LAPORAN PRODUKSI
TANAMAN BUAH
ACARA V
“Pertumbuhan Pohon Buah”
Oleh :
NAMA
: Nico
Dwi Ardiyansah
NPM : E1J013079
Shift :
Senin pukul 14:00-16.00 wib
Dosen
:
Ir. Hermansyah, m.p.
Coas : Ervi Surmaini
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita dapat memisahkan konsep
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan selalu menunjukkan suatu pertambahan
dalam ukuran dengan menghilangkan konsep-konsep yang menyangkut perubahan
kualitas seperti halnya pengertian mencapai ukuran penuh atau kedewasaan, yang
tidak relevan dengan pengertian proses pertambahan. Meskipun demikian konsep
sederhana mengenai pertambahan ukuran mengalami kesukaran juga karena banyak
cara untuk mengukurnya. Pertumbuhan dapat di ukur sebagai pertambahan panjang,
lebar, atau luas, tetapi dapat pula di ukur berdasarkan pertambahan volume,
masa atau berat.
Tanaman jeruk merupakan tanaman tahunan
dan sudah sekitar 70-80% dikembangkan di Indonesia dan setiap tahunnya
mengalami perkembangan dalam pembudidayaan baik itu mencakup luasan lahan,
jumlah produksi bahkan permintaan pasar. Oleh karena itu untuk mendukung
peningkatan produktivitas tersebut, maka diperlukannya teknik budidaya yang
disertai dengan serta pemeliharaan kebun yang optimal diantaranya dilakukannya
dengan teknologi budidaya melalui pemupukan, pemangkasan dan penjarangan buah
pada tanaman jeruk.
Kedondong merupakan tanaman buah berupa pohon yang dalam
bahasa inggris disebut ambarella, otaheite apple, atau great hog plum.
Di Asia Tenggara disebut kedondong (Indonesia & Malaysia), hevi (Filipina),
gway (Myanmar), mokah (Kamboja), kook kvaan (Laos), makak farang (Thailand),
dan co'c (Vietnam). Kedondong berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Tanaman ini telah tersebar ke seluruh daerah tropik. Jenis-jenis kedondong unggul
yang potensial dan banyak ditanam oleh para petani diantaranya adalah kedondong
karimunjawa, kedondong bangkok, dan kedondong kendeng.
Tanaman kelengkeng berasal dari dataran Cina, di
Indonesia terdapat beberapa jenis kelengkeng lokal yang saat ini dibudidayakan
yaitu kelengkeng lokal varietas batu, kelengkeng lokal varietas selarong dan
kelengkeng lokal varietas mutiara. Lengkeng yang dibudidayakan di Indonesia ada
dua macam yaitu lengkeng lokal dan lengkeng introduksi.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengenal karakter
pertumbuhan beberapa jenis tanaman buah-buahan tahunan.
2. Mengukur diameter batang
dan cabang.
3. Mengukur panjang dan
lebar daun dari pohon terpilih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan adalah pertumbuhan ukuran (massa, panjang) secara
kuantitatif yang ihasilkan dari pertumbuhan jumlah sel dan
bersifat irreversibel (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan secara kuantitatif terhadap pengembangan tubuh organisme. Secara
umum pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot
yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan
zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami
diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah
sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Menurut Rustam (2004)
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan perubahan biologis yang terjadi
pada makhluk hidup. Menurut Syamsuri (2004) mengemukakan bahwa pertumbuhan
diartikan sebagai pertambahan jumlah sel suatu organisme dan bersifat tidak
dapat kembali. Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau organisme dapat
diartikan sebagai proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, atau
jumlah) yang sifatnya tetap dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi
semula ). Jadi, pertumbuhan merupakan suatu konsep kuantitatif yang berkaitan
dengan pertambahan massa suatu organisme. (Sri ,2008).
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji dimulai
dengan perkecambahan yaitu munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji).
Pada umumnya tanaman polongan dapat mempunyai endoperma. Cadangan makanan
disimpan dalam kotiledon (daun embrio), yang terlindungi di dalam biji pada saatberkecambah
plumula (ujung embrio atau calon kecambah) diselubungi oleh kotiledon,
sedangkan calon akar (radikula) diselubungi oleh koleoriza. Bagian batang pada
kecambah di atas kotiledon disebut epikotil dan bagian batang kecambah di bawah
kotiledon disebut hipokotil. Dalam proses perkecambahan melibatkan proses
fisiknya yaitu : terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari
potensial air rendah pada biji yang kering. Proses kimianya yaitu dengan
masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah.
III. METODOLOGI
3.1
Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan adalah pohon buah tahunan yang ada di sekitar UNIB,
seperti kelengkeng, jeruk, dan kedondong
Peralatan yang digunakan adalah caliper, meteran, ember, atau panci, air,
alat tulis, dan kertas.
3.2 Cara Kerja
1. Praktikan memilih
pohon yang diukur kemudian mencatat nama Indonesia dan nama latinya.
2. Melakukan pengukuran untuk diameter batang
dan cabang, lingkar batang, dan luas daunnya. Diameter batang diukur pada titik
sekitar 30 cm dari permukaan tanah.
3. Menghitung diameter penampang melintang
pohon, cabang, dan luas daun pohon yang
diukur. Praktikan dapat membuat tabel untuuk menambah pembacaan hasil
perhitungan.
4. Menghitung efisiensi hasil apabila masing-masing cabang
yang diukur menghasilkan buah masing-masing 5 kg, 7 kg, 9 kg, dan 15 kg.
5. Mengemukakan pendapat praktikan terhadap
hasil pengukuran dan perhitungan yang sudah dilakukan.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel variabel pengamatan tanaman disajikan sebagai berikut:
Tanaman
|
Tinggi Tanaman
(cm)
|
Diameter Batang
(cm)
|
Diameter cabang
(cm)
|
Luas kanopi
(cm)
|
Luas Daun
(cm2)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||
Kedondong
|
2,60
|
8,8
|
2,51
|
1,6
|
21,6
|
30,8
|
23
|
32
|
25,5
|
Kelengkeng
|
6,5
|
12,5
|
10,8
|
4,18
|
70
|
90
|
58
|
83
|
80,4
|
Jeruk
|
4,18
|
8,16
|
6,18
|
4,80
|
43
|
39
|
65,8
|
56,2
|
70
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan beberapa variabel,
meliputi tinggi tanaman, diameter batang, diameter cabang, luas kanopi, dan
luas daun setiap komoditi tanaman memiliki hasil yang berbeda-beda. Tanaman
kedondong memiliki batang yang lebih rendah dibandingkan tanaman jeruk dan
kelengkeng. Kemudian diameter batang tanaman kedondong lebih besar dibandingkan
tanaman jeruk dan kelengkeng. Diameter cabang dan luas kanopi pada tanaman
kedondong memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan tanaman kelengkeng dan
jeruk. Variabel luas daun tanaman kedondong rata-rata memiliki daun yang lebih
kecil dibandingkan kedua tanaman lainya.
Pengamatan variabel pada tanaman kelengkeng cukup memiliki kendala sebab tanaman memiliki
ukuran yang besar dibandingkan kedua tanaman lainya. Tanaman kelengkeng memiliki
batang yang lebih tinggi dibandingkan tanaman jeruk dan kedondong. Diameter batang tanaman kelengkeng lebih
besar dibandingkan tanaman jeruk dan kedondong. Diameter cabang pada tanaman
kelengkeng memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan tanaman kelengkeng dan
jeruk. Luas kanopi tanaman kelengkeng memiliki ukuran yang lebih besar dari
tanaman kedondong namun lebih kecil dibandingkan tanaman jeruk. Variabel luas
daun tanaman kelengkeng rata-rata memiliki daun yang lebih besar dibandingkan
kedua tanaman lainya.
Pengamatan yang terakhir yaitu pada tanaman jeruk.
Tanaman jeruk memiliki batang yang lebih tinggi dibandingkan tanaman kedondong
namun lebih rendah dibandingkan tanaman kelengkeng. Diameter batang tanaman jeruk lebih kecil
dibandingkan tanaman kelengkeng dan kedondong. Diameter cabang pada tanaman
kelengkeng memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan tanaman kedongong
namun lebih kecil dibandingkan tanaman tanaman kelengkeng. Luas kanopi tanaman jeruk
memiliki ukuran yang lebih besar dari tanaman kedondong dan kelengkeng.
Variabel luas daun tanaman jeruk rata-rata memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan tanaman kedondong tetapi lebih rendah dibandingkan tanaman
kelengkeng. Perbedaan hasil setiap variabel disebabkan dari beberapa faktor
yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi suhu, pH, jenis
tanah, ketersediaan unsur hara, jenis tanah, cahaya, dan kelembaban. Faktor
internal meliputi umur tanaman, hormon, dan genotipe.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Setiap komoditi tanaman buah
memiliki karakter pertumbuhan yang berbeda-beda. perbedaan tersebut disebabkan
oleh faktor eksternal seperti suhu, pH, kelembaban, ketersediaan unsur hara,
jenis tanah, dan cahaya. Sedangkan faktor internal meliputi umur tanaman,
hormon, dan genotipe tanaman. Tanaman kelengkeng merupakan tanaman yang
memiliki karakter tumbuh paling tinggi dibandingkan tanaman kendondong dan
tanaman jeruk.
2. Diameter batang yang paling
besar yaitu tanaman kedondong sedangkan diameter cabang yang paling tinggi
yaitu tanaman kelengkeng. Perbedaan tersebut disebabkan karena umur tanaman
kedua tanaman berbeda.
3. Variabel luas daun dari
ketiga tanaman memiliki hasil yang berbeda. Rata-rata luas daun yang paling
tinggi terdapat pada tanaman kelengkeng.
DAFTAR PUSTAKA
Pujianto,
S. 2008. Pengaruh Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Biji Kacang Hijau. Jakarta : Grafika Pena.
Rustam.2004.Bertanam Kacang Hijau. Penyebar Swadaya:
Jakarta.
Syamsuri. 2004. Seribu Pena Biologi SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar