LAPORAN PRODUKSI
TANAMAN PANGAN ALTERNATIF
“BUDIDAYA TANAMAN KACANG
HIJAU”
Oleh :
NAMA
: Nico
Dwi Ardiyansah
NPM : E1J013079
DOSEN : Ir.
EDHI TURMUDI,M.S
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Kacang hijau merupakan tumbuhan
hijau yang berasal dari India dan menyebar ke Indonesia kira-kira pada awal
abad ke 17. Tanaman ini berupa semak yang tumbuh tegak dan memiliki daya tahan
dengan hawa kering serta dapat tumbuh pada kondisi tanah yang kurang subur.
selain itu tanaman ini juga dikenal tahan akan serangan hama dan penyakit dan
budidaya tanaman ini juga cukup mudah. tanaman ini tersebar hampir di seluruh
daerah Indonesia namun hanya ada beberapa daerah yang menghasilkan kacang hijau
dalam jumlah besar seperti daerah Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Nusa Tenggara barat, Nusa Tenggara Timur, dan DI Yogyakarta.
Kacang hijau memiliki kelebihan
dibandingkan dengan jenis kacang lain seperti kacang tanah dan kacang kedelai
dari sisi agronomi dan ekonomi. Dari sisi agronomi, kacang hijau termasuk jenis
tanaman yang tahan kekeringan dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur.
Artinya, kacang hijau mampu hidup dan berbuah di daerah kering. Kacang hijau
juga tahan terhadap hama dan penyakit. Hal ini terlihat dari jenis hama dan
penyakit yang menyerang tanaman kacang hijau relatif lebih sedikit dibandingkan
dengan tanaman kacang-kacangan lain. Dengan demikian, resiko kegagalan panen
juga semakin kecil.
Dengan umurnya yang pendek,
kacang hijau bisa menjadi penyangga pangan dalam rangka ketahanan pangan.
Tanaman ini bisa ditanam menggantikan padi di musim kemarau atau tanaman penyela
antara musim kemarau ke musim hujan berikutnya. Pada musim kemarau, hanya
tanaman kacang hijau yang masih bisa tumbuh di pematang sawah.Kacang hijau
cocok ditanam di sawah tadah hujan dan daerah beririgasi yang rusak. Tanaman
kacang hijau juga bisa ditanam dengan input produksi yang rendah.
Dari sisi ekonomi, kacang hijau
termasuk tanaman pangan yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena
itu, harganya relatif stabil. Hingga saat ini permintaan kacang hijau belum
mencapai titik jenuh. Hal ini terlihat dari permintaan yang setiap tahun terus
mengalami peningkatan. Namun, satu hal yang disayangkan, permintaan kacang
hijau ini tidak diikuti oleh perkembangan luas lahan tanamnya. Dengan demikian,
kekurangan permintaan tersebut terpaksa harus dipenuhi dengan mengimpor dari
beberapa Negara lain.
Perhatian petani kepada tanaman
kacang hijau dianggap masih kurang karena perlu waktu yang lama untuk
mendapatkan hasil panen (panen kacang hijau tidak serempak).
Kacang hijau merupakan tanaman kacang-kacangan yang
mempunyai peranan penting dalam menunjang peningkatan gizi makanan rakyat.
Penggunaan kacang hijau juga sangat beragam, dari olahan sederhana hingga produk
olahan canggih. Di Indonesia saat ini kacang hijau dimanfaatkan sebagai:
sayuran, sup, bubur, minuman, makanan bayi, kue, soun, dan tahu. Jumlah
penduduk Indonesia yang cukup besar menyebabkan potensi permintaan pasar
terhadap kacang hijau sungguh besar.
Tanaman kacang hijau berdasarkan tingkat fotosintesis
dan respirasinya, termasuk tanaman C-3. Tanaman C-3 mempunyai tingkat
fotorespirasi yang tinggi mengakibatkan hasil bersih fotosintesis jauh lebih
rendah dibandingkan tanaman C-4 seperti jagung. Tumbuhan C-4 memiliki anatomi
yang terspesialisasi yang diperlukan untuk memetabolisme CO2 dan secara efektif
dapat mengeliminasi fotorespirasi (laju fotorespirasi nol) serta dapat meningkatkan
kapasitas asimilat CO2. Anatomi yang terspesialisasi ini dikarakterisasi dengan
jaringan pengangkut yang berkembangbiak dengan sel-sel bundle sheet yang
mengandung sejumlah besar organel yang dikenal dengan kranz anatomy.
Produksi di dalam negeri masih
rendah. Sebagian besar kebutuhan kacang hijau domestik untuk pakan atau
industri pakan dan sebagian lainnya untuk pangan, dan kebutuhan industri
lainnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksi kacang hijau
nasional juga berpeluang besar untuk memasok sebagian pasar kacang hijau dunia
sehingga dapat menambah devisa negara. Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan
lainnya, kacang hijau memiliki kelebihan dari segi agronomi dan ekonomis,
seperti: (a) lebih tahan kekeringan, (b) serangan hama dan penyakit lebih
sedikit, (c) dapat dipanen pada umur 55-60 hari, Oleh karena itu, sangat
penting bagi mahasiswa dan petani untuk dapat mengetahui teknik budidaya kacang
hijau baik secara teori maupun aplikasi dan prakteknya secara langsung di
lapangan sehingga dapat melakukan tehnik
budidaya yang baik dilapangan
Ekspor kacang hijau masih sedikit,
tetapi volume impor cenderung meningkat, apabila rata-rata kebutuhan kacang
hijau sekitar 2,5 kg perkapita pertahun maka kebutuhan kacang hijau adalah
12.117,28 ton pertahun, sehingga masih terdapat peluang penambahan permintaan.
1.2 Tujuan Praktikum
Membudidayakan tanaman
pangan alternatif khususnya tanaman kacang hijau serta mengamati pertumbuhan dan hasilnya.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Bahan Dan Alat
Bahan :Bahan yang digunakan yaitu benih kacang hijau,pupuk kandang, tali
rafia
buku catatan, bambu, dan map.
buku catatan, bambu, dan map.
Alat : Alat yang digunakan meliputi cangkul,
penggaris, kamera, dan alat tulis.
2.2 Cara Kerja
1.
Menentukan luas petakan dengan cara mengukur lahan berukuran
2 m x 2,4 m.
2.
Mengolah lahan dengan cangkul dan menentukan lubang tanam
dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm.
3.
Menanam 2 benih per lubang tanam.
4.
Melakukan pemeliharaan meliputi penyiangan,penyiraman, dan
pembubunan.
5.
Melakukan pengamatan yang meliputi :
a.
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari
titik tumbuh hingga bagian pucuk tertinggi dengan menggunakan penggaris.
b.
Jumlah daun
Jumlah daun dihitung pada
daun yang telah muncul sempurna
c.
Luas daun
Luas daun diukur dengan cara
:
Panjang daun x lebar daun x
0,75
d.
Jumlah bunga
Jumlah bunga dihitung pada
bunga yang telah mekar sempurna
e.
Jumlah polong
Jumlah polong dihitung
terhadap polong yang telah muncul sempurna.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Petakan percobaan
2 meter
•
• • • • •
60 cm
•
• • • • •
40 cm
•
• • • • •
•
• • • • •
•
• • • • •
•
• • • • •
•
• • • • •
•
• • • • •
•
• • • • •
•
• • • • •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
|
2,4
m
Siring
Tabel
pengamatan pada minggu pertama
Tanaman
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun (helai)
|
Luas daun (cm2)
(P x L x 0,75)
|
Jumlah polong (buah)
|
Jumlah bunga
|
Tanaman 1
|
13 cm
|
8 helai
|
8,4
|
-
|
-
|
Tanaman 2
|
14,5 cm
|
8 helai
|
7,5
|
-
|
-
|
Tanaman 3
|
11,5 cm
|
8 helai
|
9,9
|
-
|
-
|
Tanaman 4
|
12 cm
|
8 helai
|
7,6
|
-
|
-
|
Tanaman 5
|
10 cm
|
5 helai
|
11,2
|
-
|
-
|
Tanaman 6
|
10,5 cm
|
7 helai
|
8,4
|
-
|
-
|
Tabel pengamatan minggu kedua
Tanaman
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun (helai)
|
Luas daun (cm2)
(P x L x 0,75)
|
Jumlah polong (buah)
|
Jumlah bunga
|
Tanaman 1
|
20,5 cm
|
11 helai
|
22,5
|
-
|
-
|
Tanaman 2
|
28 cm
|
11 helai
|
36,5
|
-
|
-
|
Tanaman 3
|
23,5 cm
|
14 helai
|
30,9
|
-
|
-
|
Tanaman 4
|
21 cm
|
14 helai
|
18,5
|
-
|
-
|
Tanaman 5
|
22 cm
|
14 helai
|
21,4
|
-
|
-
|
Tanaman 6
|
17,5 cm
|
14 helai
|
15,6
|
-
|
-
|
Tabel pengamatan minggu ketiga
Tanaman
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun (helai)
|
Luas daun (cm2)
(P x L x 0,75)
|
Jumlah polong (buah)
|
Jumlah bunga
|
Tanaman 1
|
34 cm
|
18 helai
|
26
|
-
|
-
|
Tanaman 2
|
38 cm
|
17 helai
|
39
|
-
|
-
|
Tanaman 3
|
40 cm
|
18 helai
|
35
|
-
|
-
|
Tanaman 4
|
37 cm
|
18 helai
|
24,2
|
-
|
-
|
Tanaman 5
|
30 cm
|
18 helai
|
27,5
|
-
|
-
|
Tanaman 6
|
34 cm
|
16 helai
|
19,5
|
-
|
-
|
Tabel pengamatan pada minggu keempat
Tanaman
|
Tinggi tanaman (cm)
|
Jumlah daun (helai)
|
Luas daun (cm2)
(P x L x 0,75)
|
Jumlah polong (buah)
|
Jumlah bunga
|
Tanaman 1
|
50 cm
|
23 helai
|
40,5
|
5
|
6
|
Tanaman 2
|
41 cm
|
20 helai
|
60
|
1
|
8
|
Tanaman 3
|
51 cm
|
23 helai
|
47,2
|
2
|
7
|
Tanaman 4
|
44 cm
|
20 helai
|
47,2
|
3
|
6
|
Tanaman 5
|
35 cm
|
20 helai
|
46,3
|
6
|
6
|
Tanaman 6
|
39 cm
|
17 helai
|
46,5
|
9
|
3
|
Grafik pertumbuhan tanaman pada minggu pertama
Grafik pertumbuhan tanaman pada minggu kedua
Grafik pertumbuhan tanaman pada minggu ketiga
Grafik pertumbuhan tanaman pada minggu keempat
3.2 Pembahasan
Pengolahan
Lahan
Pengolahan lahan dilakukan
dengan menggunakan cangkul. Karena pada saat itu sedang musim kemarau maka
tanah dalam kondisi kering dan perlu dilakukan penyiraman terlebih dahulu
sebelum pengolahan tanah. Tujuanya adalah supaya tanah mudah diolah dan
digemburkan. Pemupukan juga dilakukan pada saat pengolahan tanah. Pupuk yang
dipakai yaitu pupuk kandang kemudian dicampur dan diaduk. Dipinggiran petakan
dibuat siring untuk mempermudah air mengalir pada saat hujan turun. Kedalaman
siring hanya sekitar 5 cm dan lebar 10 cm.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara menugal tanah sedalam 3 cm dan memasukan 2 benih per lubang
tanam lalu menutupnya dengan tanah. Penanaman dilakukan sore hari. Setelah
benih ditanam, kemudian tanah langsung dilakukan penyiraman untuk proses
imbibisi.
Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiangan gulma, pembubunan, serta penyiraman.
Penyiangan dan pembubunan dilakukan satu minggu sekali. Pengendalian hama dan
penyakit tidak dilakukan karena tidak ada OPT yang menyerang tanaman. Pemupukan
dengan NPK tidak dilakukan sebab tanaman sudah tumbuh subur. Penyiraman
dilakukan setiap hari dan dilakukan pada sore hari agar air menyerap kedalam
tanah. Apabila terjadi hujan maka tidak dilakukan penyiraman.
Pengamatan
Dari tabel
pertumbuhan tanaman tiap minggu, tanaman kacang hijau menunjukan pertumbuhan
dan perkembangan yang cukup tinggi tiap minggunya. Pada minggu pertama
rata-rata tinggi tanaman sebesar 11,9 cm, rata-rata jumlah daun minggu pertama
sebanyak 7 helai. Luas daun minggu pertama rata-rata sebesar 8,8 cm2.
Dari tabel
pertumbuhan tanaman tiap minggu, tanaman kacang hijau menunjukan pertumbuhan
dan perkembangan yang cukup tinggi tiap minggunya. Pada minggu kedua rata-rata
tinggi tanaman sebesar 22 cm, rata-rata jumlah daun minggu pertama sebanyak 13 helai.
Luas daun minggu pertama rata-rata sebesar 24,2 cm2.
Dari tabel
pertumbuhan tanaman tiap minggu, tanaman kacang hijau menunjukan pertumbuhan
dan perkembangan yang cukup tinggi tiap minggunya. Pada minggu ketiga rata-rata
tinggi tanaman sebesar 35,5 cm, rata-rata jumlah daun minggu pertama sebanyak
17 helai. Luas daun minggu pertama rata-rata sebesar 28,5 cm2.
Dari tabel
pertumbuhan tanaman tiap minggu, tanaman kacang hijau menunjukan pertumbuhan
dan perkembangan yang cukup tinggi tiap minggunya. Pada minggu pertama
rata-rata tinggi tanaman sebesar 37,7 cm, rata-rata jumlah daun minggu pertama
sebanyak 20 helai. Luas daun minggu pertama rata-rata sebesar 47,9 cm2.
Jumlah polong rata-rata pada mingggu ke
empat sebanyak 4 polong dan rata-rata jumlah bunga sebanyak 6 bunga tiap
tanamanya.
Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kacang hijau selalu meningkat tiap minggunya. Kacang hijau memiliki
kelebihan dibandingkan dengan jenis kacang lain seperti kacang tanah dan kacang
kedelai dari sisi agronomi dan ekonomi. Dari sisi agronomi, kacang hijau
termasuk jenis tanaman yang tahan kekeringan dan dapat tumbuh pada tanah yang
kurang subur. Artinya, kacang hijau mampu hidup dan berbuah di daerah kering.
Kacang hijau juga tahan terhadap hama dan penyakit. Hal ini terlihat dari jenis
hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang hijau relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan lain. Dengan demikian, resiko
kegagalan panen juga semakin kecil.
Dengan umurnya yang pendek,
kacang hijau bisa menjadi penyangga pangan dalam rangka ketahanan pangan.
Tanaman ini bisa ditanam menggantikan padi di musim kemarau atau tanaman
penyela antara musim kemarau ke musim hujan berikutnya. Pada musim kemarau,
hanya tanaman kacang hijau yang masih bisa tumbuh di pematang sawah.Kacang
hijau cocok ditanam di sawah tadah hujan dan daerah beririgasi yang rusak.
Tanaman kacang hijau juga bisa ditanam dengan input produksi yang rendah.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum
yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Kacang hijau
merupakan pangan alternatif yang sebagian besar banyak dibudidayakan di
Indonesia. Namun konsumsi pangan berbahan dasar kacang hijau belum terlalu
tinggi bila dibandingkan dengan beras. Untuk teknik budidaya tanaman kacang
hijau mudah dilakukan dan tidak memerlukan perawatan yang intensif. Penanaman
yang dilakukan dilahan praktikum memiliki pertumbuhan dan hasil yang cukup
tinggi walaupun ditanam di tanah ultisol. Dengan demikian tanaman kacang hijau
mudah beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan dan cocok dibudidayakan Di
Bengkulu sebagai prospek usahatani.
LAMPIRAN
Tanaman pada minggu pertama
|
Sampel
tanaman 1 pada minggu pertama
|
Sampel
tanaman 2 pada minggu pertama
|
Sampel
tanaman 3 pada minggu pertama
|
Sampel
tanaman 4 pada minggu pertama
|
Sampel
tanaman 5 pada minggu pertama
|
Sampel
tanaman 6 pada minggu pertama
|
Tanaman
pada minggu keempat (terakhir pengamatan)
|
Sampel
tanaman 1 pada minggu ke empat
|
Sampel
tanaman 2 pada minggu ke empat
|
Sampel
tanaman 3 pada minggu ke empat
|
Sampel
tanaman 4 pada minggu ke empat
|
Sampel
tanaman 5 pada minggu ke empat
|
Sampel
tanaman 6 pada minggu ke empat
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar