Blogger Widgets
Powered By Blogger

Minggu, 16 April 2017

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI KELEMBABAN UDARA


      LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
KELEMBABAN UDARA
  
 OLEH  :

 

NAMA       : NICO DWI ARDIYANSAH

NPM           : E1J013079

SHIFT         : SABTU (10:00-12:00 WIB)
                             CO-ASS     : 1. M. HARIS SUPRAYOGI
                                                  2. BAJORA JUSTISIA         



LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSTAS BENGKULU
2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dalam budidaya pertanian, iklim merupaknan sumberdaya alam yang perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam usaha peningkatan produksi tanaman. iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman sehingga dibutuhkan data-data yang lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca dari suatu wilayah.Beberapa anasis iklim yang penting adalah: temperatur, kelembaban udara, angin, sinar matahari,curah hujan dan evaporasi.Untuk mengukur nilai dari beberapa anasir iklim tersebut diperlukan suatu alat-alat pengukur meteorologis.
Pada hal ini suhu dan kelembaban memainkan peranan penting dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman sejak dari fase perkecambahan/ pertumbuhan tunas hingga fase produksi. Ketika tanah dalam keadaan lembab, maka suhu tanah merupakan faktor lingkungan yang dominan yang menentukan laju perkecambahan, pertumbuhan bibit, dan perkembangan akar.
Kelembaban adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Semua uap air dalam udara itu berasal dari penguapan sedangkan penguapan itu sendiri adalah perubahan pase cair menjadi fase uap air yang ringan dan akan naik ke atmosfir . dalam atmosfir senantiasa terdapat uap air dan kadar uap air ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur  udara setempat.Meskipun uap air hanya merupakan sebagian kecil saja dari semua atmosfir kira-kira 2% dari masa seluruhnya tetapi merupakan komponen udara yang penting dari segi cuaca dan iklim. Data klimatologi untuk kelembaban udara yang umum dilaporkan adalah kelembaban relative (RH).


1.2  Tujuan Praktikum
1        Agar mahasiswa mengetahui penerapan cara perhitungan teoritis matematis dan kejadian fisis alami ke dalam pengukuran praktis kelembaban nisbi udara dengan menggunakan termometer bola basah dan bola kering dan hydrograph.
2        Mengerti tentang kondisi kelembaban udara pada berbagai tempat dan beragam waktu harian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa prinsip yang umum digunkan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu (1) metode pertambahan panjang dan (2) berat,pada benda-benda higroskopis, serta (3) metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer (Gunarsih, 1990).
Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat di lihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang laying dekat permukaan tanah, kalau awan melayang- layang di angkasa. Banyaknya uap air yang dikandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Hardjodinomo, 1975).
Seperti gas-gas lainnya, uap air juga mempunyai tekanan, yang makin lebih besar apabila temperatur naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan uap. Tekanan uap adalah tekanan yang diberikan atau ditimbulkan oleh uap air sebagai bagian dari udara pada temperatur yang tertentu. Tekanan uap itu adalah juga bagian dari tekanan udara semuanya dapat diukur dengan milimeter air raksa atau milibar. Jika udara pada suatu temperatur sudah kenyang (jenuh) maka tekanan uap pada temperatur tersebut mencapai maksimum. Angka maksimum tersebut disebut tekanan uap maksimum (Zailani, 1986).
Proses perubahan air menjadi uap air di sebut pengupan (vaporisasi atau evaporasi). Molekul-molekul air yang mempunyai energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya-gaya tarik yang cenderung untuk menahannya dalam badan air diproyeksikkan melalui permukaan air. Oleh karena energi kinetik bertambah dan tegangan permukaan berkurang ketika temperatur naik, maka laju penguapan naik menurut temperatur. Hampir semua uap di atmosfer adalah hasil penguapan dari permukaan air (Linsley, 1989).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan larutan air tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi air udara ber hubungan dengan kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan, 2002)
Kelembaban relatif akan diukur dengan menghembus udara pada dua buah termometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya kering (bola kering) pendekatan gravimetricmerupakn pengukuuran langsung (oleh sebab itu merupeken yang paling akurat. Untuk kelembaban udara dijadikanpatokan untuk kalibrasi instrument_ instrumentpengukuran kelembaban air lainnya. Etimasi kasar (tapi praktis) untuk kelembaban relative berdasarkan data kerapatan uap air dan suhu udara dapat dilkukan dengan menggunakan penyajian hubunga antra suhu udra, kerapatan uap air, suhu bola basah, dan kelembaban (Syehan, 1990).
Pengaruh suhu terhadap makhluk hidup sangat besar sehingga pertumbuhannya sangat bergantung padanya, terutama dalam kegiataanya. Contoh, tanaman memerlukan suhu tertentu, artinya tanaman itu tidak akan tumbuh dengan baik bila syarat-syaratnya tidak dipenuhi. Pengaruhnya pada proses pematangan buah adalah makin tinggi suhu makin cepat matang. Dengan suhu yang tinggi, benih akan melakukan metabolisme lebih cepat. Benih yang dibiarkan atau ditanam pada dataran atau tanah tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi, pada tanaman juga ada suhu maksimum dan suhu optimum yang diperlukannya. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi dimana suatu tanaman masih dapat tumbuh. Suhu minimum adalah suhu terendah dimana tanaman masih dapat hidup, sedangkan suhu optimum adalah suhu yang terbaik yang dibutuhkan tanaman dimana proses pertumbuhannya dapat berjalan lancar (Kartasapoetra, 2004).



















BAB III
METODOLOGI
3.1  Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan untuk membantu proses pengamatan pada acara kelembapan udara adalah sebagai berikut :
1        Thermometer bola basah dan kering.
2        Hygrograf

3.2  Waktu Pelaksanaan
Pengamatan dilakukan saat jam praktikum untuk pengamatan sesaat dan selama satu minggu untuk pengamatan kontinyu

3.3  Prosedur Kerja
Pengamatan Sesaat
1        Menyiapkan dua thermometer. salah satu thermometer yang digunakan dibasahi terlebih dahulu dengan menggunakan air bersih atau aquades setelah itu diselubungi dengan kasa atau kapas sebagai sensor thermometer.
2        Menempatkan pasangan thermometer terebut pada titik ketinggian 50 cm, 120 cm, 200 cm, dari permukaan tanah.mendiamkan selama 3 menit.membaca bola basah dan bola kering secara hampir bersamaan.
3        Pengamatan dilakukan di dua tempat yaitu tempat terbuka dan dibawah pohon.
Pengamatan Kontinyu
1.      Menyiapkan dan memasang alat thermograf di laboratorium.
2.      Menulis tanggal pemasangan pias, mencocokan waktu pemasangan dengan jam saat pemasangan.
3.      Mengamati seminggu kemudian seluruh fluktuasi kelembaban udara yang terjadi selama itu.
4.      Menjawab dalam laporan apakah turun naiknya flukstuasi tersebut selalu relatif sama waktunya.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Ketinggian

Lokasi

Dibawah Pohon Rindang
Tempat Terbuka
BB
BK
RH
BB
BK
RH
50 cm
260C
280C
82%
25,50C
29,10C
75%
120 cm
260C
27,50C
80%
26,80C
290C
76%
200 cm
25,50C
26,90C
83%
26,50C
28,50C
80%









4.2 Pembahasan

Dari data hasil pengamatan dapat kita lihat bahwa data yang diperoleh dari termometer bola kering (TBK) dan termometer  bola basah (TBB) berbeda. Pada pengukuran dibawah pohon rindang dengan ketinggian 50 cm memiliki RH sebesar
Dari tabel dapat dilihat bahwa  suhu udara dibawah pohon rindang lebih tinggi daripada dilapangan terbuka. Hal ini disebabkan salah satunya karena perbedaan penerimaan cahaya matahari. Panerimaan cahaya matahari dibawah tajuk terhambat sedangkan pada lapangan terbuka, cahaya matahari diterima langsung tanpa ada hambatan.
Nilai kelembaban (%) di tempat terbuka pada ketinggian 50 cm yaitu 75%,pada ketinggian 120 cm yaitu 76%,pada ketinggian 200 cm  yaitu 80% dan pada ketinggian 120 cm yaitu 91% dari data tersebut dapat kita lihat semakin tinggi tempat RH nya semakin tinggi dan jarak atau selisihnya pun dari ketinggian yg paling tinggi dan yang paling rendah cukup signifikan.
Nilai kelembaban (%) di bawah pohon rindang pada ketinggian 50 cm yaitu 83%, pada ketinggian 120 cm 82%, pada ketinggian 50cm 80% dan pada ketinggian 200 cm RHnya yaitu 83%. Dapat dilihat Data yang diperoleh  dibawah pohon rindang berdasarkan tinggi tempat adalah tidak beraturan hal tersebut disebabkan salah satunya karena perbedaan penerimaan cahaya matahari. Panerimaan cahaya matahari dibawah tajuk terhambat sedangkan pada lapangan terbuka, cahaya matahari diterima langsung tanpa ada hambatan.
Besarnya nilai kelembaban udara tersebut digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai.
       BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Penggunaan alat-alat pengukur cuaca seperti thermometer bola basah dan bola kering serta hygograf sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi lingkungan sekitar baik dalam bentuk suhu atau kelembaban udara. Pengukuran sangat diperlukan khususnya dibidang pertanian untuk mengetahui suhu yang optimal serta kelembaban udara yang tepat di berbagai tempat untuk proses budidaya pertanian.
2.      Suhu dan kelembaban udara hasil pengukuran memiliki nilai yang berbeda dari kedua tempat. Suhu yang terdapat di bawah pohon rindang lebih rendah sehingga kelembaban udaranya lebih tinggi dibandingkan kelembaban di tempat terbuka. Sebaliknya suhu di tempat terbuka lebih tinggi sehingga kelembabannya lebih rendah karena cahaya yang masuk tidak terhalang pohon.














DAFTAR PUSTAKA

Gunarsih, A. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara :Jakarta.
Hardjodinomo, S. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta: Bandung.
Kadir, Z. 2006. Klimatologi Dasar. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam. Banda Aceh.
Kartaspoetra.2004. Klimatologi Pengruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bina Aksara.
Lakitan B, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Linsley K. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga : Jakarta.
Syehan, E.1990. Dasar-dasar Hidrologi. Gajah Mada Universitas Press :Yogyakarta.





1 komentar: