LAPORAN PRAKTIKUM
KULTUR JARINGAN
“PENGENALAN JENIS
EKSPLAN, TEKNIK STERILISASI DAN PENANAMAN PADA MEDIUM IN VITRO”
Oleh :
NAMA
: Nico Dwi Ardiyansah
NPM : E1J013079
Shift : Rabu Pukul 08:00-12.00 Wib
Coas : Sherly Senna Sinaga
LABORATORIUM Kultur jaringaN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang putih adalah nama tanaman dari
genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman
bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar
masakan
Indonesia. Bawang putih penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia
yang
disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur. Bawang
putih
mempunyai
khasiat sebagai antibiotik alami di dalam tubuh manusia (Wikipedia 2011).
Kultur jaringan merupakan salah satu
teknik perbanyakan alternatif pada tanaman.
Melalui
teknik ini, sel atau jaringan tanaman yang diisolasi dari bagian tanaman,
seperti protoplasma, sel atau sekelompok sel, yang selanjutnya disebut eksplan,
distimulasi untuk membentuk tanaman secara utuh menggunakan media dan
lingkungan tumbuh yang sesuai (Parera).
Teknik kultur jaringan ini berkembang
dengan landasan teori sel yang menerangkan bahwa setiap sel tanaman merupakan
unit bebas yang mampu membentuk organisme baru yang sempurna atau sel-sel
tanaman yang mempunyai sifat totipotensi (Suryowinoto, 1996). Teknik kultur
jaringan merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif, alternatif yang tepat
untuk mengatasi masalah kekurangan bibit bawang putih, karena dapat menghasilkan
bibit dalam jumlah besar dan seragam sesuai karakter bawang putih yang
diinginkan. Perbanyakan secara konvensional, jumlah bawang putih yang
dihasilkan relatif sedikit.
Perbanyakan bawang putih secara in
vitro yang telah dilakukan adalah dengan
menggunakan
media dasar MS (Murashige dan Skoog), dengan penambahan zat pengatur tumbuh
(ZPT) auksin (NAA), BAP, kinetin, 2-ip dengan konsentrasi tertentu. Namun di
Laboratorium Kultur Jaringan ini tidak memiliki bahan-bahan kimia yang lengkap
yang merupakan komponen penyusun media dasar MS tersebut. Untuk kekurangan
tersebut perlu
1.2
Tujuan Praktikum
1.
Mahasiswa mengetahui jenis eksplan yang berasal dari umbi lapis bawang putih.
2.
Mahasiswa dapat melakukan teknik sterilisasi eksplan yang berasal dari umbi dan
mata tunas yang paling tepat untuk mendapatkan bahan tanam yang steril.
3.
Mahasiswa mengetahui teknik persiapan eksplan yang berasal dari umbi dan mata
tunas secara in vitro.
4.
Mahasiswa mampu menanam eksplan yang berasal dari umbi dan mata tunas pada
medium in vitro.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bawang putih (Allium sativum) merupakan salah satu tanaman potensial
untuk dikembangkan di Indonesia. Permintaan dan tingkat konsumsi masyarakat
yang semakin meningkat merupakan
indikasi pentingnya pengembangan teknik dan usaha budidaya tanaman ini. Tanaman bawang putih dikenal
dengan sebutan “umbi seribu manfaat”.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya
manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman ini.
Adanya kandungan senyawa Allicin yang merupakan komponen utama tanaman
bawang putih semakin meningkatkan
manfaatnya sebagai bakterisida dan fungisida (Rukmana, 1995; Palungkun dan Budiarti, 1996), dan anti
kolesterol yang mencegah penyakit jantung koroner,
tekanan darah tinggi dan lain-lain (Anonim, 2009).
Geogre (1984) menemukan adanya zat bakterisida yang ampuh yang dikenal dengan
‘Phytoncid’. Selain itu di berbagai
negara, bawang putih digunakan sebagai
obat yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah
manusia. Umumnya bawang putih dibiakkan dengan cara vegetatif dengan
menggunakan umbi (siung). Produksi siung untuk dijadikan bahan tanam
(bibit) membutuhkan waktu yang lama dengan
tingkat mutiplikasi yang rendah, sekitar 5-10 per tahun (Nagakubo et al., 1993). Usaha perbaikan tanaman bawang putih dengan
teknik pemuliaan secara konvensional sulit
dilakukan. Hal ini disebabkan
karena bawang putih merupakan jenis tanaman yang steril.
Beberapa permasalahan dalam budidaya
tanaman secara vegetatif dapat diatasi melalui
perbanyakan in vitro. Dengan penggunaan teknik in vitro bahan tanam yang dihasilkan akan mempunyai tingkat
multiplikasi yang tinggi, materi tanaman yang
berkualitas, lebih homogen, secara genetik sama dengan induknya, dapat
diperoleh dalam waktu yang relatif
singkat (Bhojwani, 1990; Wilson et al.,
1998), dan sebagai upaya pelestarian
plasma nutfah (Ammirato et al., 1984).
Pada perbanyakan tanaman bawang
putih secara in vitro, bagian cakram dan
meristem-tip sangat tepat sebagai bahan
tanam (Marlin, 1998). Penggunaan media
tanam yang tepat dapat memacu dan
meningkatkan regenerasi tanaman in vitro.
Penambahan agar
sebagai bahan pemadat dalam media dapat mempengaruhi
proses morfogenesis yang terjadi
secara in
vitro. Beberapa kultur tanaman dapat
pula dilakukan dalam media tanpa agar (medium
cair). Penggunaan medium cair
pertumbuhan tanaman in vitro akan lebih cepat
(Avilla, 1996), panjang tunas dan berat kering tanaman
lebih besar menjadi dua kalinya
dibandingkan tanaman pada media padat (Avilla et al.,
1998).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1
Bahan Dan Alat
Bahan tanam yang digunakan berupa umbi bawang putih
yang masih muda, fungisida dithane, bacylin, detergent, bakterisida
agrept, dan alkohol 70 dan 96%.
Alat-alat yang digunakan yaitu peralatan gelas (Gelas
Piala, Erlenmeyer, Gelas Ukur, pipet Ukur, Labu takar, Petridish, Timbangan
analitik, LAC, pH meter, hot plate,
autoclave, botol kultur, plastik, karet gelang, peralatan tanam, ruang kultur
dan label.
3.2
Cara Kerja
1.
Mengupas umbi lapis bawang putih.
2.
Mencuci umbi dengan detergent secukupnya lalu diaduk selama
15 menit.
3.
Membilas dengan air steril sebanyak 3 kali.
4.
Mencuci umbi dengan 15 ml bacylin. Lalu diaduk selama 15
menit.
5.
Membilas dengan air steril sebanyak 3 kali.
6.
Mencuci umbi bawang dengan 30 ml baclyin lalu diaduk selama
15 menit.
7.
Mencuci umbi dengan air steril sebanyak 3 kali sampai bersih.
8.
Memasukan eksplan yang telah bersih ke dalam LAC dan memotong
menjadi 4 bagian sisi (persegi)
9.
Melakukan penanamn eksplan yang telah bersih ke dalam media
MS
10.
Eksplan yang telah ditanam dalam botol ditutup dengan plastik
dan diikat dengan karet gelang agar rapat.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan
pertumbuhan tunas bawang putih disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan tunas bawang putih pada hari
ke 5.
Botol
|
Panjang tunas (cm)
|
1
|
1
|
2
|
4
|
3
|
2
|
4
|
1
|
5
|
0
|
Grafik 1. Pengamatan tunas bawang putih pada hari kelima
4.2 Pembahasan
Berdasarkan
percobaan penanaman yang dilakukan menunjukan bahwa pertumbuhan tunas pada hari
ke 5 memiliki panjang yang berbeda-beda namun mengalami petumbuhan yang
signifikan. Pada botol pertama dan keempat, tunas memiliki panjang sekitar 1
cm. Pada botol kedua memiliki panjan tunas sekitar 4 cm. Pada botol ketiga
tanaman memiliki panjang tunas sekitar 2 cm dan pada botol kelima tanaman belum
mengalami pertumbuhan namun sudah terlihat mata tunas yang mulai muncul eksplan
umbi bawang putih.
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan pada hari kelima, belum terdapat tanda-tanda
kontaminasi dari jamur ataupun bakteri sehingga pengamatan masih dapat
dilanjutkan pada beberapa hari kedepanya. Bawang putih umumnya memiliki tingkat
kontaminasi yang rendah sebab bawang putih memiliki lapisan kulit yang cukup tebal
sehingga bakteri dan jamur sulit menembus bagian umbinya. Berbeda dengan
kentang dan jahe yang memilki lapisan kulit yang cukup tipis.
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sterilisasi
dilakukan pada 2 taraf konsentrasi bacylin yaitu 15 ml dan 30 ml. Sterilisasi
bahan tanam dilakukan dengan cara mencuci bahan tanam dengan detergent dan
bacylin dan membilasnya dengan air steril.
2. Penanaman
umbi awalnya dilakukan dengan cara memotomg umbi dari 4 sisi sehingga membentuk
persegi lalu ditanam diatas media MS dan ditutup rapat agar tidak ada
mikroorganisme yang masuk kedalam botol.
3. Pengamatan
dilakukan pada hari ke lima pada saat praktikum berlangsung. Dari lima botol
yang ditanam, belum terdapat adanya tanda-tanda terkontaminasi jamur atau
bakteri sehingga masih dapat dilakukan pengamatan beberapa hari kedepanya.
DAFTAR PUSTAKA
Ammirato,
P.V. 1984. Induction, Maintenance, and Manipulation of
Development in
Embryogenic
Suspension Cultures. In: Cell Culture
and Somatic Cell Genetics, Vol.
1. I.K. Vasil
(ed.). Academic Press. New York.
Anonim. 2009.
Tanaman obat bawang putih dan khasiatnya. //http:warnadunia.com/.
Diakses
tanggal 1 Juni 2016.
Avilla,
A. de L., S.M. Pereyra, D.J. Collino, dan J.A. Arguello. 1994.
Effects of Nitrogen
Source on Growth and Morphogenesis of Three Micropropagated
Potato Cultivars.
Potato Res. 37;
161-168.
Avilla,
A. de L., S.M. Pereyra, dan J.A. Arguello.
1998. Nitrogen Concentartion and
Proportion of NH4+-N Affect Potato Cultivar Response in
Solid and Liquid Media.
HortScience 33(2); 336-338.
Bhojwani,
S.S. (ed.). 1990. Plant Tissue Culture : Applications and
Limitations. Elsevier.
Amsterdam
George
E.F. and P.D.Sherrington. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture. Handbook
and Directory of Commercial laboratories. Exegetics Ltd. England.
Marlin. 1998.
High Multiplication of Plant Regeneration of Garlic (Allium sativum L.)
in vitro. Akta Agrosia II (2)57-60.
Parera,
Dj.F. 1997. Pengaruh Tingkat Konsentrasi Air Kelapa terhadap Pertumbuhan dan
Perbanyakan
Tanaman Anggrek Dendrobium sp melalui Teknik Kultur Jaringan. J.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2:57-64.
Nagakubo,
T., A. Nagasawa and H. Ohkawa.
1993. Micropropagaton of Garlic
Through in
vitro Bulblet Formation.
Plant Cell Tissue, and Organ Culture 32: 175-183.
Rukmana,
R. 1995.
Budidaya bawang Putih.
Kanisius. Yogyakarta 74 hal.
Suryowinoto,
M. 1996. Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro. Peenerbit Kanisius. Yogyakarta.
Wikipedia
Bahasa Indonesia. 2016. Ensiklopedia Bebas. Tersedia www. Wikipedia.com diakses
1 Juni 2016.
Wilson,
S.B., K. Iwabuchi, N.C. Rajapakse and R.E. young. 1998.
Responses of Broccoli Seedlings
to Light Quality during Low Temperature Storage
In vitro. II. Sugar Content and Photosyntetic Efficiency. HortSci.
33:1258-1261.
LAMPIRAN
Botol
1
|
Botol
2
|
Botol
3
|
Botol
4
|
Botol
5
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar