LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
PENGOLAHAN DATA HUJAN
OLEH :
NAMA : NICO DWI ARDIYANSAH
NPM : E1J013079
SHIFT : SABTU (10:00-12:00 WIB)
CO-ASS : 1. M. HARIS SUPRAYOGI
2. PETRYAKO MARPAUNG
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSTAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Curah
hujan adalah unsur iklim yang sangat berubah-ubah dari tahun ke tahun, adalah
penting bahwa setiap analisis iklim pertanian mempertimbangkan variabilitas ini
dan tidak hanya didasarkan atas nilai rata-rata. Total curah hujan tahunan
untuk kano (12oU) dari tahun 1916 sampai 1975. Ini adalah catatan curah hujan
khas dengan variasi besar dan disertai periode-periode pendek di atas dan di
bawah curah hujan rata-rata. Curah hujan rata-rata adalah 850 mm dan total
tahunan berkisar dari 416 mm pada tahun 1975 sampai 1181 pada tahun 1931. Evaporasi (penguapan) terjadi Ketika air
dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup
energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan
mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Hujan turun dari
awan, adanya awan belum tentu turunnya hujan. Hujan baru turun bila butir-butir
air di awan bersatu menjadi besar dan mempunyai daya berat yang cukup dan suhu
di bawah awan harus lebih rendah dari suhu awan itu sendiri, maka butir-butir
air yang telah besar dan berat jatuh sebagai hujan
Curah
hujan yang dinyatakan dalam milimeter (mm) yaitu tinggi lapisan air yang jatuh
di atas permukaan tanah, andaikata air tidak meresap ke dalam tanah, mengalir
atau terjadi penguapan akan mempunyai volume 1 liter.
1.2 Tujuan Praktikum
1.
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengelolaan data hujan harian,
bulanan, tahunan dan dapat membuat pola hujan suatu tempat.
2.
Agar mahasiswa dapat menganalisa data hujan rekaman kontiyun dan
mengerti sifat hujan dari data tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hujan adalah kebasahan yang jatuh ke
bumi dalam bentuk cair. Butir-butir hujan mempunyai garis tengah 0,08 – 6 mm.
Hujan terdapat dalam beberapa macam yaitu hujan halus, hujan rintik-rintik dan
hujan lebat. Perbedaan terutama pada besarnya butir-butir. Hujan lebat biasanya
turun sebentar saja jatuh dari awan cumulonimbus. Hujan semacam ini dapat amat
kuat dengan intensitas yang besar (Karim,1985).
Curah hujan dapat diukur dengan alat
pengukur curah hujan otomatis atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut
harus diletakkan pada daerah yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang
terukur dapat mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual
yang paling banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut
ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air hujan
dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan alat
baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut
penakar 1,2 meter dari permukaan tanah (Jumin, 2002)
Alat pengukur hujan otomatis
biasanya memakai prinsip pelampung, timbangan dan jungkitan. Keuntungan
menggunakan alat ukur otomatis ini antara lain seperti, waktu terjadinya hujan
dapat diketahui, intensitas setiap terjadinya hujan dapat dihitung, pada
beberapa tipe alat, pengukuran tidak harus dilakukan tiap hari karena periode
pencatatannya lebih dari sehari, dan beberapa keuntungan lain (Sutedjo, 2005).
Curah hujan di hitung harian, mingguan, hingga
tahunan, sesuai dengan kebuuhan. Pembangunan saluran drainase, selokan,
irigasi, serta pengendalian banjir selalu menggunakan data curah hujan ini,
untuk mengetahui berapa jumlah hujan yang pernah terjadi di suau tempat,
sebagai perkiraan pembuatan besarnya saluran atau sarana pendukung lainnya saat
hujan sebesar itu akan datang lagi dimasa mendatang (Bocah,2008).
Alat pengukur curah hujan merupakan alat untuk
mengukur curah hujan yang terjadi pada suatu daerah baik pedesaan, kecamatan,
atau provinsi mengacu pada WMO (World Meterological Organization). Dengan
adanya alat pengukur curah hujan dapat diketahui banyaknya curah hujan yang
terjadi setiap waktu. Data curah hujan dihasilkan otomatis dari alat pengukur
curah hujan disimpan secara real-time dengan menggunakan aplikasi berbasis
open-source seperti java dan system operasi IGOS (Edi Tanoe,2011)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
dan Bahan
1.
Data
hujan harian dan bulanan
2.
Data
hujan dari penakar otomatis
3.2 Cara Kerja
1.
Data
hujan harian atau bulanan
2.
Menyalin
data yang diberikan didalam kelas.
3.
Membuat
curah hujan bulanannya untuk setiap bulan selama satu tahun pada satu tahun
4.
Membuat
data rata-rata hujan bulanan selama satu tahun
5.
Menghitung
hari hujan untuk setiap bulannya dan merataratakan sejumlah tahun yang ada.
6.
Membuat
grafik dari data tersebut
7.
Menentukan
kapan kira-kira musim penghujan mulai dan kapan ttrakhir.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Data hujan tahun 2009
:
TGL
|
JAN
|
FEB
|
MAR
|
APR
|
MEI
|
JUN
|
JUL
|
AGT
|
SEP
|
OKT
|
NOP
|
DES
|
1
|
42
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
22
|
-
|
25
|
2
|
30
|
28
|
-
|
-
|
52
|
-
|
8
|
-
|
-
|
-
|
-
|
72
|
3
|
24
|
41
|
-
|
-
|
34
|
-
|
-
|
-
|
-
|
29
|
-
|
-
|
4
|
-
|
29
|
-
|
-
|
12
|
6
|
-
|
-
|
3
|
32
|
-
|
25
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
39,5
|
15
|
26
|
6
|
17
|
-
|
12
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
7,5
|
-
|
38
|
67,5
|
20,5
|
21
|
-
|
-
|
37,5
|
-
|
-
|
15
|
8
|
-
|
7,8
|
35
|
-
|
4
|
65
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
65
|
9
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
41
|
10
|
-
|
-
|
-
|
6,5
|
4,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
13
|
3
|
-
|
11
|
-
|
-
|
-
|
40
|
109
|
-
|
67
|
45
|
-
|
10
|
23,9
|
62
|
12
|
4,5
|
1
|
-
|
32
|
4,6
|
-
|
-
|
14,5
|
-
|
7
|
-
|
40
|
13
|
7,5
|
5
|
21,8
|
219
|
3,2
|
2,5
|
-
|
-
|
-
|
4
|
139
|
52
|
14
|
13,7
|
4,5
|
-
|
-
|
20,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4,5
|
8
|
15
|
-
|
6
|
-
|
54
|
9,5
|
3
|
-
|
15
|
6
|
18
|
3
|
7
|
16
|
18
|
8,5
|
24,5
|
7,4
|
7
|
-
|
24
|
10
|
15,5
|
24
|
2,8
|
11
|
17
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
-
|
8,5
|
18
|
-
|
2,5
|
8
|
18
|
-
|
-
|
12,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
42,5
|
14
|
19
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
2
|
12
|
-
|
22,5
|
24
|
20
|
-
|
-
|
-
|
25
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
24
|
13
|
21
|
24,5
|
-
|
-
|
40
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
15
|
18
|
22
|
18
|
2
|
-
|
61,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
12
|
9,5
|
23
|
21
|
3,5
|
-
|
-
|
-
|
16,3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
18
|
5
|
24
|
13
|
5,4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
3
|
11
|
25
|
16
|
2
|
33,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6,5
|
5
|
6
|
26
|
14,5
|
1,5
|
25,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
2,5
|
4
|
27
|
28,5
|
-
|
20,5
|
-
|
-
|
-
|
43,5
|
22,7
|
-
|
-
|
-
|
82
|
28
|
30,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8,5
|
-
|
-
|
-
|
10,5
|
29
|
57
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2,5
|
-
|
4
|
8
|
2
|
10
|
69
|
30
|
28,5
|
-
|
-
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
12
|
15
|
13
|
31
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
TOTAL
|
410,4
|
145,2
|
263,3
|
558,9
|
282,8
|
120,3
|
142,5
|
131,2
|
100
|
247
|
363,2
|
744,4
|
RATA-RATA
|
19
|
14
|
9
|
12
|
13
|
8
|
4
|
8
|
7
|
17
|
19
|
28
|
GRAFIK JUMLAH
HUJAN TIAP BULAN PADA TAHUN 2008
Bulan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
Jumlah
|
410,4 mm
|
145,2
mm
|
263,3
mm
|
558,9
mm
|
282,8
mm
|
120,3
mm
|
142,5
mm
|
131,2
mm
|
100
mm
|
247
mm
|
363,2
mm
|
744,4
mm
|
GRAFIK JUMLAH
HUJAN DALAM SATU BULAN SELAMA SATU TAHUN
Bulan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
Jumlah
|
19
|
14
|
9
|
12
|
13
|
8
|
4
|
9
|
7
|
17
|
19
|
29
|
4.2 Pembahasan
Dari data yang diatas
dapat kita bahas bahwa curah hujan yang didapat tiap bulannya bervariasi. Curah
hujan bulanan pada tahun 2009 paling besar ialah pada bulan Desember yaitu sebesar 744,4 mm sedangkan curah hujan
paling rendah pada bulan September yaitu 100 mm. Pengamatan jumlah hari hujan setiap bulan selama
satu tahun juga bervariasi. Jumlah hari hujan tertinggi dalam satu tahun yaitu
pada bulan Desember sebanyak 29 hari dan jumlah hari hujan yang paling rendah
pada bulan Juli hanya sebanyak 4 hari.
Data hujan mempunyai variasi yang sangat besar
dibandingkan unsur-unsur iklim yang lain, baik variasi menurut tempat maupun
waktu. Untuk mendapatkan gambaran wilayah diperlukan pengamatan yang cukup
panjang dan kerapatan jaringan stasiun pengamatan yang memadai.Curah hujan yang
diamati pada stasiun klimatologi meliputi tinggi (Curah hujan), jumlah hari
hujan dan intensitas hujan. Kerapatan jaringan stasiun hujan
tergantung dari letak, toografi wilayah dan sebaran (tipe) hujannya.Daerah yang
berbukit-bukit memerlukan stasiun yan lebih rapat dari pada daerah yang datar. Daerah belakang angin tidak bisa
diwakili oleh stasiun yang berada di daerah hadap angin.
Disisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi
karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang mengakibatkan
pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf monsun, atau zona
konvergensi intertropis, membawa musim hujan
ke iklimsabana. Hujan
adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan
kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik
dan irigasi
ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah
curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara
pasif oleh satelit cuaca.
Dampak pulau panas
perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah dan intensitasnya di
bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan perubahan pola
hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan suasana kering di
wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah
990 millimetre (39 in). Sistem pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan
iklim Köppen menggunakan curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu
membedakan kawasan-kawasan iklim.
Dampak perubahan
iklim sudah mulai dirasakan manusia akibat pemanasan global. Pergeseran musim
hujan mulai terlihat sehingga cuaca sulit diprediksi dan petani sulit
memperkirakan musim tanam. Upaya untuk mengurangi efek rumah kaca yaitu dengan
memperkecil pengeluaran gas CFC dan gas
lain yang memacu pemanasan global.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah di
lakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagi berikut :
1. Curah hujan harian dan bulanan yang terjadi
sepanjang tahun 2009 bervariasi. Curah hujan yang tertinggi yaitu pada bulan
Desember dan terendah pada bulan September sehingga dapat dipastikan bulan
September merupakan musim kemarau dan Desember merupakan musim penghujan.
2.
Data
curah hujan setiap tahun memiliki perbedaan yang cukup bervariasi. Pada tahun
2009 jumlah hari hujan tertinggi pada bulan Desember dan terendah pada bulan
Juli. Secara kontinyu bulan Juli hingga bulan September merupakan musim kemarau
dan bulan Desember hingga bulan Februari merupakan musim penghujan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bocah.2008.Dasar-Dasar Agronomi,
Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Jumin, H.B. 2002.
Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi.
PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Karim, K. 1985. Diktat Kuliah
Dasar-Dasar Klimatologi. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Tanoe.2011 Ekologi Tumbuhan dan Tanaman
Pertanian. Padang: Angkasa Raya.
Sutedjo, Mul Suryani dan Kartasapoetra. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. Pt
Rineka Cipta, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar