Blogger Widgets
Powered By Blogger

Sabtu, 20 Februari 2016

LAPORAN PRAKTIKUM PHPT PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI


LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAMA TERPADU
PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
DISUSUN OLEH :
                                   NAMA     : NICO DWI ARDIYANSAH
      NPM         : E1J013079
      JADWAL : SABTU (PUKUL 08:00-10:00)
      DOSEN             : Ir.TRI SUNARDI, M.P
      COASS              : KERLY DEFI HIDAYAT



        LABORATORIUM PROTESKSI TANAMAN
       PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
             JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
                       FAKULTAS PERTANIAN
                      UNIVERSITAS BENGKULU


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Pengertian tentang PHT adalah perpaduan beberapa teknik pengendalian hama, dan juga dalam penerapannya. PHT timbul karena karena manusia cenderung untuk menghabiskan makhluk-makhluk yang dirasakan sangat merugikan (misal belalang, tikus, walang sangit, tikus dan lain-lain) dengan menggunakan racun-racun yang membahayakan semua kehidupan.
Menurut De Luca (1979), ada tiga jenis bahan alami yang dapat digunakan sebagai insektisida yaitu bahan mineral, bahan nabati dan bahan hewani. Dari ketiga bahan alami tersebut, bahan nabati merupakan cadangan yang paling besar dan bervariasi. Hingga saat ini setidaknya terdapat lebih dari 2000 jenis tanaman yang dilaporkan mempunyai sifat-sifat insektisidal. Suatu tanaman yang akan dijadikan bahan insektisida harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain : (a) mudah dibudayakan, (b) tanaman tahunan, (c) tidak perlu dimusnahkan apabila suatu saat bagian tanamannya diperlukan, (d) tidak menjadi gulma, atau inang bagi organisme pengganggu tanaman, (e). mempunyai nilai tambah, (f) mudah diproses sesuai dengan kemampuan petani.
Telah banyak bukti memperlihatkan bahwa tumbuhan merupakan gudang bahan kimia yang disebut produksi metabolit sekunder. Bahan kimia ini digunakan untuk melindungi diri dari berbagai gangguan organisme pengganggu tumbuhan (Jacobson, 1989). Indonesia yang terdiri dari hutan tropis yang luas memiliki banyak tumbuhan yang mengandung bahan pestisida. Salah satu pohon yang kaya akan zat metabolit sekunder adalah mimba (Azadirachta indica A. Juss) dan mindi (Melia azedarach L.).
Untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan pestisida sintetis, Untuk itu para peneliti memulai lagi melakukan pengujian terhadap tumbuhan yang telah diketahui bersifat pestisida seperti daun mimba dan daun/biji mindi.
1.2  Tujuan Praktikum
1.      Mahasiswa dapat membuat ramuan pestisida nabati dari beberapa tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati.
2.      Mahasiswa dapat menggunakan beberapa jenis pestisida nabati terhadap beberapa jenis tanaman.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan pesitisida sintesis berdampak besar terhadap lingkungan maupun hama nontarget. Dampak negatif terhadap organisme non target meliputi dampak terhadap lingkungan berupa pencemaran dan menimbulkan keracunan bahkan dapat menimbulkan kematian bagi manusia (Tarumingkeng, 1992). Pernyataan serupa diungkapkan oleh Quijano et.al. (2001) yang menyatakan bahwa penggunaan pestisida memang memberikan keuntungan secara ekonomis, namun juga memberikan kerugian diantaranya residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tapi juga air, tanah dan udara. Penggunaan pestisida kimia secara terus-menerus akan mengakibatkan efek resistensi berbagai jenis hama. Hal tersebut dapat terjadi jika pestisida digunakan secara tidak tepat baik pada cara, dosis, dan organisme sasarannya.
Sastrodihardjo et al., (1992) menyatakan bahwa untuk mengendalikan suatu hama diperlukan suatu komponen yang dapat mengganggu keseimbangan pada proses fisiologi hama, karena proses ini merupakan proses yang rentan untuk dimanipulasi siklus hidupnya. Tanaman yang mengandung komponen aktif seperti alkaloid, terpenoid, kumarin, glikosida dan beberapa sterol serta minyak atsiri dapat berpotensi sebagai insektisida (Robinson, 1995)
Insektisida adalah jenis pestisida yang berfungsi sebagai racun serangga. Berdasarkan cara masuknya ke dalam tubuh serangga (1) racun perut, yaitu insektisida yang bekerja melalui sistem pencernaan (stomach poison), dan merupakan insektisida yang dicampurkan pada bahan yang biasa dimakan serangga; (2) racun kontak, yaitu insektisida yang meresap ke dalam  tubuh serangga melalui permukaan tubuh; dan (3) fumigan, yaitu insektisida yang masuk ke dalam tubuh melalui alat pernafasan (spiraculum) (Ramulu, 1979).
Tanaman mimba (Azadirachta indica), terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder seperti azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan), (Aradilla, 2009).
Mindi (Melia azedarah L.) termasuk tanaman tahunan tergolong kedalam famili Meliaceae, berwarna hitam, baunya tidak sedap serta rasanya pahit sekali. Daun mindi mengandung senyawa glokosida flavonoid dengan aglikon quersetin yang bersifat sebagai insektisida botanis. Pada umumnya bahan aktif yang terkandung pada tumbuhan mindi berfungsi sebagai antifeedant terhadap serangga dan menghambat perkembangan serangga. Daun mindi telah dilaporkan dapat digunakan sebagai pestisida alami. Ekstrak daun mindi dapat digunakan pula sebagai bahan untuk mengendalikan hama termasuk belalang (Kartasapoetra, 2000).

BAB III
METODE PENELITIAN
2.1  Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah 3 petak pertanaman kacang tanah, 4 petak pertanaman kacang hijau, dan 5 petak pertanaman kacang panjang berumur 1 bulan. blender, pisau,saringan,telenan, ember, 1 kg biji mindi,daun suren, 1 kg daun nimba,air,dan sunlight.

2.2  Cara kerja
1.      Menyiapkan daun nimba, daun suren,dan biji mindi.
2.      Memotong kecil secara terpisah.
3.      Memblender potongan daun yang telah dicincang secara terpisah dengan perincian:
-          500 gr. biji mindi + air 500 ml     (2 kali)
-          500 gr. daun suren + air 500 ml  (2 kali)
-          500 gr. daun nimba + air 500 ml  (2 kali)
Total daun surem, nimba da biji mindi yang digunakan masing-masing 1 kg dan masing-masing diblender dengan 1 liter air.
4.      Bahan yang telah diblender secara terpisah kemudian dimasukan kedalam ember secara terpisah.
5.      Menambahkan air volume masing-masing bahan diblender menjadi 5 liter.
6.      Menutup masing-masing ember dengan rapat.
7.      Membiarkan selama 1 malam, dan besoknya ketika akan diaplikasikan, hasil blenderan tadi disaring dan ditambahkan deterjen cair atau sunlight sebagai bahan perekat.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
              Alat – alat yang digunakan
                            Daun mimba
Biji mindi


Bahan diblender
Hasil blenderan dimasukan kedalam ember

4.2 Pembahasan
Pembuatan insektisida nabati tidak memerlukan alat-alat khusus, sebab semua tahapan hanya dilakukan dengan peralatan rumah tangga yang tersedia di laboratorium.  Bahan-bahan yang diperlukan seperti daun mimba,daun surem dan biji mindi semuanya tersedia disekitar tempat praktikum sehingga praktikan tidak perlu susah mencarinya keluar. Pembuatan insektisida nabati tidak memerlukan waktu yang lama tetapi untuk mendapatkan hasil ektrak yang sempurna maka disimpan selama 1 hari supaya ekstrak benar-benar bereaksi.
Bahan aktif pestisida nabati adalah produk alam yang berasal dari tanaman yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik, dan zat – zat kimia sekunder lainnya. Jika suatu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Penggunaan pestisida nabati dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan mengganggap tabu penggunaan pestisida sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif dengan tujuan agar pengguna tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis. Tujuan lainnya adalah agar penggunaan pentisida sintetis dapat diminimalkan sehingga kerusakan lingkungan yang diakibatkannyapun diharapkan dapat dikurangi pula.
Pestisida dari mimba cara kerjanya dapat mempengaruhi reproduksi dan perilaku organisme penggangu tumbuhan (OPT), dapat berperan sebagai penolak, penarik, antifeedant, menghambat perkembangan serangga, juga baik sebagai racun perut maupun racun kontak. Cara kerja dari mimba adalah berdasarkan kandungan bahan aktifnya, biji dan daun mimba mengandung azadirachtin meliantriol, salanin, dan nimbin, yang merupakan hasil metabolit sekunder dari tanaman mimba. Senyawa aktif tanaman mimba tidak membunuh hama secara cepat, tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin. Selain itu juga berperan sebagai pemandul.
Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang ditawarkan yaitu menggunakan “bahan-bahan alami” untuk mengusir atau mengendalikan musuh-musuh alami yang menyerang tanaman , tanpa harus mematikannya, sehingga siklus ekosistem masih tetap terjaga. Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk kita jumpai bahkan tersedia bibit secara gratis. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
 Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pembuatan pestisida nabati dari daun mimba dan biji mindi tidak memerlukan alat-alat modern serta keterampilan khusus. Semua alat yang digunakan dapat ditemukan disekitaran kita. Proses pembuatanpun tidak memerlukan waktu yang lama, namun untuk mendapatkan hasil yang optimal maka ekstrak disimpan selama satu hari agar senyawa didalamnya dapat bereaksi dengan baik terhadap hama serangga.
2.      Penyemprotan dilakukan pada setiap petak tanaman dengan perlakuan yang berbeda.  Bagian tanaman yang disemprot yaitu batang tanaman kacang tanah,kacang panjang,dan kacang hijau  sampai basah merata diseluruh bagianya dan penyemprotan diulangi 3 kali dengan frekuensi setiap minggu.






















DAFTAR PUSTAKA
Aradilla,A.2009.Uji efektivitas larvasida ekstrak ethanol daun mimba(Azadirachta
                 indica).Terhadap larva aedes aegypty
.Skripsi Semarang : Universitas Diponegoro
De Luca, Y. 1979. Ingredients Naturel de Preservation des Grains Stockes dans Les Pays en
                 Voiede Developppement. J. Agric. Trad. Bot. Appl. 26 (1) : 29-52
Jacobson, M. 1989. Botanical Pesticides, Past, Present and Future. Di dalam: Arnason, J.T.,
                 Philogete, B.J.R dan Morald, Ed. Insecticides of Plant Origin. American Chemical
                 Society Symposium, Canada, pp: 1-10.
Kartasapoetra, A.G. 2000. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara: Jakarta.
Quijano, Romeo dan Rengam, Sarojeni V. 1999. Awas, Pestisida Berbahaya bagi Kesehatan.
                 
Yayasan Duta Awan: Jakarta
Ramulu, U. S. S. 1979. Chemistry of Insecticides and Fungicides. Mohan Primlani, Oxford  
                 And IBH, Publishing Co., New Delhi.
Robinson, T. 1995. The Organic Constituents of Higher Plants. Sixth Editiuon. Departemen of
                 Biochemistry University of Massachussetts.
Sastrodihardjo, S., Ahmad, I., Trikoesomaningtyas dan Manaf, S. 1992. Penggunaan Produk
                 Alami Dalam PHT. PAU Ilmu Hayati, ITB, Bandung
Tarumingkeng, R.C. 1992. Insektisida, Sifat Mekanisme, Kerja dan Dampak Penggunannya.
                 Ukrida: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar