LAPORAN
PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI
ACARA
VIII
APLIKASI
HERBISIDA PADA AREAL PERTANAMAN KAKAO BELUM MENGHASILKAN (TBM)
Disusun
oleh :
Nama : Nico
Dwi Ardiyansah
NPM : E1J013079
Shift : A1 . Senin (08:00-10:00)
Dosen :
Dr.Ir. M.Taufik, MS
Coass : Iche Puspitasari
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
LEMBAR PEMGESAHAN
Disusun
sebagai laporan akhir semua kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan
PRODUKSI
TANAMAN INDUSTRI
Oleh
Nama : Nico Dwi Ardiansyah
NPM
: E1J013079
Laporan
ini telah diperiksa dan disetujui
Oleh
dosen / Co-ass pada
Tanggal
28 Mei 2015
Bengkulu, 28 Mei 2015
Mengetahui Mengesahkan Praktikan
Dosen, Co-Ass
Dr. Ir.
M.Taufik,M.S. Iche Puspitasari Nico Dwi Ardiyansah
Daftar Isi
COVER................................................................................................................................................. i
LEMBAR
PENGESAHAN................................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI........................................................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................
1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................................
1
1.3 Manfaat Yang
Diharapkan...............................................................................................................
1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................
2
BAB
III PELAKSANAAN PRAKTIKUM......................................................................................
3
3.1 Waktu Dan Tempat..........................................................................................................................
3
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................................................
3
3.3 Cara Kerja.........................................................................................................................................
3
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................
4
4.1 Hasil..................................................................................................................................................
4
4.2 Pembahasan......................................................................................................................................
4-5
BAB
V PENUTUP...............................................................................................................................
6
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................
6
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................................
iv
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Herbisida adalah senyawa atau
material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas
tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma).
Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian.
Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut. Karena
kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau
keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini
tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana
pengendalian tumbuhan “asing” ini (lihat artikel tentang gulma).
Terdapat dua tipe herbisida menurut
aplikasinya: herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) dan
herbisida pascatumbuh (postemergence herbicide). Yang pertama
disebarkan pada lahan setelah diolah namun sebelum benih
ditebar (atau segera setelah benih ditebar). Biasanya herbisida jenis ini
bersifat nonselektif, yang berarti membunuh semua tumbuhan yang ada. Yang kedua
diberikan setelah benih memunculkan daun pertamanya. Herbisida jenis ini harus
selektif, dalam arti tidak mengganggu tumbuhan pokoknya.
Pada umumnya herbisida bekerja
dengan mengganggu proses anabolisme
senyawa penting seperti pati,
asam
lemak atau asam
amino melalui kompetisi dengan senyawa yang “normal”
dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur
yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi
sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi
bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan.
Sejumlah produsen herbisida
mendanai pembuatan tanaman transgenik
yang tahan terhadap herbisida. Dengan demikian penggunaan herbisida dapat
diperluas pada tanaman produksi tersebut. Usaha ini dapat menekan biaya
produksi dalam pertanian berskala besar dengan mekanisasi.
1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menggunakan herbisida
kontak pada piringan dan batang kakao yang ditumbuhi gulma.
1.3 Manfaat Yang Diharapkan
Manfaat yang diharapkan dari praktikum
ini yaitu praktikan dapat menerapkan pengaplikasian herbisida kontak pada
berbagai jenis tanaman perkebunan setelah terjun kedunia kerja dan mampu
menganalisa vegetasi lingkungan sekitar.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan
pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan
penurunan hasil (gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman
pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut.
Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari,
dan atau keluarnya substansi alelopatik,
tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya (Soedjana, 1986 ).
Herbisida
kontak adalah herbisida yang langsung mematikan jaringan – jaringan atau bagian
gulma yang terkena larutan herbisida. Herbisida jenis ini bereaksi sangat cepat
dan efektif jika di gunakan untuk memberantas gulma yang masih muda dan
berwarna hijau, serta gulma yang memiliki system perakaran sempit. Herbisida
kontak mematikan bagian gulma yang terkena pertumbuhan gulma kembali terjadi
sangat cepat ( Triharso, 1994 ).
Herbisida
Sistemik dengan bahan adiktifnya diserap dan di traslokasi ke seluruh bagian
atau jaringan gulma reaksi kematian gulma terjadi sangat lambat ke sana proses
kerja bahan aktif herbisida sistemik tidak langsung mematikan jaringan tanaman
yang terkena, namun berkerja dengan cara mengganggu proses fisiologi jaringan
tersebut ( Fryer, 1977 ).
Berdasarkan
faktor internalnya, waktu aplikasi herbisida yang paling tepat adalah pada saat
gulma masih muda. Faktor eksternal adalah faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi aplikas herbisida, misalnya curah hujan,
angin, sinar matahari dan lain-lain (Sumintapura, 1980).
Secara
umum dosis herbisida yang digunakan sangat tergantung pada jenis dan kondisi
gulma sasaran, kondisi cuaca, kondisi areal serta jenis sprayer ( Sutanto, 2005
)
Pengendalian gulma secara kimia
adalah dengan manggunakan herbisida. Herbisida adalah persenyawaan kimia yang
digunakan untuk membunuh atau menekan pertumbuhan gulma. Metode kimia ini lazim
digunakan pada perkebunan dewasa ini. Pemberantasan gulma terhadap herbisida
bukanlah sebuah fenomena unik, sebab perlawanan terhadap herbisida adalah
masalah yang tidak terberantas pada satu katagori gulma – gulma telah terbukti
secara ekologis dan beradaptasi ke agrichemicals biokimia.
Umumnya penggunaan herbisida sistemik
lebih efektif daripada menggunakan herbisida kontak, karena herbisida sistemik
menyerang gulma sampai pada system perakarannya, sedangkan herbisida kontak
hanya menyerabg sampai daun dan batang saja sehinnga gilma yg mati dapat tumbuh
kembali menggunakan rhizomanya, umbinya. ( Nasution, 1986 ).
BAB
III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari
selasa pukul 12:00 WIB. Di lahan
percobaan belakang fakultas pertanian Universitas Bengkulu.
3.2 Bahan Dan Alat
Lahan perkebunan kakao :
herbisida kontak paraquat dan gramoxone : air,ember,gelas ukur,knapsack
sprayer, stopwatch dan nozel tembak : sepatu lapangan 3 pasang dan topi
lapangan 3 buah.
3.3 Cara
Kerja
1. Herbisida kontak diaplikasikan pada batang dan
piringan kakao.
2. Pengamatan dengan petak contoh pada piringan dilakukan
1 sampai 2 minggu setelah aplikasi setiap hari. Persentase kematian,
berdasarkan respon gulma terhadap herbisida dan amati gejala keracunan yang
ada.
3. Dua minggu setelah aplikasi , kemudian
dilakukan analisa vegetasi.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Gulma adalah jenis tumbuhan yang hidupnya
atau keberadaannya tidak dikehendaki. Munculnya suatu jenis gulma di sekitar
areal tanaman budidaya dapat dikendalikan dengan menggunakan bahan kimia yang
dinamakan herbisida. Herbisida adalah senyawa kimia peracun gulma, dapat
menghambat pertumbuhan bahkan mematikan tumbuhan tersebut. Sedangkan substansi
pengatur tumbuhan adalah gugusan organik yang bukan nutrisi, dalam jumlah
sedikit dapat menghambat atau memodifikasi proses fisiologis tumbuhan yang
mungkin dapat pula berarti pemodifikasian pertumbuhan, herbisida translokasi,
dan herbisida sistemik.
Dalam
praktikum yang dilaksanakan, penyemprotan dilakukan sore hari . adapun merek
herbisida yang digunakan yaitu gramaxone dan paraquate. Umumnya penggunaan herbisida sistemik lebih efektif daripada
menggunakan herbisida kontak, karena herbisida sistemik menyerang gulma sampai
pada system perakarannya, sedangkan herbisida kontak hanya menyerabg sampai daun
dan batang saja sehinnga gulma yg mati dapat tumbuh kembali menggunakan
rhizomanya, umbinya. Dan kerugian
menggunakan herbisida adalah herbisida yang terdapat pada tumbuhan tersebut
dapat menjadi racun apabila di konsumsi dan dapat mengganggu kesehatan. Gulma
yang sudah mati dapat tumbuh lagi dalam beberapa waktu kemudian Pengendalian
gulma secara kimia adalah dengan menggunakan herbisida. Herbisida adalah
persenyawaan kimia yang di gunakan untuk membunuh atau menekan pertumbuhan
gulma. Metode kimia ini lazim di gunakan pada perkebunan dewasa
Penggunaan
salah satu jenis herbisida secara terus menerus dapat menyebabkan gulma menjadi
resisten. Untuk menghindari hal tersebut, maka diusahakan mencampurkan dua
jenis herbisida dalam mengendalikan gulma.Berbagai bahan kimia dipandang
mem-punyai prospek yang baik untuk mengendalikan gulma, akan tetapi efektif
tidaknya suatu herbisida yang digunakan bergantung pada jenis dan dosis
herbisida yang suatu diberikan serta besar kecilnya pengaruh lingkungan.
Secara umum
dosis herbisida yang digunakan sangat tergantung pada jenis dan kondisi areal
percobaan serta jenis handsprayer. Dan Secara umum dosis herbisida yang
digunakan sangat tergantung pada jenis dan kondisi gulma sasaran, kondisi
cuaca, kondisi areal serta jenis sprayer (Sutanto,2005)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilaksanakan bahwa Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme
senyawa penting seperti pati,
asam
lemak atau asam
amino melalui kompetisi dengan senyawa yang “normal”
dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur
yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi
sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi
bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan.
Contoh:
- glifosat (dari Monsanto) mengganggu sintesis asam amino aromatik karena berkompetisi dengan fosfoenol piruvat
- fosfinositrin mengganggu asimilasi nitrat dan amonium karena menjadi substrat dari enzim glutamin sintase.
Lahan yang
digunakan untuk aplikasi herbisida kontak dan sistemik adalah 10 x 10 m Pengamatan
dilakukan setelah penyemprotan 3 jam dengan menggunakan herbisida
Gramoxone/paraquate, sedangkan untuk aplikasi pestisida sistemik menggunakan
herbisida Round up. Pada lahan yang diberi herbisida ramaxone, gulma yang
dominan mati adalah gulma berdaun lebar dan teki, sedangkan pada lahan yang
diberi herbisida Round up adalah gulma jenis rumput. Herbisida adalah senyawa
atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau
memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil yang disebabkan oleh
gulma.
Herbisida
kontak adalah herbisida yang langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian
gulma yang terkena larutan herbisida ini, terutama bagian gulma yang berwarna
hijau. Herbisida jenis ini bereaksi sangat cepat dan efektif jika digunakan untuk
memberantas gulma yang masih hijau, serta gulma yang masih memiliki sistem
perakaran tidak meluas. Di dalam jarinngan tumbuhan, bahan aktif herbisida
kontak hampir tidak ada yang ditranslokasikan. Jika ada, bahan tersebut
ditranslokasikan melalui phloem. Karena hanya mematikan bagian gulma yang
terkena, pertumbuhan gulma dapat terjadi sangat cepat. Dengan demikian, rotasi
pengendalian menjadi singkat.
Herbisida
kontak memerlukan dosis dan air pelarut yang lebih besar agar bahan aktifnya
merata ke seluruh permukaan gulma dan diperoleh efek pengendalian aktifnya yang
lebih baik. Herbisida kontak juga yang bekerja dengan cara menghasilkan radikal
hidrogen peroksida yang memecahkan membran sel dan merusak seluruh konfigurasi
sel. Herbisida kontak hanya mematikan bagian tanaman hidup yang terkena
larutan, jadi bagian tanaman dibawah tanah seperti akar atau akar rimpang tidak
terpengaruhi, dan bagian tanaman didapat kembali dan roses kerja pada herbisida
ini pun sangat cepat.
Herbisida
ini hanya mampu membasmi gulma yang terkena semprotan saja, terutama bagian
yang berhijau daun dan aktif berfotosintesis. Keistimewaannya, dapat membasmi
gulma secara cepat, 2-3 jam setelah disemprot gulma sudah layu dan 2-3 hari
kemudian mati. Sehingga bermanfaat jika waktu penanaman harus segera dilakukan.
Kelemahannya, gulma akan tumbuh kembali secara cepat sekitar 2 minggu kemudian
dan bila herbisida ini tidak menyentuh akar maka proses kerjanya tidak
berpengaruh
BAB
V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Herbisida digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan
gulma, adapun herbisida yang digunakan
dalam praktikum kali ini yaitu herbisida kontak . Herbisida kontak adalah herbisida
yang langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena
larutan herbisida ini, terutama bagian gulma yang berwarna hijau. Herbisida
jenis ini bereaksi sangat cepat dan efektif jika digunakan untuk memberantas
gulma yang masih hijau, serta gulma yang masih memiliki sistem perakaran tidak
meluas.
2.
Herbisida kontak memerlukan dosis dan air pelarut yang
lebih besar agar bahan aktifnya merata ke seluruh permukaan gulma dan diperoleh
efek pengendalian aktifnya yang lebih baik. Waktu aplikasi
mempunyai pengaruh dalam aplikasi herbisida. Gugus selektif dengan pengaruh
residu rendah biasanya di aplikasikan sebagai herbisida pra tumbuh. Gulma yang
mempunyai perakaran banyak dalam permukaan tanah aka menjadi peka gugusan
herbisida pra tumbuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar