Blogger Widgets
Powered By Blogger

Sabtu, 20 Februari 2016

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI PANGAN ALTERNATIF


LAPORAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN ALTERNATIF
“BUDIDAYA TANAMAN KACANG HIJAU”


Oleh :
                                  NAMA :  Nico Dwi Ardiyansah       
     NPM      :  E1J013079
               DOSEN  :  Ir. EDHI TURMUDI,M.S



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015


BAB I
                                          PENDAHULUAN

Kacang hijau merupakan tumbuhan hijau yang berasal dari India dan menyebar ke Indonesia kira-kira pada awal abad ke 17. Tanaman ini berupa semak yang tumbuh tegak dan memiliki daya tahan dengan hawa kering serta dapat tumbuh pada kondisi tanah yang kurang subur. selain itu tanaman ini juga dikenal tahan akan serangan hama dan penyakit dan budidaya tanaman ini juga cukup mudah. tanaman ini tersebar hampir di seluruh daerah Indonesia namun hanya ada beberapa daerah yang menghasilkan kacang hijau dalam jumlah besar seperti daerah Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara barat, Nusa Tenggara Timur, dan DI Yogyakarta.
Kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis kacang lain seperti kacang tanah dan kacang kedelai dari sisi agronomi dan ekonomi. Dari sisi agronomi, kacang hijau termasuk jenis tanaman yang tahan kekeringan dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur. Artinya, kacang hijau mampu hidup dan berbuah di daerah kering. Kacang hijau juga tahan terhadap hama dan penyakit. Hal ini terlihat dari jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang hijau relatif lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan lain. Dengan demikian, resiko kegagalan panen juga semakin kecil.
Dengan umurnya yang pendek, kacang hijau bisa menjadi penyangga pangan dalam rangka ketahanan pangan. Tanaman ini bisa ditanam menggantikan padi di musim kemarau atau tanaman penyela antara musim kemarau ke musim hujan berikutnya. Pada musim kemarau, hanya tanaman kacang hijau yang masih bisa tumbuh di pematang sawah.Kacang hijau cocok ditanam di sawah tadah hujan dan daerah beririgasi yang rusak. Tanaman kacang hijau juga bisa ditanam dengan input produksi yang rendah.
Dari sisi ekonomi, kacang hijau termasuk tanaman pangan yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, harganya relatif stabil. Hingga saat ini permintaan kacang hijau belum mencapai titik jenuh. Hal ini terlihat dari permintaan yang setiap tahun terus mengalami peningkatan. Namun, satu hal yang disayangkan, permintaan kacang hijau ini tidak diikuti oleh perkembangan luas lahan tanamnya. Dengan demikian, kekurangan permintaan tersebut terpaksa harus dipenuhi dengan mengimpor dari beberapa Negara lain.
Perhatian petani kepada tanaman kacang hijau dianggap masih kurang karena perlu waktu yang lama untuk mendapatkan hasil panen (panen kacang hijau tidak serempak).
Kacang hijau merupakan tanaman kacang-kacangan yang mempunyai peranan penting dalam menunjang peningkatan gizi makanan rakyat. Penggunaan kacang hijau juga sangat beragam, dari olahan sederhana hingga produk olahan canggih. Di Indonesia saat ini kacang hijau dimanfaatkan sebagai: sayuran, sup, bubur, minuman, makanan bayi, kue, soun, dan tahu. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar menyebabkan potensi permintaan pasar terhadap kacang hijau sungguh besar.
Tanaman kacang hijau berdasarkan tingkat fotosintesis dan respirasinya, termasuk tanaman C-3. Tanaman C-3 mempunyai tingkat fotorespirasi yang tinggi mengakibatkan hasil bersih fotosintesis jauh lebih rendah dibandingkan tanaman C-4 seperti jagung. Tumbuhan C-4 memiliki anatomi yang terspesialisasi yang diperlukan untuk memetabolisme CO2 dan secara efektif dapat mengeliminasi fotorespirasi (laju fotorespirasi nol) serta dapat meningkatkan kapasitas asimilat CO2. Anatomi yang terspesialisasi ini dikarakterisasi dengan jaringan pengangkut yang berkembangbiak dengan sel-sel bundle sheet yang mengandung sejumlah besar organel yang dikenal dengan kranz anatomy.
Produksi di dalam negeri masih rendah. Sebagian besar kebutuhan kacang hijau domestik untuk pakan atau industri pakan dan sebagian lainnya untuk pangan, dan kebutuhan industri lainnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksi kacang hijau nasional juga berpeluang besar untuk memasok sebagian pasar kacang hijau dunia sehingga dapat menambah devisa negara. Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan lainnya, kacang hijau memiliki kelebihan dari segi agronomi dan ekonomis, seperti: (a) lebih tahan kekeringan, (b) serangan hama dan penyakit lebih sedikit, (c) dapat dipanen pada umur 55-60 hari, Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa dan petani untuk dapat mengetahui teknik budidaya kacang hijau baik secara teori maupun aplikasi dan prakteknya secara langsung di lapangan  sehingga dapat melakukan tehnik budidaya yang baik dilapangan
Ekspor kacang hijau masih sedikit, tetapi volume impor cenderung meningkat, apabila rata-rata kebutuhan kacang hijau sekitar 2,5 kg perkapita pertahun maka kebutuhan kacang hijau adalah 12.117,28 ton pertahun, sehingga masih terdapat peluang penambahan permintaan.

1.2 Tujuan Praktikum          
Membudidayakan tanaman pangan alternatif khususnya tanaman kacang hijau serta  mengamati pertumbuhan dan hasilnya.




BAB II
METODOLOGI
2.1 Bahan Dan Alat
Bahan :Bahan yang digunakan yaitu benih kacang hijau,pupuk kandang, tali rafia
              buku catatan, bambu, dan map.
Alat     : Alat yang digunakan meliputi cangkul, penggaris, kamera, dan alat tulis.

2.2 Cara Kerja
1.      Menentukan luas petakan dengan cara mengukur lahan berukuran 2 m x 2,4 m.
2.      Mengolah lahan dengan cangkul dan menentukan lubang tanam dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm.
3.      Menanam 2 benih per lubang tanam.
4.      Melakukan pemeliharaan meliputi penyiangan,penyiraman, dan pembubunan.
5.      Melakukan pengamatan yang meliputi :
a.       Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari titik tumbuh hingga bagian pucuk tertinggi dengan menggunakan penggaris.
b.      Jumlah daun
Jumlah daun dihitung pada daun yang telah muncul sempurna
c.       Luas daun
Luas daun diukur dengan cara :
Panjang daun x lebar daun x 0,75
d.      Jumlah bunga
Jumlah bunga dihitung pada bunga yang telah mekar sempurna
e.       Jumlah polong
Jumlah polong dihitung  terhadap polong yang telah muncul sempurna.






BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Petakan percobaan
                                                 2 meter

                                                                                                                          Lubang tanam
                                                                                        
    60 cm
                                                                                         
   40 cm
                                                                                         

                                                                                         

                                                                                         
  
                                                                                         

                                                                                         

                                                                                         

                                                                                         

                                                                                         
                                      

                                   

                          

                          

                          

                          

                          

                          

                          

                          

                          


                          

                          

                          

                          

                          

                          

                          

                          
                            

                          

                          

                          

                          

                          

                          

                          

                          

                          
          

        



 




                                                                                                                               
                                                                                                                                2,4 m


                                                                                                                               
                                                                                                                                      Siring



Tabel pengamatan pada minggu pertama
Tanaman
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun (helai)
Luas daun (cm2) (P x L x 0,75)
Jumlah polong (buah)
Jumlah bunga
Tanaman 1
13 cm
8 helai
8,4
-
-
Tanaman 2
14,5 cm
8 helai
7,5
-
-
Tanaman 3
11,5 cm
8 helai
9,9
-
-
Tanaman 4
12 cm
8 helai
7,6
-
-
Tanaman 5
10 cm
5 helai
11,2
-
-
Tanaman 6
10,5 cm
7 helai
8,4
-
-
Tabel pengamatan minggu kedua
Tanaman
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun (helai)
Luas daun (cm2) (P x L x 0,75)
Jumlah polong (buah)
Jumlah bunga
Tanaman 1
20,5 cm
11 helai
22,5
-
-
Tanaman 2
28 cm
11 helai
36,5
-
-
Tanaman 3
23,5 cm
14 helai
30,9
-
-
Tanaman 4
21 cm
14 helai
18,5
-
-
Tanaman 5
22 cm
14 helai
21,4
-
-
Tanaman 6
17,5 cm
14 helai
15,6
-
-
Tabel pengamatan minggu ketiga
Tanaman
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun (helai)
Luas daun (cm2) (P x L x 0,75)
Jumlah polong (buah)
Jumlah bunga
Tanaman 1
34 cm
18 helai
26
-
-
Tanaman 2
38 cm
17 helai
39
-
-
Tanaman 3
40 cm
18 helai
35
-
-
Tanaman 4
37 cm
18 helai
24,2
-
-
Tanaman 5
30 cm
18 helai
27,5
-
-
Tanaman 6
34 cm
16 helai
19,5
-
-
Tabel pengamatan pada minggu keempat
Tanaman
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun (helai)
Luas daun (cm2) (P x L x 0,75)
Jumlah polong (buah)
Jumlah bunga
Tanaman 1
50 cm
23 helai
40,5
5
6
Tanaman 2
41 cm
20 helai
60
1
8
Tanaman 3
51 cm
23 helai
47,2
2
7
Tanaman 4
44 cm
20 helai
47,2
3
6
Tanaman 5
35 cm
20 helai
46,3
6
6
Tanaman 6
39 cm
17 helai
46,5
9
3
Grafik pertumbuhan tanaman pada minggu pertama
Grafik pertumbuhan tanaman pada minggu kedua
Grafik pertumbuhan tanaman pada minggu ketiga
Grafik pertumbuhan tanaman pada minggu keempat

3.2 Pembahasan
Pengolahan Lahan 
       Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan cangkul. Karena pada saat itu sedang musim kemarau maka tanah dalam kondisi kering dan perlu dilakukan penyiraman terlebih dahulu sebelum pengolahan tanah. Tujuanya adalah supaya tanah mudah diolah dan digemburkan. Pemupukan juga dilakukan pada saat pengolahan tanah. Pupuk yang dipakai yaitu pupuk kandang kemudian dicampur dan diaduk. Dipinggiran petakan dibuat siring untuk mempermudah air mengalir pada saat hujan turun. Kedalaman siring hanya sekitar 5 cm dan lebar 10 cm.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara menugal tanah  sedalam 3 cm dan memasukan 2 benih per lubang tanam lalu menutupnya dengan tanah. Penanaman dilakukan sore hari. Setelah benih ditanam, kemudian tanah langsung dilakukan penyiraman untuk proses imbibisi.
Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiangan gulma, pembubunan, serta penyiraman. Penyiangan dan pembubunan dilakukan satu minggu sekali. Pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan karena tidak ada OPT yang menyerang tanaman. Pemupukan dengan NPK tidak dilakukan sebab tanaman sudah tumbuh subur. Penyiraman dilakukan setiap hari dan dilakukan pada sore hari agar air menyerap kedalam tanah. Apabila terjadi hujan maka tidak dilakukan penyiraman.
Pengamatan
Dari tabel pertumbuhan tanaman tiap minggu, tanaman kacang hijau menunjukan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup tinggi tiap minggunya. Pada minggu pertama rata-rata tinggi tanaman sebesar 11,9 cm, rata-rata jumlah daun minggu pertama sebanyak 7 helai. Luas daun minggu pertama rata-rata sebesar 8,8 cm2.
Dari tabel pertumbuhan tanaman tiap minggu, tanaman kacang hijau menunjukan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup tinggi tiap minggunya. Pada minggu kedua rata-rata tinggi tanaman sebesar 22 cm, rata-rata jumlah daun minggu pertama sebanyak 13 helai. Luas daun minggu pertama rata-rata sebesar 24,2 cm2.
Dari tabel pertumbuhan tanaman tiap minggu, tanaman kacang hijau menunjukan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup tinggi tiap minggunya. Pada minggu ketiga rata-rata tinggi tanaman sebesar 35,5 cm, rata-rata jumlah daun minggu pertama sebanyak 17 helai. Luas daun minggu pertama rata-rata sebesar 28,5 cm2.
Dari tabel pertumbuhan tanaman tiap minggu, tanaman kacang hijau menunjukan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup tinggi tiap minggunya. Pada minggu pertama rata-rata tinggi tanaman sebesar 37,7 cm, rata-rata jumlah daun minggu pertama sebanyak 20 helai. Luas daun minggu pertama rata-rata sebesar 47,9 cm2.  Jumlah polong rata-rata pada mingggu ke empat sebanyak 4 polong dan rata-rata jumlah bunga sebanyak 6 bunga tiap tanamanya.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau selalu meningkat tiap minggunya. Kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis kacang lain seperti kacang tanah dan kacang kedelai dari sisi agronomi dan ekonomi. Dari sisi agronomi, kacang hijau termasuk jenis tanaman yang tahan kekeringan dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur. Artinya, kacang hijau mampu hidup dan berbuah di daerah kering. Kacang hijau juga tahan terhadap hama dan penyakit. Hal ini terlihat dari jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang hijau relatif lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan lain. Dengan demikian, resiko kegagalan panen juga semakin kecil.
Dengan umurnya yang pendek, kacang hijau bisa menjadi penyangga pangan dalam rangka ketahanan pangan. Tanaman ini bisa ditanam menggantikan padi di musim kemarau atau tanaman penyela antara musim kemarau ke musim hujan berikutnya. Pada musim kemarau, hanya tanaman kacang hijau yang masih bisa tumbuh di pematang sawah.Kacang hijau cocok ditanam di sawah tadah hujan dan daerah beririgasi yang rusak. Tanaman kacang hijau juga bisa ditanam dengan input produksi yang rendah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Kacang hijau merupakan pangan alternatif yang sebagian besar banyak dibudidayakan di Indonesia. Namun konsumsi pangan berbahan dasar kacang hijau belum terlalu tinggi bila dibandingkan dengan beras. Untuk teknik budidaya tanaman kacang hijau mudah dilakukan dan tidak memerlukan perawatan yang intensif. Penanaman yang dilakukan dilahan praktikum memiliki pertumbuhan dan hasil yang cukup tinggi walaupun ditanam di tanah ultisol. Dengan demikian tanaman kacang hijau mudah beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan dan cocok dibudidayakan Di Bengkulu sebagai prospek usahatani.
















LAMPIRAN
 Tanaman pada minggu pertama
Sampel tanaman 1 pada minggu pertama
Sampel tanaman 2 pada minggu pertama
Sampel tanaman 3 pada minggu pertama
Sampel tanaman 4 pada minggu pertama
Sampel tanaman 5 pada minggu pertama
Sampel tanaman 6 pada minggu pertama
Tanaman pada minggu keempat (terakhir pengamatan)
Sampel tanaman 1 pada minggu ke empat
Sampel tanaman 2 pada minggu ke empat
Sampel tanaman 3 pada minggu ke empat
Sampel tanaman 4 pada minggu ke empat
Sampel tanaman 5 pada minggu ke empat
Sampel tanaman 6 pada minggu ke empat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar