Blogger Widgets
Powered By Blogger

Minggu, 16 April 2017

LAPORAN PENGOLAHAN DATA HUJAN


               LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
             PENGOLAHAN DATA HUJAN
  
 OLEH  :

 

NAMA       : NICO DWI ARDIYANSAH

NPM           : E1J013079

SHIFT         : SABTU (10:00-12:00 WIB)
                             CO-ASS     : 1. M. HARIS SUPRAYOGI
                                                  2. PETRYAKO MARPAUNG 



LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSTAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Curah hujan adalah unsur iklim yang sangat berubah-ubah dari tahun ke tahun, adalah penting bahwa setiap analisis iklim pertanian mempertimbangkan variabilitas ini dan tidak hanya didasarkan atas nilai rata-rata. Total curah hujan tahunan untuk kano (12oU) dari tahun 1916 sampai 1975. Ini adalah catatan curah hujan khas dengan variasi besar dan disertai periode-periode pendek di atas dan di bawah curah hujan rata-rata. Curah hujan rata-rata adalah 850 mm dan total tahunan berkisar dari 416 mm pada tahun 1975 sampai 1181 pada tahun 1931. Evaporasi (penguapan) terjadi Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Hujan turun dari awan, adanya awan belum tentu turunnya hujan. Hujan baru turun bila butir-butir air di awan bersatu menjadi besar dan mempunyai daya berat yang cukup dan suhu di bawah awan harus lebih rendah dari suhu awan itu sendiri, maka butir-butir air yang telah besar dan berat jatuh sebagai hujan
            Curah hujan yang dinyatakan dalam milimeter (mm) yaitu tinggi lapisan air yang jatuh di atas permukaan tanah, andaikata air tidak meresap ke dalam tanah, mengalir atau terjadi penguapan akan mempunyai volume 1 liter.

1.2 Tujuan Praktikum
1.      Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengelolaan data hujan harian, bulanan, tahunan dan dapat membuat pola hujan suatu tempat.
2.      Agar mahasiswa dapat menganalisa data hujan rekaman kontiyun dan mengerti sifat hujan dari data tersebut.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Hujan adalah kebasahan yang jatuh ke bumi dalam bentuk cair. Butir-butir hujan mempunyai garis tengah 0,08 – 6 mm. Hujan terdapat dalam beberapa macam yaitu hujan halus, hujan rintik-rintik dan hujan lebat. Perbedaan terutama pada besarnya butir-butir. Hujan lebat biasanya turun sebentar saja jatuh dari awan cumulonimbus. Hujan semacam ini dapat amat kuat dengan intensitas yang besar (Karim,1985).
            Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada daerah yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah (Jumin, 2002)
            Alat pengukur hujan otomatis biasanya memakai prinsip pelampung, timbangan dan jungkitan. Keuntungan menggunakan alat ukur otomatis ini antara lain seperti, waktu terjadinya hujan dapat diketahui, intensitas setiap terjadinya hujan dapat dihitung, pada beberapa tipe alat, pengukuran tidak harus dilakukan tiap hari karena periode pencatatannya lebih dari sehari, dan beberapa keuntungan lain (Sutedjo, 2005).
Curah hujan di hitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai dengan kebuuhan. Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi, serta pengendalian banjir selalu menggunakan data curah hujan ini, untuk mengetahui berapa jumlah hujan yang pernah terjadi di suau tempat, sebagai perkiraan pembuatan besarnya saluran atau sarana pendukung lainnya saat hujan sebesar itu akan datang lagi dimasa mendatang (Bocah,2008).
Alat pengukur curah hujan merupakan alat untuk mengukur curah hujan yang terjadi pada suatu daerah baik pedesaan, kecamatan, atau provinsi mengacu pada WMO (World Meterological Organization). Dengan adanya alat pengukur curah hujan dapat diketahui banyaknya curah hujan yang terjadi setiap waktu. Data curah hujan dihasilkan otomatis dari alat pengukur curah hujan disimpan secara real-time dengan menggunakan aplikasi berbasis open-source seperti java dan system operasi IGOS (Edi Tanoe,2011)



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1  Alat dan Bahan
1.      Data hujan harian dan bulanan
2.      Data hujan dari penakar otomatis

3.2  Cara Kerja
1.      Data hujan harian atau bulanan
2.      Menyalin data yang diberikan didalam kelas.
3.      Membuat curah hujan bulanannya untuk setiap bulan selama satu tahun pada satu tahun
4.      Membuat data rata-rata hujan bulanan selama satu tahun
5.      Menghitung hari hujan untuk setiap bulannya dan merataratakan sejumlah tahun yang ada.
6.      Membuat grafik dari data tersebut
7.      Menentukan kapan kira-kira musim penghujan mulai dan kapan ttrakhir.


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil Pengamatan
Data hujan tahun 2009 :
TGL
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOP
DES
1
42
-
-
-
-
-
-
-
-
22
-
25
2
30
28
-
-
52
-
8
-
-
-
-
72
3
24
41
-
-
34
-
-
-
-
29
-
-
4
-
29
-
-
12
6
-
-
3
32
-
25
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
39,5
15
26
6
17
-
12
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
7,5
-
38
67,5
20,5
21
-
-
37,5
-
-
15
8
-
7,8
35
-
4
65
-
-
-
-
-
65
9
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
41
10
-
-
-
6,5
4,5
-
-
-
-
13
3
-
11
-
-
-
40
109
-
67
45
-
10
23,9
62
12
4,5
1
-
32
4,6
-
-
14,5
-
7
-
40
13
7,5
5
21,8
219
3,2
2,5
-
-
-
4
139
52
14
13,7
4,5
-
-
20,5
-
-
-
-
-
4,5
8
15
-
6
-
54
9,5
3
-
15
6
18
3
7
16
18
8,5
24,5
7,4
7
-
24
10
15,5
24
2,8
11
17
-
-
-
-
-
4
-
8,5
18
-
2,5
8
18
-
-
12,5
-
-
-
-
-
-
-
42,5
14
19
-
-
-
2
-
-
-
2
12
-
22,5
24
20
-
-
-
25
-
-
-
-
-
7
24
13
21
24,5
-
-
40
-
-
-
-
-
10
15
18
22
18
2
-
61,5
-
-
-
-
-
-
12
9,5
23
21
3,5
-
-
-
16,3
-
-
-
-
18
5
24
13
5,4
-
-
-
-
-
-
-
8
3
11
25
16
2
33,5
-
-
-
-
-
-
6,5
5
6
26
14,5
1,5
25,5
-
-
-
-
-
-
3
2,5
4
27
28,5
-
20,5
-
-
-
43,5
22,7
-
-
-
82
28
30,5
-
-
-
-
-
-
8,5
-
-
-
10,5
29
57
-
-
-
-
2,5
-
4
8
2
10
69
30
28,5
-
-
4
-
-
-
-
-
12
15
13
31
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
TOTAL
410,4
145,2
263,3
558,9
282,8
120,3
142,5
131,2
100
247
363,2
744,4
RATA-RATA
19
14
9
12
13
8
4
8
7
17
19
28







GRAFIK JUMLAH HUJAN TIAP BULAN PADA TAHUN 2008

Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
410,4 mm
145,2
mm
263,3
mm
558,9
mm
282,8
mm
120,3
mm
142,5
mm
131,2
mm
100
mm
247
mm
363,2
mm
744,4
mm


GRAFIK JUMLAH HUJAN DALAM SATU BULAN SELAMA SATU TAHUN
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
19
14
9
12
13
8
4
9
7
17
19
29


4.2 Pembahasan
Dari data yang diatas dapat kita bahas bahwa curah hujan yang didapat tiap bulannya bervariasi. Curah hujan bulanan pada tahun 2009 paling besar ialah pada bulan Desember yaitu sebesar 744,4 mm sedangkan curah hujan paling rendah pada bulan September yaitu 100 mm. Pengamatan jumlah hari hujan setiap bulan selama satu tahun juga bervariasi. Jumlah hari hujan tertinggi dalam satu tahun yaitu pada bulan Desember sebanyak 29 hari dan jumlah hari hujan yang paling rendah pada bulan Juli hanya sebanyak 4 hari.
            Data hujan mempunyai variasi yang sangat besar dibandingkan unsur-unsur iklim yang lain, baik variasi menurut tempat maupun waktu. Untuk mendapatkan gambaran wilayah diperlukan pengamatan yang cukup panjang dan kerapatan jaringan stasiun pengamatan yang memadai.Curah hujan yang diamati pada stasiun klimatologi meliputi tinggi (Curah hujan), jumlah hari hujan dan intensitas hujan. Kerapatan jaringan stasiun hujan tergantung dari letak, toografi wilayah dan sebaran (tipe) hujannya.Daerah yang berbukit-bukit memerlukan stasiun yan lebih rapat dari pada daerah yang datar. Daerah belakang angin tidak bisa diwakili oleh stasiun yang berada di daerah hadap angin.
Disisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklimsabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
            Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah dan intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 millimetre (39 in). Sistem pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim Köppen menggunakan curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim.
Dampak perubahan iklim sudah mulai dirasakan manusia akibat pemanasan global. Pergeseran musim hujan mulai terlihat sehingga cuaca sulit diprediksi dan petani sulit memperkirakan musim tanam. Upaya untuk mengurangi efek rumah kaca yaitu dengan memperkecil  pengeluaran gas CFC dan gas lain yang memacu pemanasan global.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Dari hasil praktikum yang telah di lakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagi berikut :
1.      Curah hujan harian dan bulanan yang terjadi sepanjang tahun 2009 bervariasi. Curah hujan yang tertinggi yaitu pada bulan Desember dan terendah pada bulan September sehingga dapat dipastikan bulan September merupakan musim kemarau dan Desember merupakan musim penghujan.
2.      Data curah hujan setiap tahun memiliki perbedaan yang cukup bervariasi. Pada tahun 2009 jumlah hari hujan tertinggi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Juli. Secara kontinyu bulan Juli hingga bulan September merupakan musim kemarau dan bulan Desember hingga bulan Februari merupakan musim penghujan.





















    DAFTAR PUSTAKA

Bocah.2008.Dasar-Dasar Agronomi, Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Jumin, H.B. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Karim, K. 1985. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Klimatologi. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Tanoe.2011 Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian. Padang: Angkasa Raya.
Sutedjo, Mul Suryani dan Kartasapoetra. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. Pt Rineka Cipta, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar