LAPORAN PRODUKSI TANAMAN REMPAH DAN OBAT
ACARA I
“FARMAKOGNOSI
Oleh :
NAMA
: Nico
Dwi Ardiyansah
NPM : E1J013079
Shift :
Senin pukul 08:00-10.00 wib
Dosen
:
Ir. Entang Inoriah,M.P.
Coas : Sari
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanaman merupakan hal yang sangat
penting bagi kehidupan ekosistem. Dilihat dari hasilnya, tanaman atau tumbuhan
merupakan sumber kebutuhan kita baik sandang, pangan maupun pangan. Kita
dapat makan yang merupakan sumber energi karena ada tanaman. Kita dapat
bernafas dengan baik dengan menghirup oksigen karena ada yang merupakan hasil
reaksi fotosintesis karena ada tanaman. Kita juga dapat meminum air bersih
dikarenakan jasa tumbuhan yang menyimpan cadangan air melalui akar-akarnya yang
itu semua merupakan hasil aktifitas menanam.
Farmakognosi adalah ilmu yang
mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan
zat-zat aktif lainnya, termasuk yang berasal dari dunia mineral dan hewan. Saat
ini, peranan ilmu farmakognosi sangat banyak diperlukan terutama dalam sintesis
obat. Tidak semua tanaman dapat dijadikan sebagai bahan obat. Tanaman-tanaman
yang dijadikan obat tentu saja adalah tanaman yang memiliki kandungan atau
zat-zat yang dapat bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan tubuh.
Salah satu ilmu yang memepelajari khusus tanaman-tanaman yang telah berdiri
sendiri sebagai tanaman yang berkhasiat dalam pengobatan dimana tanaman ini
merupakan simplisia. Ilmu farmakognosi menguraikan tentang pemeriksaan
simplisia nabati dan identifikasi tumbuhan obat berdasarkan kandungan kimianya,
bentuk dan simplisianya, baik makroskopik maupun mikroskopiknya serta
inventarisasi tanaman obat yang kerap kali digunakan masyarakat dalam mengobati
suatu penyakit. Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan tanahnya subur
sehingga banyak jenis tumbuhan memiliki khasiat sebagai obat. Namun, sebagian
besar dari tumbuhan obat itu banyak yang tidak diketahui oleh manusia sehingga
tidak terawat dengan baik.
Salah satu zat
aktif yang banyak ditemukan di alam dan juga di tumbuhan adalah glikosida.
Glikosida adalah zat aktif yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder.
Secara umum, arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana pengobatan
dalam arti luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat jantung,
pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum dan penurunan tegangan permukaan.
1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa
mampu mengetahui bagian-bagian tanaman obat dan khasiatnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan
tumbuhan sebagai obat tradisional umumnya hanya didasarkan atas
pengalaman/warisan tanpa mengetahui kandungan kimianya secara detail. Tumbuhan tersebut
jika ditelaah lebih lanjut mempunyai kandungan kimia aktif biologis. Potensi
bahan kimia tersebut dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, pertanian, dan industri.
Penelitian dan penggunaan obat tradisional pada saat ini lebih digalakkan
(Chairul dan Sulianti, 2002). Di bidang kesehatan, telah banyak tumbuhan obat
yang diketahui dengan jelas struktur molekulnya dan digunakan secara global
dalam pengobatan berbagai penyakit, tetapi mengingat terdapat lebih dari
250.000 spesies tumbuhan tinggi di muka bumi, maka diduga masih banyak obat
baru yang dapat ditemukan dari dunia tumbuhan (Achmad, 1995).
Salah satu zat aktif yang banyak
ditemukan di alam dan juga di tumbuhan adalah glikosida. Glikosida adalah zat
aktif yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder. Secara umum, arti
penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana pengobatan dalam arti luas
yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat jantung, pencahar, pengiritasi
lokal, analgetikum dan penurunan tegangan permukaan.
Di antara sekian banyak jenis tumbuhan
obat, terdapat genus Calophyllum (Clusiaceae) yang banyak tumbuh di kawasan
pantai. Genus ini terdiri dari 190 spesies, antara lain: C. inophyllum Linn.
dan C. saulatri Burm F. Beberapa spesies lainnya yang juga banyak
dikenal adalah: C.\ muscigerum Boerl & Kos., C. pulcherrinum
Wall., C. venulasum Zoll & Mor., dan C. walichianum Planch
& Triana (Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1963; Heyne, 1987; Lemmens
dan Soerianegara, 1994). Anggota Famili Clusiaceae ini umumnya mengandung
resin, minyak atsiri, steroid, tannin, triterpen, dan saponin (Heyne, 1987;
Govindachari et al., 1967; Burkill, 1935). Belakangan ini ditemukan pula senyawa yang
berkhasiat anti HIV (Human Immunodeficiency Virus) dari tanaman
nyamplung (C.inophyllum) yaitu: inophyllum A-E, inophyllum P, inophyllum
G-1, dan inophyllum G-2.
Di Indonesia tumbuhan ini telah
digunakan sebagai obat tradisional, baik bagian daun, kulit batang, biji,
maupun bunga. Seduhan daun dapat digunakan untuk mencuci mata yang meradang.
Rebusan kulit batang digunakan untuk mengobati penyakit keputihan dan rematik.
Biji digunakan untuk mengobati kudis, borok, dan penumbuh rambut. Tumbuhan ini
juga dapat digunakan sebagai racun ikan (Burkill, 1935; Govindachari, 1967;
Kaizu et al., 1968; Perry dan Judith, 1980; Heyne, 1987; Lemmens dan Soerianegara,
1994).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan berupa 10 tanaman obat, dan kertas, alat yang
digunakan yaitu pensil,penggaris, pewarna , penghapus, dan alat tulis lainya.
3.2
Prosedur Kerja
1.
Mengambil tanaman obat yang ada disekitar lingkungan
laboratorium atau rumah.
2.
Mencuci bersih tanaman dari kotoran-kotoran yang menempel.
3.
Menggambar tanaman dan mengamati bagian-bagiannya.
4.
Mengidentifikasi bagian tanaman yang digunakan sebagai
obat-obatan.
5.
Mencari manfaat tanaman obat tersebut serta khasiatnya bagi
kesehatan tanaman.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Pengamatan
Tanaman
|
Keterangan
|
Daun Pepaya
|
Nama tanaman : Daun Pepaya
Nama latin : Carica papaya L.
Habitat : Daerah
tropis
Kandungan kimia : Vitamin B, A, C, D, E dan
antioksidan
Botani : Caricaceae (Famili)
Cara perbanyakan : Biji
Cara konsumsi : Diminum air rebusan dan dimakan
daunnya
Cara pengolahan : Direbus
Khasiat : Anti
kanker, menghambat pertum
buhan bakteri, anti malaria, anti
demam berdarah, dan membantu pencernaan. |
Jeruk Nipis
|
Nama tanaman : Jeruk nipis
Nama latin : Citrus Aurantifolia
Habitat :
Daerah Tropis/subtropis
Kandungan kimia : Vitamin C, Asam
Sitrat. Atsiri
Botani : Famili (Rutaceae)
Cara perbanyakan : Biji, Stek, Cangkok.
Cara konsumsi : Diminum air
perasan jeruk
Cara pengolahan
: Direbus/ diseduh
Khasiat : Ambeien, batu ginjal,
batuk, dem
am, jerawat,
radang tenggorokan
dll. |
Lidah Buaya
|
Nama tanaman : Lidah Buaya
Nama latin : Aloe vera
Habitat :
Daerah Tropis/subtropis
Kandungan kimia : mananns
asetat,polyman
nans, antrakuinon, saponin,
dan
lektin
Botani : Famili (Xanthorrhoeaceae)
Cara perbanyakan : Tunas
Cara konsumsi : Dikonsumsi
dagingnya/sarinya
Cara pengolahan
: Direbus, dijus, dimakan langsung.
Khasiat : Membantu pencernaan,
mencegah diabetes, mengeluarkan racun tubuh, imun tubuh, meningkatkan
pertumbuhan rambut.
|
Kedondong
|
Nama tanaman : Kedondong
Nama latin : Spondias dulcis
Habitat :
Daerah Tropis,/subtropis
Kandungan kimia : Pektin 10 %
Cara perbanyakan : Biji, Stek, Cangkok.
Cara konsumsi : Dimakan
langsung buahnya
Cara pengolahan
: Tanpa olah, dan dibuat manisan,
selai, diambil sarinya, dan dibuat jeli.
Khasiat : Pengobatan kulit perih, borok, dan luka
bakar.
|
Pinang
|
Nama tanaman : Tanaman pinang
Nama latin : Areca catechu L.
Habitat :
Daerah Tropis/ subtropis
Kandungan kimia : Tanin, lignin,
guvakolin, fenolik.
Botani : Famili (Arecaceae)
Cara perbanyakan : Biji
Cara konsumsi : Diminum air
rebusan
Cara pengolahan
: Direbus
Khasiat : Anti kanker, kencing
manis, dll.
|
Jambu Biji
|
Nama tanaman : Jambu Biji (daunya)
Nama latin : Psidium Guajava
Habitat :
Daerah Tropis/ subtropis
Kandungan kimia : Asam elagat,
asam linoleat, tanin.
Botani : Famili (Myrtaceae)
Cara perbanyakan : Biji
Cara konsumsi : Dikonsumsi
langsung, diminum
air
rebusan daunnya/ jus
Cara pengolahan
: Dijus, diseduh,
Khasiat : Sembelit, kanker,
diare, maag
|
Daun
Sirsak
|
Nama tanaman : Sirsak (Daun)
Nama latin : Annona muricata
Habitat :
Daerah Tropis/sub tropis
Kandungan kimia : Acetogenin, minyak esensial,
reticuline, loreximine, coclaurine, annomurine
Botani : Famili Annonaceae
Cara perbanyakan : Biji, Stek, Cangkok
Cara konsumsi : Diminum air
rebusan
Cara pengolahan
: Direbus.
Khasiat : Imun, asma, kanker,
ambeien.
|
Serai
|
Nama tanaman : Serai
Nama latin : Cymbopogon citratus.
Habitat :
Daerah Tropis/subtropis
Kandungan kimia : Atsiri antara lain sitrat,
sitronelol, a-pinen, kamfen, sabinen,
mirsen, felandren beta, p-simen, dan masih banyak lagi.
Cara perbanyakan : Tunas dan biji
Cara konsumsi : Diminum
rebusan airnya
Cara pengolahan
: Direbus
Khasiat : Detoksifikasi, anti
kanker , gang
guan perut,
insomnia, demam,
sistem saraf, infeksi, nyeri, dll. |
Belimbing Wuluh
|
Nama tanaman : Belimbing Wuluh
Nama latin : Averrhoa bilimbi L.
Habitat :
Daerah Tropis/sub tropis
Kandungan kimia
: Saponin, tanin, glukosid, kalsium
oksalat, sulfur, asam format, peroksida, dan kalium sitrat. Buah belimbing wuluh juga mengandung vitamin c dan Vitamin b.
Botani :
Famili Oxalidaceae
Cara perbanyakan : Biji
Cara konsumsi : Diminum air
rebusan
Cara pengolahan
: Direbus
Khasiat : Hipertensi, diabetes, jerawat ,
panu,
sariawan. dll
|
Jahe Putih
|
Nama tanaman : Jahe Putih
Nama latin : Zingiber officinale
Habitat :
Daerah Tropis/subtropis
Kandungan kimia : senyawa seperti Zingeron,
seskuiterpen, oleoresin, zingiberen, limonen, kamfena, sineol, zingiberal, sitral, felandren, dan borneol, flavonoid dan polifenol, serta asam organik seperti asam malat dan asam oksalat.
Botani : Famili Zingiberaceae
Cara perbanyakan : Umbi
Cara konsumsi : Diminum
rebusan airnya
Cara pengolahan
: Direbus
Khasiat : Rematik, darah tinggi,
migrain,
flu, demam,
batuk, radang tenggorokan
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan, tanaman obat memiliki banyak macam dan beragam khasiatnya bagi
kesehatan tubuh manusia. Tanaman obat yang diamati pada praktikum yaitu
belimbing wuluh, daun jambu biji, daun sirsak, serai, jahe putih, daun pepaya,
buah pinang, buah kedondong, jeruk nipis
dan lidah buaya, Pengamatan khasiat tanaman yang pertama yaitu belimbing
wuluh. Manfaat belimbing wuluh memang dikenal dengan rasanya yang asam
namun menyegarkan sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan seperti
rujak. Tanaman ini dapat tumbuh dari dataran rendah hingga tinggi. Khasiat belimbing wuluh antara lain untuk
mengobati Hipertensi, diabetes, jerawat, panu, sariawan dan masih banyak lagi. Cara
pengolahan buah ini umumya dengan direbus untuk diambil airnya. Cara konsumsi
buah yaitu dengan memakan langsung dan dapat diminum air rebusannya.
Tanaman obat yang diidentifikasi
selanjutnya yaitu daun pepaya, daun pepaya memiliki kandungan vitamin A, B, C,
D, dan E yang berkhasiat sebagai sumber vitamin dan antioksidan. Anti kanker,
menghambat pertumbuhan bakteri, anti malaria, anti
demam berdarah, dan membantu pencernaan. Cara pengolahan yaitu dengan merebus daun bersama dengan air. Cara konsumsi yaitu dengan meminum air rebusan daun pepaya dan dapat langsung dimakan.
demam berdarah, dan membantu pencernaan. Cara pengolahan yaitu dengan merebus daun bersama dengan air. Cara konsumsi yaitu dengan meminum air rebusan daun pepaya dan dapat langsung dimakan.
Tanaman obat yang diidentifikasi
selanjutnya yaitu jeruk nipis. Jeruk nipis terkenal dengan rasa masam atau
kecut yang biasanya digunakan untuk bahan obat-obatan dan bumbu masakan. Tanaman
ini dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis. Jeruk nipis mengandung
vitamin c dan asam sitrat yang digunakan untuk berbagai macam penyakit seperti
Ambeien, batu ginjal, batuk, demam, jerawat,
radang tenggorokan. Cara pengolahan yaitu dengan cara menyeduh air
perasan jeruk nipis dengan air hangat bersamaan air kecap. Cara konsumsi yaitu
dengan meminum air perasan tersebut untuk meredakan penyakit tenggorokan atau
batuk.
Pengamatan tanaman obat yang
diidentifikasi selanjutnya yaitu buah pinang. Buah pinang biasanya digunakan
untuk bahan obat-obatan dan bumbu masakan. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah
tropis dan subtropis. Pinang mengandung fenolik,guvakolin, tanin yang digunakan
untuk berbagai macam penyakit seperti anti kanker dan kencing manis. Cara
pengolahan yaitu dengan cara merebus buah pinang dengan air . Cara konsumsi
yaitu dengan meminum air perasan tersebut untuk meredakan penyakit tenggorokan
atau batuk.
Pengamatan tanaman obat yang
diidentifikasi selanjutnya yaitu buah kedondong. Buah kedondong biasanya
dikenal dengan rasa masam dan digunakan
untuk bahan obat-obatan serta bumbu masakan. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah
tropis dan subtropis. Buah kedondong mengandung senyawa pektin yang berkhasiat
untuk menyembuhkan penyakit luka pada kulit seperti luka bakar atau borok. Cara
pengolahan yaitu dengan membuat manisan, jus atau tanpa diolah. Cara konsumsi
yaitu dengan memakan langsung buah atau memakan hasil olahan buah seperti
manisan.
Tanaman obat yang diidentifikasi
selanjutnya yaitu lidah buaya. Lidah buaya biasanya dikenal dengan senyawa
mannans dan lektinya yang digunakan untuk bahan obat-obatan maupun jeli. Khasiat
lidah buaya umumnya untuk kesehatan rambut,
Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah tropis. Cara pengolahan yaitu
dengan membuat jus maupun tanpa olah. Cara konsumsi yaitu dengan memakan
langsung buah atau memakan hasil olahan buah seperti jeli atau jus.
Tanaman herbal yang diidentifikasi
selanjutnya yaitu jahe putih. Jahe putih memiliki kandungan senyawa senyawa
seperti Zingeron, seskuiterpen, oleoresin,
zingiberen, limonen, kamfena,
sineol, zingiberal, sitral,
felandren, dan borneol,
flavonoid, dan polifenol, serta asam organik, seperti asam malat dan
asam oksalat yang berkhasiat untuk
Rematik, darah tinggi, migrain, flu, demam, batuk, radang tenggorokan
dan lain-lain Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah tropis. Cara pengolahan
yaitu dengan merebus jahe putih dengan air. Cara konsumsi yaitu dengan meminum
langsung seduhan jahe putih dengan air rebusan tersebut.
Tanaman herbal yang diidentifikasi
selanjutnya yaitu serai. Serai memiliki kandungan senyawa seperti Atsiri antara
lain sitrat, sitronelol, a-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, felandren beta, p-simen, dan
masih banyak lagi yang berkhasiat Detoksifikasi, anti kanker ,
gangguan perut, insomnia, demam, sistem saraf, infeksi, nyeri, dll dan
lain-lain tanaman ini dapat tumbuh pada daerah tropis. Cara pengolahan yaitu
dengan merebus serai dengan air. Cara
konsumsi yaitu dengan meminum rebusan air.
Pengamatan tanaman obat yang
diidentifikasi selanjutnya yaitu daun sirsak. Daun sirsak biasanya digunakan untuk bahan obat-obatan.
Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis. Kandungan kimia pada
daun sirsak antara lain Acetogenin, minyak esensial,
reticuline, loreximine, coclaurine, annomurine yang digunakan untuk berbagai macam
penyakit seperti Imun, asma, kanker, ambeien. Cara pengolahan yaitu dengan cara
merebus daun sirsak dengan air . Cara konsumsi yaitu dengan meminum air rebusan
tersebut.
Pengamatan tanaman obat yang
terakhir yaitu daun jambu biji. Daun jambu biji
biasanya digunakan untuk mengatasi masalah sakit perut. Tanaman ini
dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis. Kandungan kimia pada daun jambu
biji antara lain Asam elagat, asam linoleat, tanin yang digunakan untuk
berbagai macam penyakit seperti Sembelit, kanker, diare, dan maag. Cara pengolahan yaitu dengan cara merebus daun
jambu biji dan dapat juga dibuat jus untuk diambil sarinya. Cara konsumsi yaitu
dengan meminum air rebusan atau jus tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan
praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Farmakognosi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat
yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktif lainnya, termasuk yang berasal dari
dunia mineral dan hewan. Saat ini, peranan ilmu farmakognosi sangat banyak diperlukan
terutama dalam sintesis obat.
2. Tanaman
obat herbal termasuk kedalam bagian farmakognosi karena obat herbal dipercaya
mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit pada tubuh manusia. Tanaman obat
dibudidayakan disekitar pekarangan/halaman rumah ataupun dilahan pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad,
S.A. 1995, Peranan tumbuhan hutan tropis dalam pengembangan obat-obatan. Simposium
Nasional I Tumbuhan Obat dan Aromatik. Simpul Nasional APINMAP dan UNESCO,
Bogor, 10-12 Oktober 1995.
Backer,
C.A. and R.C. Bakhuizen van den Brink, Jr. 1963. Flora of Java. Volume
I. Gronigen: N.V.P. Noordhff.
Burkill,
I.H. 1935, A Dictionary of the Economic Products of the Malay Peninsula. Volume
I. London: Goverments of the Straits Settlements and Federated Malat
States.
Chairul
dan S.B. Sulianti. 2002. Pendayagunaan sumber daya nabati (tumbuhan) dalam
pelayanan kesehatan masyarakat menuju Indonesia sehat 2010. Berita IPTEK 43
(1): 71 -82.
Cuilei,
J. 1984. Methodology for Analysis of Flowering Vegetables Drugs, Bucharest:
Faculty of Pharmacy, University of Rumania.
Govindachari,
R.T., N.B.R. Wiswanathan, R.R. Pai, and Srinivasan. 1967. Triterpenes of Callophyllum inophyllum Linn. London:
Pergamon Press.
Heyne,
K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Jakarta: Badan Litbang
Kehutanan.
Kaizu,
K., H. Ogihashi, and I. Mitsui. 1968. The piscicidal constituents of Calophyllum inophyllum Linn. Tetrahedrons
Letters: 2383.
Lemmens,
R.H.M.J. and I. Soerianegara. 1994. Plants Resources of South- East Asia. Bogor:
Prosea.
Perry,
L.M. and Judith. 1980. Medicinal Plants of East and South-East Asia,
Cambridge: The MIT Press.
Sutrian,
Y. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Edisi revisi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar