LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
RADIASI
SURYA
Disusun Oleh :
NAMA
: NICO DWI ARDIYANSAH
NPM : E1J013079
SHIFT
: SABTU PUKUL 10:00-12:00 WIB
COASS
: 1. JULIA WULANDARI
2.
M. HARIS SUPRAYOGI
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matahari adalah pabrik tenaga nuklir yang
dengan memakai proses fusi mengubah sejumlah empat ton massa hidrogen yang
banyak terdapat di jagad raya menjadi helium tiap detiknya dan menghasilkan
energi dengan laju 1020 kW-Jam/detik. Berbeda dengan proses fusi
nuklir yang berbahaya, proses yang terjadi merupakan yang paling bersih dan
gratis, selain itu energi ini tidak memerlukan sarana angkutan atau transmisi
jarak jauh, tidak berisik serta memiliki potensi yang besar di berbagai lokasi
untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Energi surya memegang peranan paling penting
dari berbagai sumber energi lain yang dimanfaatkan oleh manusia. Energi surya
merupakan sumber berbagai sumber energi. Energi surya mengawali terbentuknya
sumber energi yang lain dan sumber energi lain akan tercipta selama ada
matahari.
Sebagian besar radiasi surya yang masuk ke atmosfer akan diserap oleh mahluk
hidup yang memiliki klorofil kemudian menggunakannya untuk membentuk biomassa
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi baik secara langsung maupun
melalui pembentukan bahan bakar fosil. Selain itu, radiasi surya yang
jatuh pada permukaan air akan memanaskan dan menguapkan air tersebut sehingga
daur hidrologi terbentuk. Pada topografi permukaan bumi yang berbeda,
daur hidrologi yang ada dipermukaan ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi. Ketidakseragaman radiasi surya di permukaan bumi juga membantu
dalam pembentukan pusat-pusat tekanan udara tinggi dan rendah yang
mengakibatkan terjadinya angin sebagai sumber energi. Mengingat kembali
hukum Termodinamika I, sumber-sumber energi ini pun dapat diubah menjadi bentuk
yang lain seperti listrik, kimia, elektromagnetik, panas, dan lain-lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya suhu udara dari matahari di suatu daerah adalah, (1) Lamanya
penyinaran matahari, (2) Sudut datang sinar matahari. Factor lamanya penyinaran
matahari dapat diukur dengan menggunakan salah satu dari tipe Camble Stokes,
yang mempunyai prinsip kerja dan bagian-bagian penting tertentu.
1.2 Tujuan
Menentukan intensitas radiasi dan lama penyinaran surya pada
satu hari.Menghitung data intensitas dan lama penyinaran surya untuk periode
selama satu bulan dan memperkirakan fluktuasi tahunannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Radiasi adalah suatu istilah yang
berlaku untuk banyak proses yang melibatkan pindahan tenaga oleh gejala
gelombang elektromagnetik. Radasi matahari yang diterima oleh bumi akan
diterima dengan cara diserap dan tidak tertangkis oleh atmosfer sampai ke
permukaan bumi. Karena bumi sangat padat maka radiasi ini bukan ditangkis,
melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfer (Proses ini biasa disebut
Refleksi).Es dan salju merefleksi sebagian besar radiasi matahri yang sampai ke
Bumi, sedangkan laut memiliki daya refleksi yang sangat sedikit (Pitts and Sissom
,2001).
Radiasi matahari
merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang pertanian. Pertama, cahaya
merupakan sumber energi bagi tanaman hijau yang melalui proses fotosintesa
diubah menjadi tenaga kimia. Kedua, radiasi memegang peranan penting sebagai
sumber energi dalam proses evaporasi yang menentukan kebutuhan air tanaman
(Wisnubroto, 2005).
Radiasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk
banyak proses yang melibatkan pindahan tenaga oleh gejala gelombang
elektromagnetik. Gaya radiatif pemindahan kalor dalam dua pengakuan penting
dari yang memimpin dan konvektif gaya (1) tidak ada medium diperlukan dan (2)
pindahan tenaga adalah sebanding kepada kuasa ke lima atau keempat dari
temperatur menyangkut badan melibatkan (Pitts and Sissom, 2001).
Pada waktu radiasi surya
memasuki sistem atmosfer menuju permukaan bumi (darat dan laut), radiasi
tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas aerosol, serta awan yang ada diatmosfer.
Sebagian radiasi akan dipantulkan kembali keangkasa luar, sebagian akan diserap
dan sisanya diteruskan kepermukaan bumi berupa radiasi langsung (dircet) maupun
radiasi baur (diffuse). Jumlah kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan “Radiasi
Global”. Alat pengukur radiasi surya yang terpasang pada station. Station
klimatologi (Solarimeter atau Radiometer) untuk mengukur radiasi global (Hoesin,2000).
Daerah yang menjadi
lokasi reaksi nuklir kuat yang menghasilkan keluaran energi maha besar adalah
matahari. Di tengahnya berada suatu daerah yang disebut zona radiasi, di mana
energi ditransfer oleh radiasi dibanding oleh pemindahan gas/panas. Istilah
bagian dalam matahari sering digunakan untuk meliputi keduanya zona pemindahan
gas/panas dan radiasi (Chaisson and McMillan,1996).
Pada tahun 1946 dilakukan perekaman spektrum
radiasi matahari untuk yang pertama kali dari ketinggian di atas lapisan ozon.
Pada tahun 1949 perekaman dilanjutkan untuk daerah panjang gelombang yang lebih
pendek dari ketinggian 100 km. dari eksperimen-eksperimen tersebut diperoleh
bahwa untuk daerah panjang gelombang di atas 2900 Angstrom suhu radiasi
matahari antara 5500 sampai 6000 oK. Untuk daerah panjang gelombang
hingga mencapai sekitar 5000oK (Soegeng, 1996).
Penyinaran atau isolasi adalah penerimaan energi
matahari oleh permukaan bumi, bentuknya adalah sinar-sinar bergelombang pendek
yang menerobos atmosfer. Sebelum mencapai permukaan bumi sebagian hilang karena
absorbsi. Adapun yang berhasil sampai ke bumi kemudian dilepaskan pula melalui
refleksi; ini terutama terjadi di kedua daerah kutub bumi dan di
dataran-dataran salju serta perairan (Daldjoeni, 1983).
Ketika kita menyebut iklim dan cuaca sebagian
besar ditentukan oleh rejim embun dan temperatur. Sehingga untuk memahami
bagaimana rejim ini dibagi-bagikan di atas muka bumi diperlukan untuk menguji
anggaran embun dan panas di bawah yang mana sistem atmosfer bumi harus
beroperasi (Petterssen, 1997).
Hukum penyinaran dasar menekankan bahwa ketika
mempertimbangkan radiasi dalam sistem iklim adalah menguntungkan untuk
menggunakan dua rejim radiasi yang beda: radiasi gelombang pendek (matahari)
yang dipancarkan oleh bumi dan atmosfernya (Seller and Robinson, 1990).
Cahaya difusi semakin penting bilamana cahaya
matahari berkurang baik oleh penghalang yang nyata (awan, daun, dll) atau oleh
karena penghamburan partikel-partikel atau molekul-molekul di atmosfer.
Penghamburan cahaya dipengaruhi oleh kerapatan partikel-partikel tersebut, dan
juuga oleh panjang celah cahaya matahari langsung yang melalui atmosfer,
keduanya meningkatkan kemungkinan terjadinya penghamburan. Partikel-partikel
seperti partikel debu dan asap, dan molekul-molekul seperti uap air,
menyebabkan penghamburan yang berbanding terbalik dengan panjang
gelombang;fungsi tenaga dari hubungan ini tergantung pada ukuran partikel,
tetapi pengaruh netonya mengurangi kandungan cahaya difusi (Fitter dan Hay,
1991).
Distribusi radiasi surya yang tidak merata di
muka bumi adalah penyebab utama timbulnya cuaca dan iklim. Tidak saja
distribusi energi surya itu yang mengandalkan iklim, tetapi energi surya itu
sendiri merupakan suatu unsur vital iklim. Energi itu secara langsung
bertanggung jawab atas berlangsungnya proses fotosintesis; periode siang dan
malam yang panjangnya bervariasi mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan
tanaman. Energi surya juga penting pengaruhnya dalam evapotranspirasi
(pelepasan air) dan terhadap jumlah kebutuhan tanaman akan air (Trewartha dan
Horn, 1999).
Permukaan yang bersifat seperti benda hitam
tidak akan memantulkan cahaya radiasi yang diterimanya, oleh karena itu kita
sebut sebagai penyerap paling baik atau permukaan hitam. Jadi permukaan yang
tidak memantulkan radiasi akan akan terlihat hitam oleh kita karena tidak ada
sinar radiasi yang dipantulkan mengenai mata kita (Koestoer, 2003).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan alat
Adapun
bahan dan alat yang di pergunakan pada saat proses pengamatan adalah sebagai
berikut :
1.
Solarimeter dan solarigraf
2.
Campbell stokes
3.
Pias masing-masing alat
4.
Data masing-masing alat
5.
Data hasil pengukuran
6.
Alat tulis
3.2 Cara kerja
1. Mempraktikan
cara pemasangan kertas pias pada cambel stok.
2. Mengamati
kertas pias yang terbakar karena sinar matahari.
3. Menghitung
intensitas radiasi dan lama penyinaran surya terekam pada hari pengukuran.
4. Membahas
data yang yang diperoleh dengan mempertimbangkan catatan yang telah diamati.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Data
|
Lama Penyinaran
|
1.
Data 1
2.
Data 2
3.
Data 3
|
Terbakar = 0,5
cm
1 jam = 1,8 cm
LP
x 60
= 16,6 menit
Rabu
Terbakar = 0,5 cm
1 jam = 1,6 cm
LP
x 60
= 18,7 menit
Terbakar = 1 cm
1 jam =1,7 cm
LP
x 60 kamis
= 35,2 menit |
4.2. Pembahasan
Intensitas
radiasi sangat berpengaruh sekali bagi segala jenis tumbuhan, karena intensitas
cahaya membantu pertumbuhan pada setiap tanaman untuk berfotosintesis,
memasak zat-zat kimia yang ada pada daun untuk dijadikan menjadi cadangan
makanan dan membantu pertumbuhan sel-sel tanaman pada permukaan kulit batang
dan daun. Intensitas radiasi merupakan gelombang elektromatik atau gelombang
pendek. Perlunya pengamatan radiasi surnya ini dipelajari adalah untuk dapat
mengetahui seberapa besar intensitas cahaya matahari jatuh kepermukaan bumi
menyinari setiap tumbuhan dan terkhususnya adalah tanaman yang dibudidayakan,
karena tidak semua jenis tanaman budidaya tahan terhadap radiasi surya.
Selain
intensitas radiasi surya, lamanya penyinaran surya juga mempengaruhi bagi
tumbuhan, lama penyinaran adalah seberapa lama radiasi surya menyinari
permukaan bumi dalam kurung waktu tertentu. Lama penyinaran disetiap garis
lintang tidaklah sama dan pada umumnya di aquator perbedaan panjang hari
relatife. Semakin lama intensitas cahaya menyinari permukaan bumi maka akan
berdampak terhadap tumbuhan baik berdampak positip yaitu semakin banyak udara
O2 di keluarkan oleh tumbuhan disebabkan fotosintesis berkepanjangan dan akan
berdampak negatip bagi tumbuhan yaitu kekeringan bagi daun karena lamanya
penyinaran memaksa tanaman untuk berpotosintesis hingga kandungan air semakin lama
semakin habis sehingga mengkibatkan kekeringan terhadap daun.
Dari
data diatas maka di dapat pada kelompok 1 diperoleh sebanyak 105 menit/hari,
pada kelompok 2 diperoleh selama 90 menit/hari, pada kelompok 3 diperoleh
selama 100 menit/hari dan pada kelompok 4 diperoleh selama 220 menit/hari.Dari
data tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa lama penyinaran yang paling lama adalah pada kertas pias yang diamati ole
kelompok 4 yaitu lama penyinaran mencapai 220 menit/hari atau 3 jam 40 menit
dan yang paling sedikit yaitu pada kertas pias yang diamati ole kelompok 2
yaitu diperoleh lama penyinaran selama 90 menit/hari.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Chaisson, E. and S. McMillan,
1996. Astronomy Today. Second Edition. Prentice Hall, New
Jersey.
Daldjoeni , 1993. Astronomy Today. Second Edition. Prentice Hall,
New Jersey.
Hoesin, Haslizen. (2000). Model Matematis Radiasi
Matahari Langit Bening dan Langit Sembarang. Teknik Industri – Tak Teknik,
Universitas ARS Internasional, Bandung, November.
Lakitan, Benyamin,1994, Dasar-Dasar Klimatologi,
Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada.
Petterssen, S., 1997. Introduction To
Meteorology. Second Edition. Mc-Graw Hill Book Company, Inc., New York.
Pitts, D. R., and L. E. Sissom, 2001. Theory and
Problems of Heat Transfer. Second Edition. McGraw-Hill, New York.
Seller, A. H. and P. J. Robinson, 1990.
Contemporary Climatology. Longman Scientific & Technical, New York.
Soegeng, R., 1996. Ionosfer.
Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Trewartha, G. H. dan L. H. Horn. 1999. Pengantar
Iklim. Edisi Kelima, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Wisnubroto, S., 2006. Meteorologi
Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya, Jakarta.
jangan pelit pelit bang
BalasHapusitulaaa bang siapa tau abang dapat berkah karena udah bantu orang yg kesusahan sama tugasnya
BalasHapus