LAPORAN PRODUKSI TANAMAN REMPAH DAN OBAT
ACARA VI
PEMBUATAN KAPSUL BUBUK
Oleh :
NAMA
: Nico
Dwi Ardiyansah
NPM : E1J013079
Shift :
Senin pukul 08:00-10.00 wib
Dosen
:
Ir. Entang Inoriah,M.P.
Coas : Sari
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang
dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah,
meringankan ataupun menyembuhkan penyakit. Obat adalah bahan atau paduan
bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosa,mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau untuk memperelok badan atau bagian badan manusia (SK Menkes
RI No. 90/Kab/B.VII/1971).
Berdasarkan dafinisinya, fungsi obat adalah : 1. Bahan
yang digunakan untuk diagnosa 2. Bahan yang digunakan untuk pencegahan 3. Bahan
yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit 4. Bahan
yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit 5. Bahan yang digunakan untuk
menyembuhkan gangguan fungsi tubuh 6. Bahan yang digunakan untuk memperelok
badan atau bagian badan (kosmetika) Bentuk-bentuk sediaan dari obat yaitu
tablet, suspensi, kapsul, emulsi, pil, sirup, serbuk, kelarutan, salep, obet
tetes, krim, gel, dan lain masih banyak bentuk sediaan lainnya.
Menurut cara penyiapannya ada obat yang jadi dan ada obat
racikan. Menurut legalitasnya obat ada obat yang terdaftar dan ada obat yang
palsu. Cara memperoleh obat dengan tanpa resep dokter, dengan resep dokter dan
dengan apoteker (DOWA). Obat mempunyai khasiat yang bermacam-macam, yaitu :
obat analgesic-antipiretik, obat antidiare, obat antihipertensi, obat anti
cacing, obat antimalaria, obat anti TBC (OAT), obat anti amoeba, obat
antianemia, dan masih banyak khasiat lainnya.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat
dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari
gelatin; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Kapsul
keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang kapsul bagian
badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini akan saling
menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi bagian
badan kapsul.
Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti mudah mengalami
peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau bila disimpan dalam
larutan berair . Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul gelatin
menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang rendah.
1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa
dapat memahami cara pembuatan kapsul bubuk dan ekstrak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kapsul
adalah sediaan padat yang terbungkus dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Sediaan ini dibuat untuk mengemas racikan obat yang terdiri dari
beberapa macam bahan dengan dosis yang sesuai. Istilah kapsul berasal dari
bahasa latin “capsula” yang berarti kotak kecil. Pada abad XIX ada masalah dengan rasa dan bau
obat yang tidak enak, khususnya herbal sehingga diciptakannya kapsul. Sediaan
dalam bentuk kapsul sangat menguntungkan karena rasa dan bau yang tidak
mengenakkan, dapat tertutupi sehingga semakin mudah untuk ditelan atau
dikonsumsi. Selain itu juga, lebih cepat mengerjakannya dibanding sediaan lain
berupa tablet dan pil yang memerlukan zat tambahan. Disamping bentuknya yang
menarik dan praktis, keuntungan lainnya dari sediaan kapsul yaitu, dokter dapat
mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda sesuai kebutuhan
pasien (Ansel &
Prince, 2006).
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus
cangkag kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan
atau tanpa zat tambahan lain (Anonim, 1979). Dalam Formularium
Nasioanl, kapsul didefinisikan sebagai sediaan berupa serbuk yang diisikan
dalam cangkang kapsul atau berupa cairan, setengah padat yang dibungkus dengan
kapsul dasar (Daigo, 1998).
Bentuk kapsul bermacam – macam, misalnya bulat,
oval, panjang, dan silinder. Biasanya kapsul dibuat dari gelatin USP yang
dikeruhkan dengan TiO2 (putih) dan diberi warna bervariasi
sesuai dengan yang diinginkan untuk membedakan isinya. Biasanya tutup wadahnya
diberi warna yang berbeda. Ukuran kapsul juga dibedakan oleh panjang dan
diameter dari kapsul yang dinyatakan dalam angka – angka. Kapasitas muatannya
tergantung dari jenis zat yang dimasukkan. Biasanya bila voluminius,
kapasitasnya lebih kecil (Chaerunnisa, dkk, 2009).
Kebanyakan kapsul – kapsul yang beredar di
pasaran adalah kapsul yang semuanya dapat ditelan oleh pasien untuk keuntungan
dalam pengobatan. Kapsul gelatin keras merupakan jenis yang digunakan oleh ahli
farmasi dalam menggabungkan obat – obat. Kapsul gelatin lunak mengandung lebih
banyak uap air daripada kapsul keras, sehingga pada pembuatannya ditambah bahan
pengawet untuk mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. Persiapan pengisian
kapsul dapat dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah persiapan dan
pengembagan formulasi serta pemilihan ukuran kapsul. Kedua, pengisian cangkang
kapsul. Ketiga, pembersihan dan pemolesan kapsul (Ansel, 1989).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Bahan Dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan meliputi macam-macam simplisia, miller
blender, ayakan lobang 80 mesh, panci perebus, kapsul kosong, papan isi kapsul,
botol kemas.
3.2
Prosedur Kerja
1.
Menggiling semua bahan yang telah disiapkan sampai halus 80
mesh.
2.
Mengayak dengan menggunakan penyaring yang steril.
3.
Setelah bahan yang disaring tertampung, memasukan bahan
serbuk ke dalam kapsul. Kapsul biasanya digunakan yaitu berukuran 500 mg.
4.
Cara mengisi kapsul
a. Melepaskan kapsul kosong
dari pasanganya.
b. Memasukan badan kapsul ke
dalam papan kapsul.
c. Menaburkan serbuk ke atas
papan kapsul.
d. Memasukan serbuk ke kapsul,
hingga terisi penuh.
e. Menutup badan kapsul dengan kepala
kapsul, didorong hingga bunyi “klik” .
(Mahendra, 2006);.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan
pembuatan kapsul disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Pembuatan kapsul
serbuk.
|
|
|
|
|
|
|
|
4.2 Pembahasan
Untuk pembuatan kapsul dibutuhkan alat-alat seperti
seperangkat alat dalam pembuatan kapsul, lalu kapsul yang praktikan gunakan
adalah kapsul kosong dengan ukuran (0). Proses pengolahan Toga
menjadi Kapsul serbuk diawali dengan sortasi yaitu proses
untuk memisahkan bahan yang berguna dan tidak berguna. Untuk simplisia yang
masih mengandung debu atau tanah dibersihkan dengan menggunakan mesin hembus. Sedangkan
bahan yang mengandung pasir dapat menggunakan saringan.
Pembuatan kapsul serbuk tanaman
obat dimulai dari proses panen dalam bentuk segar. Bahan segar lalu dijemur
selama 2—3 hari untuk mengurangi kadar air hingga 20 %. Untuk menghindari
kendala seperti turun hujan, pengeringan bisa dilakukan dengan membuat alat
pemanas besar berbentuk rak bertingkat. Sebagai sumber panas digunakan tungku
berbahan bakar batu bara atau arang. Biasanya pengeringan dengan cara ini
membutuhkan waktu 1 hari. Oleh karena itu, lebih efektif untuk mengeringkan
dengan tungku pemanas berbahan kaleng atau logam antikarat daripada menjemur di
bawah terik matahari.
Setelah dikeringkan dalam tungku atau dijemur, bahan tanaman
obat bisa dikeringkan dalam oven dengan panas 50oC hingga kadar
airnya tinggal 15 % atau saat diraba sudah berbunyi kresek atau kering. Selesai
proses oven, secepatnya digiling halus dengan menggunakan gilingan tepung atau
gilingan simplisia. Selanjutnya bahan diayak untuk mendapatkan serbuk herbal
yang rata dan halus. Serbuk dapat langsung dimasukkan ke dalam kapsul yang
kosong atau dapat disimpan dalam tempat seperti toples yang kedap udara guna
menghindari masuknya bakteri atau virus sejenis mikroba yang tidak diinginkan.
Setelah dimasukkan ke dalam kapsul ukuran @ 500 mg atau (0),
bahan langsung dikemas ke Dalam plastik lalu disegel agar tidak ada udara yang
dapat masuk. Jangan lupa mencantumkan masa kadaluarsa dan mendaftarkan di BPOM.
Dengan begitu, proses pengolahan toga menjadi kapsul
serbuk bisa diselesaikan.
Jika kita lihat proses pembuatan kapsul ini sebenarnya
tidaklah terlalu rumit, karena bahan-bahan yang digunakan relative mudah
dicari, murah, prosesnya cukup sederhana, waktu relative singkat, nilai
komersialnya tinggi, namun alat-alat yang digunakan relative mahal. Hal ini
terjadi karena lokasi penjualan yang jauh dan sulit dicari. Tentunya lanjutan
rentang pembuatan kapsul dan formulasi yang paling baik untuk menyembuhkan
suatu penyakit tertentu, jadi secara umum pembuatan kapsul tidak terlalu rumit
dan perlu dikembangkan. Pembuatan kapsul pada praktikum kali ini yaitu
memasukan sebuk daun prasmanan dan cengkeh lalu mengemasnya kedalam plastik
untuk disimpan dan digunakan sesuai keperluan. Obat ini umumnya bermanfaat
untuk mengobati kuku dan menjaga kesehatan kuku.
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan
praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pembuatan kapsul
umumnya tidak memerlukan peralatan khusus dan dapat dilakukan semua kalangan.
Serbuk simplisia yang dimasukan kapsul
harus memiliki kadar air yang rendah dan tidak terkontaminasi jamur. Kapsul
yang dibuat memiliki isi berupa daun prasmanan yang bermanfaat bagi kesehatan
kuku.
2. Pembuatan
ekstrak daun prasmanan dilakukan untuk berbagai keperluan salah satunya untuk
mempercantik kulit (hena). Ekstrak yang dibuat umumnya tidak terlalu menggumpal
sehingga dapat atau mudah diaplikasikan ke kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C.,
1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Ansel, H.C. & Prince,
S.J., Kalkulasi Farmasetik (Panduan Untuk Apoteker), Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Chaerunnisaa, A.Y., 2009, Farmasetika Dasar, Widya Padjadjaran, Bandung.
Daigo (K) (1998 )
Pharmacologycal Studys of sodium alginate 1. Protective Effect of Sodium
Alginate on Mucous Membrane of Upper Gastrointestional Track.
Mahendra. 2006. Panduan Meracik
Herbal. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar