairan Pertanian. Penerbit Bina Aksara.
                     Jakarta.

Takeda S 2007. Water Management in The Field. Kyoto: Kyoto University Press

LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE
Pengukuran Debit Air Saluran Terbuka Dan Menghitung Lama
Waktu Irigasi
Disusun Oleh :
                                      Nama   : Nico Dwi Ardiyansah
                                      NPM    : E1J013079
                                      Shift     : C1 Rabu Pukul 10:00 Wib
                                      Dosen   : Sigit Sudjatmiko Ph.D
                                      Coass    : 1. Debby Yuliani
                                                          2. Putri Mian H.
LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumberdaya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumberdaya air harus di tanamkan pada segenap pengguna air.

Ekosistem air yang terdapat di darat (inland water) secara umum di bagi atas 2 yaitu perairan lentik (lentik water), atau juga disebut sebagai perairan tenang, misalnya danau, rawa, waduk, situ, telaga dan sebagainya dan perairan lontik (lontic water), disebut juga sebagai perairan berarus deras, misalnya sungai, kali, kanal, parit dan sebagainya. Perbedaaan utama antara perairan lontik dan lentik adalah dalam kecepatan arus air.

Debit air adalah banyaknya air yang mengalir persatuan waktu.biasanya banyaknya air mengalir di ukur dengan satuan liter ata m3 dan satuan waktu pengaliran adalah detik,menit dan jam. Besarnya debit air yang mengalir terutama ditentukan oleh dua faktor yaitu : luas penampang lintang aliaran air dan kecepatan aliran air. Secara matematis  hal tersebut di atas dapat diformulasikan  sebagai berikut :

Q = A x V ....................................................................( 1 )

Keterangan :  Q = debit air , m3 /detik.  A = luas penampang lintang air mengalir ( m2  )
                  
V = kecepatan aliran air ,m/detik.

Nilai V yang di peroleh dengan metode pelampung masih merupakan nilai kasar  atau nilai yang mencerminkan nilai kecepatan aliran dipermukaan. Untuk memperoleh kecepatan aliran sesungguhnya nilai V yang diperoleh dapat menggunakan rumus yang telah dipelajari pada kegiatan Praktikum ke 8.             

1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui besar debit air yang mengalir disaluran irigasi kemumu serta menghitung waktu yang diperlukan untuk mengairi lahan sawah yang ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian debit adalah banyaknya air yang mengalir persatuan waktu. Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik (m3 / detik). Menurut Harsono B (2002), debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v (Harsoyo,2002).
Rapat massa dan kecepatan pada tiap titik dalam ruang berubah dengan waktu. Fluida sebagai medan rapat massa dan medan vektor kecepatan. Jika kecepatan (V) dari tiap partikel fluida pada satu titik tertentu adalah tetap, dikatakan bahwa aliran tersebut bersifat lunak. Pada suatu titik tertentu tiap partikel fluida akan mempunyai kecepatan (V) yang sama, baik besar maupun arahnya. Pada titik lain suatu partikel mungkin sekali mempunyai kecepatan yang berbeda, akan tetapi tiap partikel lain pada waktu sampai titik terakhir mempunyai kecepatan sama seperti partikel yang pertama. Aliran seperti ini terjadi pada air yang pelan (Kartasapoetra,1986).
                Pengertian debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik (m3 / detik). Menurut Asdak (2002), debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A adalah luas penampang (m2) dan V adalah kecepatan aliran (m/ detik).
      Pengukuran dengan Current meter
Pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dengan menggunakan sekat ukur, dan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan mengukur luas saluran dan mengatur aliran air. Kecepatan aliran air (V) dapat diukur dengan berbagai cara seperti menggunakan metode pelampung, current meter, atau dengan menggunakan persamaan (Hasibuan 2009).
Pengukuran luas penampang aliran dilakukan dengan membuat profil penampang melintangnya dengan cara mengadakan pengukuran kea rah horikzonta l(lebar aliran) dan ke arah vertical (kedalamam aliran).Luas aliran merupakan jumlah luas tiap bagian (segmen) dari profil yang terbuat pada tiap bagian tersebut di ukur kecepatan alirannya. Debit aliran di segmen = ( Qi ) = Ai  x  Vi. Keterangan : Qi  : Debit aliran segmen I, Ai : Luas aliran pada segmen I, Vi : Kecepatan aliran pada segmen i (Takeda 2007).











BAB III
    BAHAN DAN METODE

3.1. Bahan dan Alat :

1.Pelampung

2.Current meter

3.Stop watch

4. Meteran / alat pengukur panjang

 

3.2. Prosedur Kerja

1.    Dipilih bagian saluran irigasi di daerah kemumu yang sudah dekat dengan sawah. Dipilih lokasi yang lurus dengan perubahan lebar sungai ,dalam air dan gradien yang kecil.

2.    Ditetapkan dua buah titik ( patok ) tempat pengamatan dengan jarak 50-100 m.

3.    Pelampung dilemparkan kesungai dengan jarak 10-20 meter sebelah hulu titik pengamatan pertama.

4.    Waktu pelampung antara dua titik pengamatan tersebut diatas dicatat dengan menggunakan stop watch 5.    Kecepataan aliran dapat diperoleh dengan membagi jarak tempuh dengan waktu tempuh pelampung antara dua titik pengamatan.

6.    Selain dengan pelampung , Praktikan dapat mengukur dengan alat curentt meter yang disediakan.

7.    Dipilih kedalaman tertentu dari saluran irigasi, ukur kecepatan alirannya pada berbagai kedalaman sesuai dengan kondisi dilapang.

8.    Untuk mengukur luas penampang aliran air, maka bagian penampang aliran dibagi atas beberapa bagian ( sesuai dengan lebar kondisi dasar aliran air ).

9.    Jumlah luas dari bagian-bagian tersebut merupakan luas penampang lintang aliran.

10.  Pengukuran kecepatan aliran dilakukan sebanyak lima kali.

      11.  Dihitung waktu yang dibutuhkan untuk mengairi sawah (  luas diukur dilapangan) dengan volume 200 mm.


























BAB IV
        HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel pengamatan Laju Infiltrasi Tanah


















4.2 Pembahasan
      




















BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
        Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :


















DAFTAR PUSTAKA

 Harsoyo, Bangun. 2002. Pengelolaan Air Irigasi. Dinas Pertanian Jawa Timur.

Hasibuan, A 2009. Efisiensi Air Irigasi dan Drainase pada Tanaman Padi Sawah. Jurnal Agrikultura. 2 (4) : 22-34

Kartasapoetra, Ir. A.G. dan Sutedjo Mulyani. 1986. Teknologi Pengairan Pertanian. Penerbit Bina Aksara.
                     Jakarta.

Takeda S 2007. Water Management in The Field. Kyoto: Kyoto University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar