LAPORAN
PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE
Pengukuran
Debit Air Saluran Terbuka Dan Menghitung Lama
Waktu Irigasi
Waktu Irigasi
Disusun
Oleh :
Nama :
Nico Dwi Ardiyansah
NPM :
E1J013079
Shift
: C1 Rabu Pukul 10:00 Wib
Dosen
: Sigit Sudjatmiko Ph.D
Coass
: 1. Debby Yuliani
2.
Putri Mian H.
LABORATORIUM
AGRONOMI
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumberdaya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumberdaya air harus di tanamkan pada segenap pengguna air.
Ekosistem air yang terdapat di darat (inland water) secara umum di bagi atas 2 yaitu perairan lentik (lentik water), atau juga disebut sebagai perairan tenang, misalnya danau, rawa, waduk, situ, telaga dan sebagainya dan perairan lontik (lontic water), disebut juga sebagai perairan berarus deras, misalnya sungai, kali, kanal, parit dan sebagainya. Perbedaaan utama antara perairan lontik dan lentik adalah dalam kecepatan arus air.
Debit air adalah banyaknya air yang mengalir persatuan waktu.biasanya banyaknya air mengalir di ukur dengan satuan liter ata m3 dan satuan waktu pengaliran adalah detik,menit dan jam. Besarnya debit air yang mengalir terutama ditentukan oleh dua faktor yaitu : luas penampang lintang aliaran air dan kecepatan aliran air. Secara matematis hal tersebut di atas dapat diformulasikan sebagai berikut :
Q = A x V ....................................................................( 1 )
Keterangan : Q = debit air , m3 /detik. A = luas penampang lintang air mengalir (
m2 )
V = kecepatan
aliran air ,m/detik.
Nilai V yang di peroleh dengan metode pelampung masih merupakan nilai kasar atau nilai yang mencerminkan nilai kecepatan aliran dipermukaan. Untuk memperoleh kecepatan aliran sesungguhnya nilai V yang diperoleh dapat menggunakan rumus yang telah dipelajari pada kegiatan Praktikum ke 8.
1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui
besar debit air yang mengalir disaluran irigasi kemumu serta menghitung waktu
yang diperlukan untuk mengairi lahan sawah yang ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian debit adalah
banyaknya air yang mengalir persatuan waktu. Satuan debit yang digunakan dalam
system satuan SI adalah meter kubik per detik (m3 / detik). Menurut Harsono B (2002), debit aliran adalah
laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang
melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan
dalam sattuan meter kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q
= A x v (Harsoyo,2002).
Rapat massa dan
kecepatan pada tiap titik dalam ruang berubah dengan waktu. Fluida sebagai
medan rapat massa dan medan vektor kecepatan. Jika kecepatan (V) dari tiap
partikel fluida pada satu titik tertentu adalah tetap, dikatakan bahwa aliran
tersebut bersifat lunak. Pada suatu titik tertentu tiap partikel fluida akan
mempunyai kecepatan (V) yang sama, baik besar maupun arahnya. Pada titik lain
suatu partikel mungkin sekali mempunyai kecepatan yang berbeda, akan tetapi
tiap partikel lain pada waktu sampai titik terakhir mempunyai kecepatan sama
seperti partikel yang pertama. Aliran seperti ini terjadi pada air yang pelan
(Kartasapoetra,1986).
Pengertian debit adalah
satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit
yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik (m3 /
detik). Menurut Asdak (2002), debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu.
Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Debit
aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A adalah luas
penampang (m2) dan V adalah kecepatan aliran (m/ detik).
Pengukuran dengan Current
meter
Pengukuran debit dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dengan
menggunakan sekat ukur, dan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
mengukur luas saluran dan mengatur aliran air. Kecepatan aliran air (V) dapat
diukur dengan berbagai cara seperti menggunakan metode pelampung, current
meter, atau dengan menggunakan persamaan (Hasibuan 2009).
Pengukuran luas
penampang aliran dilakukan dengan membuat profil penampang melintangnya dengan
cara mengadakan pengukuran kea rah horikzonta l(lebar aliran) dan ke arah
vertical (kedalamam aliran).Luas aliran merupakan jumlah luas tiap bagian
(segmen) dari profil yang terbuat pada tiap bagian tersebut di ukur kecepatan
alirannya. Debit aliran di segmen = ( Qi ) = Ai x Vi. Keterangan :
Qi : Debit aliran segmen I, Ai : Luas aliran pada segmen I, Vi :
Kecepatan aliran pada segmen i (Takeda 2007).
BAB III
BAHAN DAN METODE
BAHAN DAN METODE
3.1. Bahan dan Alat :
1.Pelampung
2.Current meter
3.Stop watch
4. Meteran / alat pengukur panjang
3.2. Prosedur Kerja
1. Dipilih bagian saluran irigasi di daerah kemumu yang sudah dekat dengan sawah. Dipilih lokasi yang lurus dengan perubahan lebar sungai ,dalam air dan gradien yang kecil.
2. Ditetapkan dua buah titik ( patok ) tempat pengamatan dengan jarak 50-100 m.
3. Pelampung dilemparkan kesungai dengan jarak 10-20 meter sebelah hulu titik pengamatan pertama.
4. Waktu pelampung antara dua titik pengamatan tersebut diatas dicatat dengan menggunakan stop watch 5. Kecepataan aliran dapat diperoleh dengan membagi jarak tempuh dengan waktu tempuh pelampung antara dua titik pengamatan.
6. Selain dengan pelampung , Praktikan dapat mengukur dengan alat curentt meter yang disediakan.
7. Dipilih kedalaman tertentu dari saluran irigasi, ukur kecepatan alirannya pada berbagai kedalaman sesuai dengan kondisi dilapang.
8. Untuk mengukur luas penampang aliran air, maka bagian penampang aliran dibagi atas beberapa bagian ( sesuai dengan lebar kondisi dasar aliran air ).
9. Jumlah luas dari bagian-bagian tersebut merupakan luas penampang lintang aliran.
10. Pengukuran kecepatan aliran dilakukan sebanyak lima kali.
11. Dihitung waktu yang dibutuhkan untuk mengairi sawah ( luas diukur dilapangan) dengan volume 200 mm.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel pengamatan Laju Infiltrasi Tanah
4.2
Pembahasan
BAB
V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum
yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :
DAFTAR
PUSTAKA
Harsoyo, Bangun. 2002. Pengelolaan Air Irigasi. Dinas Pertanian Jawa Timur.
Hasibuan, A 2009.
Efisiensi Air Irigasi dan Drainase pada Tanaman Padi Sawah. Jurnal
Agrikultura. 2 (4) : 22-34
Kartasapoetra, Ir. A.G. dan
Sutedjo Mulyani. 1986. Teknologi Pengairan Pertanian. Penerbit Bina Aksara.
Jakarta.
Takeda S 2007. Water
Management in The Field. Kyoto: Kyoto University Press
LAPORAN
PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE
Pengukuran
Debit Air Saluran Terbuka Dan Menghitung Lama
Waktu Irigasi
Waktu Irigasi
Disusun
Oleh :
Nama :
Nico Dwi Ardiyansah
NPM :
E1J013079
Shift
: C1 Rabu Pukul 10:00 Wib
Dosen
: Sigit Sudjatmiko Ph.D
Coass
: 1. Debby Yuliani
2.
Putri Mian H.
LABORATORIUM
AGRONOMI
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumberdaya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumberdaya air harus di tanamkan pada segenap pengguna air.
Ekosistem air yang terdapat di darat (inland water) secara umum di bagi atas 2 yaitu perairan lentik (lentik water), atau juga disebut sebagai perairan tenang, misalnya danau, rawa, waduk, situ, telaga dan sebagainya dan perairan lontik (lontic water), disebut juga sebagai perairan berarus deras, misalnya sungai, kali, kanal, parit dan sebagainya. Perbedaaan utama antara perairan lontik dan lentik adalah dalam kecepatan arus air.
Debit air adalah banyaknya air yang mengalir persatuan waktu.biasanya banyaknya air mengalir di ukur dengan satuan liter ata m3 dan satuan waktu pengaliran adalah detik,menit dan jam. Besarnya debit air yang mengalir terutama ditentukan oleh dua faktor yaitu : luas penampang lintang aliaran air dan kecepatan aliran air. Secara matematis hal tersebut di atas dapat diformulasikan sebagai berikut :
Q = A x V ....................................................................( 1 )
Keterangan : Q = debit air , m3 /detik. A = luas penampang lintang air mengalir (
m2 )
V = kecepatan
aliran air ,m/detik.
Nilai V yang di peroleh dengan metode pelampung masih merupakan nilai kasar atau nilai yang mencerminkan nilai kecepatan aliran dipermukaan. Untuk memperoleh kecepatan aliran sesungguhnya nilai V yang diperoleh dapat menggunakan rumus yang telah dipelajari pada kegiatan Praktikum ke 8.
1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui
besar debit air yang mengalir disaluran irigasi kemumu serta menghitung waktu
yang diperlukan untuk mengairi lahan sawah yang ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian debit adalah
banyaknya air yang mengalir persatuan waktu. Satuan debit yang digunakan dalam
system satuan SI adalah meter kubik per detik (m3 / detik). Menurut Harsono B (2002), debit aliran adalah
laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang
melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan
dalam sattuan meter kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q
= A x v (Harsoyo,2002).
Rapat massa dan
kecepatan pada tiap titik dalam ruang berubah dengan waktu. Fluida sebagai
medan rapat massa dan medan vektor kecepatan. Jika kecepatan (V) dari tiap
partikel fluida pada satu titik tertentu adalah tetap, dikatakan bahwa aliran
tersebut bersifat lunak. Pada suatu titik tertentu tiap partikel fluida akan
mempunyai kecepatan (V) yang sama, baik besar maupun arahnya. Pada titik lain
suatu partikel mungkin sekali mempunyai kecepatan yang berbeda, akan tetapi
tiap partikel lain pada waktu sampai titik terakhir mempunyai kecepatan sama
seperti partikel yang pertama. Aliran seperti ini terjadi pada air yang pelan
(Kartasapoetra,1986).
Pengertian debit adalah
satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit
yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik (m3 /
detik). Menurut Asdak (2002), debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu.
Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Debit
aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A adalah luas
penampang (m2) dan V adalah kecepatan aliran (m/ detik).
Pengukuran dengan Current
meter
Pengukuran debit dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dengan
menggunakan sekat ukur, dan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
mengukur luas saluran dan mengatur aliran air. Kecepatan aliran air (V) dapat
diukur dengan berbagai cara seperti menggunakan metode pelampung, current
meter, atau dengan menggunakan persamaan (Hasibuan 2009).
Pengukuran luas
penampang aliran dilakukan dengan membuat profil penampang melintangnya dengan
cara mengadakan pengukuran kea rah horikzonta l(lebar aliran) dan ke arah
vertical (kedalamam aliran).Luas aliran merupakan jumlah luas tiap bagian
(segmen) dari profil yang terbuat pada tiap bagian tersebut di ukur kecepatan
alirannya. Debit aliran di segmen = ( Qi ) = Ai x Vi. Keterangan :
Qi : Debit aliran segmen I, Ai : Luas aliran pada segmen I, Vi :
Kecepatan aliran pada segmen i (Takeda 2007).
BAB III
BAHAN DAN METODE
BAHAN DAN METODE
3.1. Bahan dan Alat :
1.Pelampung
2.Current meter
3.Stop watch
4. Meteran / alat pengukur panjang
3.2. Prosedur Kerja
1. Dipilih bagian saluran irigasi di daerah kemumu yang sudah dekat dengan sawah. Dipilih lokasi yang lurus dengan perubahan lebar sungai ,dalam air dan gradien yang kecil.
2. Ditetapkan dua buah titik ( patok ) tempat pengamatan dengan jarak 50-100 m.
3. Pelampung dilemparkan kesungai dengan jarak 10-20 meter sebelah hulu titik pengamatan pertama.
4. Waktu pelampung antara dua titik pengamatan tersebut diatas dicatat dengan menggunakan stop watch 5. Kecepataan aliran dapat diperoleh dengan membagi jarak tempuh dengan waktu tempuh pelampung antara dua titik pengamatan.
6. Selain dengan pelampung , Praktikan dapat mengukur dengan alat curentt meter yang disediakan.
7. Dipilih kedalaman tertentu dari saluran irigasi, ukur kecepatan alirannya pada berbagai kedalaman sesuai dengan kondisi dilapang.
8. Untuk mengukur luas penampang aliran air, maka bagian penampang aliran dibagi atas beberapa bagian ( sesuai dengan lebar kondisi dasar aliran air ).
9. Jumlah luas dari bagian-bagian tersebut merupakan luas penampang lintang aliran.
10. Pengukuran kecepatan aliran dilakukan sebanyak lima kali.
11. Dihitung waktu yang dibutuhkan untuk mengairi sawah ( luas diukur dilapangan) dengan volume 200 mm.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel pengamatan Laju Infiltrasi Tanah
4.2
Pembahasan
BAB
V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum
yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :
DAFTAR
PUSTAKA
Harsoyo, Bangun. 2002. Pengelolaan Air Irigasi. Dinas Pertanian Jawa Timur.
Hasibuan, A 2009.
Efisiensi Air Irigasi dan Drainase pada Tanaman Padi Sawah. Jurnal
Agrikultura. 2 (4) : 22-34
Kartasapoetra, Ir. A.G. dan
Sutedjo Mulyani. 1986. Teknologi Pengairan Pertanian. Penerbit Bina Aksara.
Jakarta.
Takeda S 2007. Water
Management in The Field. Kyoto: Kyoto University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar